Tips Trik Packing untuk Travelling

Ambon Manise. Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Packing untuk perjalanan bisa menjadi tugas yang menantang, terutama jika sampeyan ingin bawa barang-barang penting tanpa bikin koper terlalu berat.

Sebelum mengecek tips trik berikut, pastikan sampeyan bawa tas atau koper yang sesuai ukuran untuk travelling; apakah durasi singkat (maks 3 hari), durasi menengah (maks 1 minggu), durasi panjang (10 hari lebih).

Berikut ini beberapa tips dan trik yang bisa membantu sampeyan packing dengan efisien dan efektif.

1. Bikin Daftar atau List Barang-barang

Sebelum mulai packing, buat daftar atau list barang-barang yang perlu dibawa. Ini membantu memastikan nggak ada yang terlupakan atau bikin sampeyan bawa barang yang nggak perlu.

2. Pakaian Serba Guna

Pilih pakaian yang bisa dipadukan dengan berbagai outfit. Misalnya, pilihlah kaus atau celana yang bisa dipakai lebih dari sekali dengan kombinasi berbeda.

3. Gunakan Teknik Melipat atau Gulung

Melipat pakaian secara tradisional atau menggulungnya dapat menghemat ruang dalam koper. Teknik gulung juga membantu mengurangi kerutan pada pakaian.

4. Manfaatkan Packing Cubes

Packing cubes atau kantong pemisah membantu mengatur barang-barang sampeyan dengan lebih rapi dan memudahkan kita menemukan barang tertentu tanpa harus mengeluarkan semuanya.

5. Gunakan Kantong Vakum untuk Pakaian Tebal

Jika sampeyan bawa pakaian tebal seperti jaket atau sweater, gunakan kantong vakum untuk mengompresnya sehingga lebih hemat tempat.

6. Bawa Toiletries Ukuran Travel

Alih-alih membawa botol besar, pindahkan toiletries ke botol kecil berukuran travel. Ini menghemat ruang dan sesuai dengan aturan penerbangan untuk cairan.

7. Bawa Sepatu Secukupnya

Batasi jumlah sepatu yang sampeyan bawa. Pilih sepatu yang nyaman dan cocok untuk berbagai kegiatan. Letakkan sepatu di bagian bawah koper dengan barang lain di dalamnya untuk menghemat ruang.

8. Manfaatkan Ruang Semaksimal Mungkin

Isi ruang kosong dalam koper dengan barang-barang kecil seperti kaus kaki, pakaian dalam, atau aksesori. Ini membantu mengoptimalkan penggunaan ruang.

9. Bawa Barang Penting di Tas Tangan

Simpan barang-barang penting seperti dokumen perjalanan, obat-obatan, dan barang elektronik di tas tangan. Ini mencegah kesulitan jika koper sampeyan masih belum bisa dibuka atau di bagasi bawah.

10. Laundry Bag

Bawa kantong khusus untuk pakaian kotor. Ini membantu memisahkan pakaian bersih dan kotor serta menjaga koper tetap rapi selama perjalanan.

Dengan mengikuti tips dan trik ini, sampeyan bisa packing dengan lebih terorganisir dan efisien. Travelling pun jadi lebih nyaman dan bebas stres. Happy Travelling 🤩

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Bahagiamu, Tanggung Jawabmu…!

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Kebahagiaan itu sesuatu yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Kebahagiaan versi saya, jadi tanggung jawab masing-masing. Bentuk kebahagiaan pun sangat bermacam-macam.

Kita bisa cek dari pertanyaan, “Apa yang bikin kamu bahagia?”

Nah, jawaban dari pertanyaan itu akan membantu kita untuk mendefinisikan kebahagiaan sesuai standar masing-masing. Dulu ketika masih kesulitan ekonomi, saya berpikir bahwa orang-orang kaya itu pasti bahagia. Setelah saya nyebur di dunia sinetron dan film, jumpa banyak sekali produser, artis, model, penyanyi, pengusaha kaya, pejabat dll publik figur yang kaya, lhoh mereka kok masih aja punya masalah. Hanya masalahnya bukan lagi uang, tapi beragam. Semakin kaya seseorang, semakin kompleks pula masalahnya. Ternyata mereka nggak selalu bahagia seperti yang saya pikirkan.

Saat itu saya melihat bahwa kebahagiaan tergantung respon kita pada berbagai situasi. Kita nggak selalu bisa mengontrol apa yang terjadi, tapi kita bisa memilih cara bereaksi terhadapnya.

Misalnya, ketika menghadapi situasi sulit, kita bisa memilih untuk tetap bersikap positif dan mencari solusi, daripada meratapi nasib. Dengan sikap optimis, kita bisa membuka peluang baru dari kesulitan tersebut.

Karena itulah, wes sejak lama saya memutuskan “bahagia” apapun keadaannya. Masih kekurangan ini itu, kalau saya happy, gembira, rasanya semua ya baik-baik. Hidup saya saat itu mungkin banyak kekurangan, tapi rasanya kok ya ringan saja.

