Ada banyak orang yang ingin menulis, tapi tidak juga menulis; atau sebagian sudah menulis tapi tidak pernah menyelesaikan tulisannya.
Apa yang salah? Tak ada yang salah, selain kurangnya komitmen dan niat. Mungkin anda perlu sedikit mengubah pola pikir anda untuk bisa “sukses menulis”.
Yang saya maksud “sukses menulis” di sini bukan “mempublikasikan tulisan” anda, tetapi “menyelesaikan tulisan” anda sehingga ada judul, isi, sampai ending yang terbaca sebagai “naskah yang utuh”.
Berikut ini hal-hal yang bisa kita perhatikan agar bisa sukses menulis. Pengalaman setiap penulis berbeda-beda, mungkin banyak yang tidak sama dengan penulis lain.
- Miliki rasa terbuka, penasaran, dan terlibat dalam sesuatu yang akan anda tulis.
- Terima segala bentuk kritik dan