Saya sudah menerima kondisi dan saat itu standar kebahagiaan saya sederhana saja. Kalau penghasilan saya cukup untuk seluruh kebutuhan, masih bisa “sedikit saja” menabung dan piknik, itu sudah lebih dari cukup untuk bergembira setiap hari. Meski beban pekerjaan di industri sinetron dan film nggak ringan.

Setiap individu memiliki definisi kebahagiaan yang berbeda. Bagi sebagian orang, kebahagiaan mungkin datang dari pencapaian karier. Bagi yang lain, mungkin datang dari hubungan yang harmonis dengan keluarga.

Siapapun boleh bikin standar kebahagiaan masing-masing. Tapi saya melihat, makin sedikit keinginan dan harapan, makin mudah bagi kita untuk bahagia. Ini berbeda dengan cita-cita ya, kalau ini wajib setinggi langit, kaki kita yang harus tetap membumi biar nggak jadi haluu….

Daripada memikirkan akan bahagia nanti kalau… (yang belum tentu kesampaian), kenapa nggak memutuskan saja untuk bahagia sekarang? Dengan mensyukuri dan bersuka cita dengan semua yang kita miliki saat ini?

Kita nggak perlu menggantungkan kebahagiaan pada orang lain atau keadaan eksternal. Ini adalah bentuk kesadaran bahwa kebahagiaan itu kita yang menentukan. Saya pun tegas pada diri sendiri, apapun yang nggak bikin happy, ya wes tinggalkan saja.

Tentu dengan berbagai konsekuensi. Misal, saya pernah bekerja berbulan-bulan dalam kondisi yang bikin depresi, tapi saya nggak bisa meninggalkan begitu saja. Ada tanggung jawab keuangan yang harus saya pikul. Cari kerja di tempat lain yang membayar hampir 3 digit sebulan, itu bukan hal mudah. Jadi saya kompromi dan mencari celah yang bikin saya happy di lingkungan kerja yang berat itu.

Ketika kita melepaskan harapan pada orang, benda, atau situasi tertentu yang akan bikin kita bahagia, kita jadi lebih mandiri secara emosional. Kita lebih mudah bahagia. Pada saat kita melepaskan ketergantungan pada apapun, kita belajar untuk bertanggung jawab pada kebahagiaan masing-masing.

Misalnya, daripada menunggu pengakuan dari orang lain untuk merasa dihargai, kita bisa mulai dengan menghargai diri sendiri. Dengan menerima diri kita apa adanya, menghargai pencapaian kecil maupun besar, kita bisa menciptakan kebahagiaan yang terus menerus.

Lepaskan saja harapan terhadap diri sendiri atau orang lain. Kalau banyak harapan, kita cenderung merasa kecewa ketika realitas nggak sesuai harapan. Bukan berarti kita menurunkan standar, tapi lebih pada memiliki harapan yang seimbang dan realistis. Dengan menerima bahwa hidup nggak selalu berjalan sesuai rencana, kita dapat lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan. Kita lebih mudah happy dalam berbagai situasi yang nggak terduga.

Percayalah, kebahagiaan nggak harus datang dari pencapaian besar. Kebahagiaan bisa kita temukan pada momen-momen sederhana. Misalnya, menikmati secangkir kopi di pagi hari, berjalan-jalan di taman, atau bersama orang-orang tercinta.

Dengan melatih diri untuk menghargai hal-hal kecil dalam hidup, kita dapat meningkatkan perasaan bahagia secara keseluruhan. Kita bisa bersyukur pada momen-momen kecil yang tampaknya sepele, tapi bisa saja luar biasa bagi orang lain.

Dengan rasa syukur, kita melatih fokus pada hal-hal positif dalam hidup. Setiap hari, mari kita luangkan waktu untuk bersyukur. Mensyukuri hal-hal sederhana; seperti memiliki tempat tinggal, makanan yang cukup, atau hubungan yang baik dengan orang lain.

Kalau saat ini kamu merasa nggak bahagia karena kurang ini itu, belum begini begitu, masih harus begono begunu, stop. Hentikan saja. Mulailah berhitung apa saja yang sudah kamu miliki. Ingat-ingat apa saja yang sudah kamu capai. Hitung perbaikan hidupmu dari tahun ke tahun.

Cek betapa kesehatanmu itu nggak murah. Keluarga yang rukun damai, itu kebahagiaan yang belum tentu dimiliki setiap rumah tangga. Anak-anak yang sehat dan sekolah baik. Pekerjaan yang mapan. Rumah yang tenang. Kendaraan yang memadai. Tetangga-kawan-kerabat yang baik. Ibadah bisa khusyuk. Makan enak, tidur nyenyak, pakaian layak. Dll yang semuanya sangat berharga.

Dari begitu banyak nikmat itu, kamu masih merasa nggak bahagia hanya karena berpikir kalau pakai berlian besar, pasti bahagia? Coba saja tanyakan pada perempuan yang sudah memakainya. Mungkin saja lho, dia iri dengan anak-anak sehat dan lucu yang kamu miliki!

Kebahagiaan itu tanggung jawab pribadi. Mari kita bersikap positif, menghargai hal-hal kecil, mengelola harapan, hingga membangun hubungan yang sehat demi kebahagiaan. Kebahagiaan itu proses, perjalanan panjang, bukan tujuan akhir.

Dengan mengambil tanggung jawab atas kebahagiaan, kita bisa menjalani hidup penuh kegembiraan dan rasa syukur. Bahagiamu, tanggung jawabmu!

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Kalau Hidupmu Terasa (Nggak) Mudah

Salah satu sisi Ka’bah. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Setiap orang pasti akan menjalani ujian hidupnya masing-masing. Nggak ada satu orang pun yang terlepas dari ujian. Kita ngelihat orang lain hidup lebih enak daripada kita; orang lain pun ngelihat kita lebih enak daripada mereka. Orang Jawa bilang urip mung sawang sinawang, hidup hanya saling melihat.

Berikut ini jenis-jenis ujian dalam hidup:

Ujian Harta
Kekurangan atau kehilangan harta seringkali menjadi ujian yang berat bagi banyak orang. Allah menguji manusia untuk melihat apakah mereka bersyukur atau kufur terhadap nikmat yang diberikan.

Ujian Kesehatan
Penyakit atau kondisi kesehatan yang buruk adalah ujian yang menuntut kesabaran dan keikhlasan dalam menerima takdir Allah.

Ujian Jiwa
Kesedihan, kehilangan orang yang dicintai, atau tekanan mental adalah ujian yang memerlukan kekuatan iman dan dukungan dari Allah.

Ujian Keimanan
Terkadang, Allah menguji keimanan seseorang dengan berbagai godaan duniawi yang dapat menjauhkan mereka dari jalan-Nya.

Beragam ujian itu sepertinya sudah pernah saya alami. Sebenarnya ujian harta itu paling ringan, tapi juga paling krusial dalam kehidupan dan versi saya ini paling berat. Karena kalau hartanya aman, berkecukupan, ujian-ujian lainnya insyaallah lebih mudah dihadapi. Misalnya merasa mau sakit, sudah bisa cepat-cepat ke dokter dan membeli obat terbaik. Kalau sedang sedih, tapi punya cukup uang, nangisnya itu bisa di depan Ka’bah; bukan sekedar di kamar, dll.

Dalam masa-masa sulit ekonomi dan semuanya terasa nggak mudah bagi saya dulu, ndilalahnya kok saya ketemu guru ngaji yang baik. Beliau memberi nasihat yang menenangkan hati.

Nggak menceramahi saya dengan berbagai dalil agama untuk sabar, tawakal, iman seperti banyak guru agama lainnya; tapi beliau meminta saya untuk mengecek, mengukur diri sendiri; apa yang nggak benar sehingga ada ujian yang begitu berat.

Menurutnya kalau sampai urusan kebutuhan dasar kita saja (makan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan anak, kendaraan untuk wira wiri kerja, sarana dasar kerja, dll) nggak mudah terpenuhi dalam waktu yang lama; hutang-hutang, dll masalah ekonomi; pasti ada yang nggak beres dalam hubungan kita dengan Allah, sesama manusia, dan semesta.

Saya (termasuk keluarga) diminta untuk koreksi diri. Karena kan itu masalah kolektif keluarga. Jadi pasti semua anggota keluarga terlibat dalam kesalahan-kesalahan (dosa-dosa) baik langsung maupun nggak langsung.

Berikut ini hal-hal yang dinasihatkan dan sudah saya ubah bahasanya menjadi lebih sederhana agar mudah dipahami.

Pertama, kembali bersyahadat menyatakan diri sebagai seorang muslim. Bisa jadi ada ucapan, tindakan kita yang nggak sadar membuat kita keluar jalur dari ajaran dan aturan Islam.

Kedua, istighfar, sholat taubat; mohon ampun sesungguhnya kepada Allah. Sering kali ujian datang karena banyaknya dosa kita, sadar atau nggak sadar. Sering kali kita itu meremehkan dosa-dosa kecil yang tahu-tahu menggunung.

Ketiga, cek sholatmu. Sholat fardu, apakah sudah baik, tepat waktu? Termasuk dengan qabliyah dan ba’diyahnya (sholat sunnah sebelum dan sesudah fardu).

Lalu cek juga sholat Dhuha dan Tahajud. Kalau ini sudah aman, ya berarti ujian itu pasti akan sebentar saja.

Keempat, cek ngajimu. Kalau biasanya 1 juz 1 hari apakah masih konsisten atau sudah bolong-bolong? Atau malah ditinggalkan sama sekali?

Kelima, cek hubungan baik dengan orang tua, mertua, saudara, dan ipar-ipar. Apakah semua baik atau banyak gasruknya?

Kalau baik, alhamdulillah. Kalau gasruk, ya harus diperbaiki. Minta maaf, memaafkan, dan membangun kembali silaturahmi yang baik.

Keenam, cek hubungan dengan tetangga, teman, kerabat. Konon sia-sia kalau kamu rajin sholat, ngaji, dll ibadah, tapi tetanggamu, temanmu, kerabatmu, nggak aman dari lidah dan tanganmu. Artinya banyak berbuat jahat kepada mereka. Ini ya kudu diperbaiki.

Cek juga hubungan dengan semesta. Apakah suka menganiaya binatang nggak bersalah (kucing, anjing, ayam, dll). Termasuk juga nggak menyiram, merawat tanaman yang ditanam di rumah.

Ketujuh, cek-cek zakat dan sedekahmu. Kapan terakhir bayar zakat? Kapan terakhir kali bersedekah? Kalau sudah nggak ingat, ya itulah salah satu sumber kefakiran, kesulitan rezeki. Jadi kudu dibenahi.

Toh sedekah nggak harus uang atau materi. Bisa juga dengan ilmu, tenaga, dll yang membantu orang.

Kedelapan, menerima mensyukuri ujian sebagai bagian takdir Allah. Wes nggak usah protes, nggak usah mengeluh sana sini. Terima, hadapi, syukuri dengan ikhlas.

Kesembilan, sebagai bentuk lahiriah usaha mendapatkan rezeki ya harus kerja. Cari kerja sebanyak mungkin, sebaik mungkin, dan pasrahkan hasilnya pada Allah.

Kesepuluh, doa, sabar dan tawakal. Kalau semuanya sudah dilakukan, ya tinggal berdoa, sabar dan tawakal. Allah akan membuka jalan dari berbagai sisi yang nggak bisa kita pikirkan.

Badai pasti berlalu, ujian pasti akan berakhir dan berganti dengan kelapangan, kemudahan, kebahagiaan.

Ya, sepanjang waktu itu saya dan bersaudara memberesi diri kami dari dalam. Bekerja keras iya, tapi kami lebih banyak beberes urusan “internal” yang disebutkan guru saya.

Sejak itu pula pertolongan Allah datang dengan beragam cara untuk membereskan urusan-urusan kami. Kalau saya mikirin ulang, nggak sanggup rasanya membereskan begitu banyak utang, kesulitan biaya hidup, kesulitan bayar sekolah, dll masalah materi.

Toh memperbaiki hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan semesta itulah yang jadi kunci memudahkan kehidupan kita. Semua masalah rasanya terselesaikan begitu saja.

Jadi sekarang ini, kalau saya menemui sesuatu yang terasa sulit, nggak mudah, ya kudu cek ricek point-point di atas. Mana yang bolong, sehingga memungkinkan ada ujian-ujian lagi.

Kalau memang semua sudah aman terjaga baik, saya berbaik sangka saja pada Allah. Mungkin ada hal-hal yang tidak saya tahu dan tidak bisa digantikan dengan lainnya, kecuali saya harus menanggung dan menjalani ujian tertentu.

Ya Allah, saya mohon perlindungan dan penjagaanMu lahir batin dunia akhirat untuk seluruh keluarga besar kami, kerabat, sahabat, dan tetangga. Ya Rasulullah, saya mohon syafaatmu untuk kami semua kelak di hari kiamat. Amin YRA.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Duo Bocil

Duo Bocil. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Sebenarnya bukan tanpa alasan kalau pas ulang tahun kemarin, akhirnya saya mau keluar rumah dengan duo bocil, keponakan saya yang di Jogja ini.

https://www.facebook.com/share/p/15qJTo1Zas

Pas malam tahun baru, mereka ngajakin lihat kembang api; saya menolak dan memilih tidur lebih awal. Seharian kerja karena kampus nggak libur.

Kalau mereka lihat kembang api, jam satu atau dua dini hari mereka baru tidur. Pas tahun baruan, pasti mereka bangunnya lumayan siang. Kali ini rupanya nggak begitu. Jam delapan pagi mereka wes bangun dan ngajakin saya piknik. Weleh, tahun baruan ke tempat wisata di Jogja pulak. Jelas macet dan ramenya. Saya emoh, karena ada laporan yang harus saya bereskan.

Lalu kedua bocil itu wes masuk sekolah. Nggak terasa ujug-ujug wes tanggal 11, Sabtu, mereka libur pula. Begini begitu, akhirnya saya sepakat keluar dengan mereka. Sebenarnya bukan sekedar karena ada kerjaan pas menolak pergi. Kalau keluar sama mereka ini; pasti wajib siapin uang bensin, parkir mobil (mo 5 rb atau 10 rb tetep kudu dibayar pake duit, bukan pake janji cinta apalagi PHP 😆😅), charge makan-makan, tiket wisata (dan atau) wahana, belum kalau ada barang lucu atau apalah yang mereka mau beli di tempat wisata. Wes….

Kalau ibunya (ipar saya) wes bisa tegas sama duo bocil ini. Di luar rencana atau program keluarga, mo apa-apa harus pake duit mereka sendiri. Nah kalau ayahnya (adik kandung saya) wes jelas gak bisa. Apa-apa iya, beli ini itu yo boleh.

Saya tahu, adik saya ini seperti saya dan saudara- saudara kandung lainnya. Dendam pada masa lalu kami yang gak mudah piknik, gak bisa beli makanan atau mainan ini itu. Jadi anak-anaknya apa-apa boleh. Saya pada ponakan-ponakan yo begitu. Tapi lebih terkendali, nggak setiap kali “iya” sama permintaan mereka.

Cuman ya bocor lagi kalau pakdenya (adik lelaki saya lainnya) yang tinggal di Jakarta datang. Nggak cuma duo bocil ini, tapi pada ponakan lainnya. Semua ditanyain mau beli apa, mau piknik ke mana. Biyuu wes bubar lah semua aturan 😆😅 Bocil-bocil itu pun seperti dapat durian emas boleh minta ini itu 🤣 Ya begitulah bocil. Gembira betul bisa dolan-dolan, beli ini itu sesukanya.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Apakah Belajar Menulis, Wajib Memiliki Mentor?

Diskusi tentang penulisan buku. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Belajar menulis adalah proses yang penuh tantangan dan kepuasan. Banyak orang yang tertarik untuk menjadi penulis, baik itu penulis fiksi, non-fiksi, artikel, maupun blog.

Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah wajib memiliki mentor untuk sukses dalam belajar menulis?

Kali ini saya akan membahas pentingnya mentor dalam proses belajar menulis, manfaat dan tantangannya, serta apakah mentor benar-benar menjadi faktor penentu keberhasilan dalam menulis.

Pentingnya Mentor dalam Belajar Menulis
Mentor adalah seseorang yang memiliki pengalaman lebih dalam bidang tertentu dan bersedia membagikan pengetahuan serta pengalamannya kepada orang lain.

Dalam konteks menulis, mentor bisa berupa penulis yang lebih senior, editor, atau profesional lainnya di bidang literasi.

Kehadiran mentor dalam proses belajar menulis dapat memberikan banyak manfaat.

Panduan dan Arahan
Seorang mentor dapat memberikan arahan yang jelas tentang apa yang perlu ditingkatkan dalam tulisan seseorang.

Mereka bisa membantu penulis pemula memahami struktur cerita, gaya bahasa, dan teknik menulis yang efektif.

Feedback Konstruktif
Salah satu aspek paling berharga dari memiliki mentor adalah mendapatkan feedback yang jujur dan konstruktif.

Mentor dapat menunjukkan kelemahan dalam tulisan dan memberikan saran tentang cara memperbaikinya. Feedback ini sangat penting untuk perkembangan penulis.

Motivasi dan Dukungan
Menulis bisa menjadi proses yang menantang dan terkadang membingungkan.

Mentor dapat memberikan dukungan moral dan motivasi untuk tetap menulis, terutama ketika penulis merasa putus asa atau kehilangan arah.

Manfaat Memiliki Mentor
Memiliki mentor dalam belajar menulis membawa sejumlah manfaat yang dapat mempercepat proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas tulisan.

Akses ke Pengalaman dan Pengetahuan
Mentor yang berpengalaman memiliki banyak pengetahuan dan wawasan yang tidak dapat ditemukan di buku atau kursus online.

Mereka bisa berbagi trik dan strategi yang telah mereka pelajari selama bertahun-tahun.

Pembelajaran yang Dipersonalisasi
Dengan bimbingan mentor, proses belajar menjadi lebih terarah dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kelemahan individu.

Mentor dapat memberikan latihan dan tantangan yang spesifik untuk membantu penulis mengembangkan keterampilannya.

Jaringan dan Peluang
Mentor sering kali memiliki jaringan luas di industri penerbitan atau komunitas penulis.

Mereka dapat membuka pintu bagi penulis pemula untuk berkenalan dengan editor, agen literatur, atau bahkan penerbit.

Tantangan dan Kekurangan Memiliki Mentor
Meskipun memiliki mentor memiliki banyak manfaat, ada juga beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan.

Kompatibilitas atau Kecocokan
Tidak semua mentor cocok dengan gaya belajar setiap individu. Ketidakcocokan antara mentor dan murid bisa menjadi penghalang dalam proses belajar.

Ketergantungan
Terlalu mengandalkan mentor bisa menjadi masalah jika penulis tidak belajar untuk mandiri.

Penting bagi penulis untuk tetap mengembangkan kemampuan kritis dan evaluasi diri mereka.

Aksesibilitas
Tidak semua penulis memiliki akses mudah ke mentor yang berkualitas. Mencari mentor yang tepat bisa memakan waktu dan kadang-kadang biaya.

Apakah Mentor Benar-Benar Wajib?
Pertanyaan yang muncul adalah, apakah mentor benar-benar wajib untuk belajar menulis?

Jawabannya tergantung pada individu dan tujuan mereka dalam menulis.

Belajar Secara Otodidak
Banyak penulis yang belajar menulis secara otodidak melalui membaca buku, mengikuti kursus online, dan berlatih menulis secara konsisten.

Mereka memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara gratis atau dengan biaya terjangkau.

Kemandirian dalam Belajar
Penulis yang mampu belajar secara mandiri biasanya mengembangkan keterampilan analitis yang kuat.

Mereka belajar dari kesalahan mereka sendiri dan terus-menerus mencari cara untuk memperbaiki tulisan mereka.

Komunitas Penulis
Bergabung dengan komunitas penulis, baik online maupun offline, dapat menjadi alternatif yang bagus untuk mentorship.

Dalam komunitas ini, penulis dapat saling berbagi pengalaman, memberikan feedback, dan mendukung satu sama lain.

Jadi, meskipun memiliki mentor dapat mempercepat proses belajar menulis dan memberikan banyak manfaat, mentor bukanlah satu-satunya jalan menuju kesuksesan menulis.

Banyak penulis yang berhasil tanpa bimbingan mentor formal dengan mengandalkan sumber daya yang ada, praktik yang konsisten, dan kemauan untuk terus belajar.

Oleh karena itu, apakah mentor wajib atau tidak dalam belajar menulis sangat bergantung pada kebutuhan, preferensi, dan gaya belajar masing-masing individu.

Yang terpenting adalah komitmen untuk terus berkembang dan memperbaiki diri dalam proses menulis. Selamat berproses dengan kegiatan menulis!

Mau pesan buku panduan penulisan atau ikut kelas privat? Contact wa.me/6281380001149

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Gaya Hidup Sesuai Kemampuan Finansial

Raja Ampat. Foto hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Dalam era modern, gaya hidup menjadi cerminan identitas dan status sosial seseorang. Namun, banyak orang yang terjebak dalam tekanan sosial untuk menunjukkan gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Akibatnya, mereka sering kali mengalami stres, utang, dan ketidakstabilan ekonomi.

Kali ini saya akan menshare pentingnya menjalani gaya hidup sesuai kemampuan finansial, langkah-langkah untuk mencapainya, serta manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh.

1. Memahami Konsep Gaya Hidup Sesuai Kemampuan Finansial

    Gaya hidup sesuai kemampuan finansial adalah menjalani kehidupan dengan pengeluaran yang seimbang dengan pendapatan.

    Ini berarti kita wajib menghindari pemborosan dan memastikan bahwa kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan terpenuhi sebelum mempertimbangkan pengeluaran untuk kebutuhan sekunder seperti hiburan atau barang mewah.

    Dengan memahami batasan finansial, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola uang mereka.

    2. Mengapa Penting Menjalani Gaya Hidup Sesuai Kemampuan Finansial?

      Menghindari Utang: Ketika seseorang menghabiskan lebih dari yang mereka hasilkan, utang sering kali menjadi solusi jangka pendek yang membawa konsekuensi jangka panjang. Utang yang menumpuk dapat menyebabkan stres dan mengganggu kestabilan finansial.

      Meningkatkan Kebahagiaan: Studi menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak selalu berbanding lurus dengan kekayaan. Kebahagiaan lebih sering ditemukan dalam stabilitas finansial, ketenangan pikiran, dan hubungan sosial yang sehat daripada dalam kepemilikan barang mewah.

      Menciptakan Keamanan Finansial: Dengan hidup sesuai kemampuan, seseorang dapat menabung untuk masa depan, menghadapi keadaan darurat dengan lebih siap, dan membangun kekayaan yang berkelanjutan.

      3. Langkah-langkah untuk Menjalani Gaya Hidup Sesuai Kemampuan Finansial

        Menyusun Anggaran: Anggaran adalah alat penting untuk mengatur keuangan. Mulailah dengan mencatat semua sumber pendapatan dan pengeluaran.

        Tentukan prioritas pengeluaran untuk kebutuhan dasar, lalu alokasikan sisa dana untuk tabungan, investasi, dan kebutuhan sekunder.

        Menetapkan Tujuan Keuangan: Tentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, seperti membeli rumah, menyekolahkan anak, atau mempersiapkan pensiun.

        Tujuan ini akan membantu menjaga fokus dan motivasi untuk mengelola keuangan dengan baik.

        Menghindari Pengaruh Sosial: Tekanan sosial untuk menunjukkan gaya hidup tertentu bisa sangat kuat. Penting untuk tetap berpegang pada rencana keuangan pribadi dan tidak terpengaruh oleh gaya hidup orang lain yang mungkin tidak sesuai dengan kemampuan finansial kita.

        Mengurangi Pengeluaran Tidak Penting: Identifikasi pengeluaran yang tidak memberikan nilai tambah yang signifikan pada hidup Anda.

        Kurangi atau hilangkan pengeluaran tersebut untuk menghemat uang yang dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih penting.

        Mencari Sumber Pendapatan Tambahan: Jika memungkinkan, carilah peluang untuk menambah pendapatan, seperti bekerja paruh waktu, berinvestasi, atau memulai bisnis kecil. Pendapatan tambahan dapat membantu meningkatkan stabilitas keuangan.

        4. Manfaat Jangka Panjang dari Gaya Hidup Sesuai Kemampuan Finansial

          Kebebasan Finansial: Dengan mengelola keuangan dengan baik, seseorang dapat mencapai kebebasan finansial, di mana mereka tidak lagi tergantung pada utang atau sumber pendapatan tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidup.

          Peningkatan Kesehatan Mental: Stres finansial sering kali menjadi penyebab utama masalah kesehatan mental.

          Dengan hidup sesuai kemampuan, seseorang dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan psikologis.

          Hubungan Sosial yang Lebih Baik: Konflik keuangan adalah salah satu penyebab utama masalah dalam hubungan.

          Dengan stabilitas finansial, hubungan dengan keluarga dan teman dapat menjadi lebih harmonis dan suportif.

          Investasi untuk Masa Depan:
          Menjalani gaya hidup hemat memungkinkan seseorang untuk menabung dan berinvestasi, yang dapat memberikan keamanan finansial di masa depan, termasuk pendidikan anak-anak dan persiapan pensiun.

          5. Tantangan dalam Menjalani Gaya Hidup Sesuai Kemampuan Finansial

            Meskipun manfaatnya jelas, menjalani gaya hidup sesuai kemampuan finansial bukan tanpa tantangan. Beberapa tantangan umum termasuk:

            Tekanan Sosial: Media sosial dan lingkungan sosial sering kali mendorong gaya hidup konsumtif. Penting untuk tetap teguh pada nilai dan tujuan keuangan pribadi.

            Kebiasaan Konsumtif: Kebiasaan konsumtif yang sudah terbentuk sejak lama bisa sulit diubah. Membutuhkan disiplin dan komitmen untuk mengadopsi kebiasaan baru yang lebih sehat secara finansial.

            Keadaan Darurat: Keadaan darurat seperti kehilangan pekerjaan atau masalah kesehatan dapat mengguncang stabilitas finansial. Oleh karena itu, memiliki dana darurat sangat penting.

            Pada akhirnya, menjalani gaya hidup sesuai kemampuan finansial adalah langkah bijak yang membawa banyak manfaat, termasuk keamanan finansial, kebahagiaan, dan kesejahteraan jangka panjang.

            Dengan menyusun anggaran, menetapkan tujuan keuangan, dan mengurangi pengeluaran tidak penting, seseorang dapat mencapai stabilitas finansial yang diidamkan.

            Meskipun menghadapi tantangan, dengan disiplin dan komitmen, gaya hidup sesuai kemampuan finansial dapat menjadi kunci untuk hidup yang lebih sehat dan bahagia.

            Ari Kinoysan Wulandari

            Please follow and like us:

            Menulis Bukan Sekedar Mencari Uang

            Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

            Sejak belia hingga sekarang, menulis sudah jadi bagian hidup saya. Menulis telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian saya. Versi saya, tulisan memiliki kekuatan untuk mengabadikan kisah, menyampaikan pengetahuan, dan menyalurkan emosi.

            Sebagai penulis profesional, menulis telah menjadi sumber penghasilan saya. Toh, menulis bukan sekedar mencari uang. Tujuan saya menulis sering kali melampaui aspek finansial. Ada banyak tulisan yang saya buat tanpa imbalan uang, tetapi lebih pada melepaskan beban ingatan; yang bisa saya akses lagi kapan saja diperlukan dan syukur-syukur bermanfaat bagi orang lain.

            Sekurangnya inilah manfaat menulis, yang bisa saya temukan dan share. Bisa saja point-point ini tidak mencakup manfaat yang ditemukan oleh penulis-penulis lainnya. Bagaimanapun setiap penulis memiliki tujuan dan orientasi yang berbeda-beda.

            1. Ekspresi Diri dan Identitas
            Salah satu alasan utama orang menulis adalah untuk mengekspresikan diri mereka. Menulis memberikan medium bagi individu untuk mencurahkan pikiran, perasaan, dan ide-ide mereka.

            Melalui tulisan, seseorang dapat menemukan identitasnya dan memperkuat kepribadiannya.

            Misalnya, menulis jurnal pribadi adalah cara untuk merenung dan memproses pengalaman hidup, yang membantu penulis memahami dirinya sendiri dengan lebih baik.

            2. Berbagi Pengetahuan dan Pengalaman
            Menulis juga menjadi sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman. Banyak penulis yang menulis buku, artikel, atau blog untuk mendidik orang lain tentang topik tertentu.

            Penulis nonfiksi sering kali berbagi keahlian mereka dalam bidang tertentu, seperti kesehatan, bisnis, atau teknologi, untuk membantu orang lain.

            Bahkan dalam fiksi, penulis sering menyisipkan wawasan dan nilai-nilai yang dapat memperkaya pembaca.

            3. Meninggalkan Warisan
            Tulisan adalah warisan yang bisa bertahan melampaui masa hidup penulisnya. Buku dan tulisan yang dihasilkan oleh penulis terkenal seperti Shakespeare, Tolstoy, atau Pramoedya Ananta Toer masih dibaca dan dihargai hingga kini, beberapa masa setelah karya mereka ditulis.

            Melalui tulisan, seorang penulis dapat meninggalkan jejak yang abadi dalam sejarah dan budaya manusia.

            4. Mengubah Dunia
            Banyak penulis yang berusaha menginspirasi perubahan sosial atau politik melalui tulisan mereka. Buku, artikel, dan esai sering digunakan untuk mempromosikan hak asasi manusia, keadilan sosial, dan kesetaraan gender.

            Contohnya adalah karya-karya para aktivis dan pemikir seperti Kartini atau Soe Hok Gie, yang melalui tulisannya, telah mendorong perubahan signifikan dalam masyarakat.

            5. Terapi dan Penyembuhan
            Menulis juga dikenal sebagai bentuk terapi. Banyak psikolog merekomendasikan menulis sebagai cara untuk mengatasi trauma atau stres.

            Menulis dapat menjadi cara bagi seseorang untuk melepaskan emosi yang terpendam dan menemukan kedamaian batin.

            Dalam konteks ini, menulis bukan hanya tentang menghasilkan karya yang bisa dijual, tetapi juga tentang penyembuhan pribadi.

            6. Kreativitas dan Imajinasi
            Menulis adalah salah satu bentuk ekspresi kreatif yang paling fleksibel. Penulis fiksi, misalnya, menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan dunia baru, karakter yang kompleks, dan plot yang menegangkan.

            Menulis memberi kebebasan kepada penulis untuk bermain dengan ide-ide tanpa batasan, yang memberikan kepuasan kreatif yang luar biasa.

            7. Komunikasi dan Hubungan
            Tulisan adalah alat komunikasi yang sangat kuat. Melalui tulisan, penulis dapat berkomunikasi dengan audiens yang luas, menyampaikan pesan, ide, atau cerita mereka.

            Artikel, novel, puisi, dan bahkan media sosial adalah platform sarana untuk penulis agar dapat terhubung dengan orang lain, membangun komunitas, dan membentuk hubungan yang mendalam.

            8. Menumbuhkan Empati dan Pemahaman
            Menulis, terutama dalam bentuk fiksi, dapat menumbuhkan empati dan pemahaman terhadap pengalaman orang lain. Dengan membaca cerita yang ditulis oleh orang dari latar belakang yang berbeda, pembaca dapat memahami sudut pandang yang beragam dan memperluas wawasan mereka tentang dunia.

            Sebaliknya, menulis tentang pengalaman dan perjuangan pribadi juga bisa membantu orang lain merasakan dan memahami apa yang dialami oleh penulis.

            9. Menulis untuk Diri Sendiri
            Tidak semua tulisan ditujukan untuk publikasi atau pembacaan umum. Banyak orang menulis untuk diri mereka sendiri, sebagai cara untuk merenung, refleksi, atau sekadar mencatat momen-momen penting dalam hidup mereka.

            Menulis untuk diri sendiri bisa menjadi cara untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional.

            10. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
            Menulis memerlukan proses berpikir yang mendalam dan kritis. Saat menulis, penulis harus mengorganisasikan ide-ide mereka, menyusun argumen yang kuat, dan menyajikan informasi dengan cara yang logis dan koheren.

            Proses ini membantu meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, yang bermanfaat dalam banyak aspek kehidupan.

            Pada akhirnya, menulis dapat menjadi kegiatan yang kaya akan manfaat dan tujuan yang melampaui sekadar mencari uang.

            Dari ekspresi diri hingga berbagi pengetahuan, dari terapi hingga kreativitas, menulis memberikan nilai yang tak ternilai bagi penulis dan pembacanya.

            Meskipun menulis bisa menjadi profesi yang menghasilkan uang, nilai sejati dari menulis terletak pada kemampuan untuk mengubah pikiran, menyentuh hati, dan meninggalkan warisan abadi.

            Oleh karena itu, bagi banyak orang, menulis adalah panggilan hidup, bukan sekadar pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan.

            Ari Kinoysan Wulandari

            Please follow and like us: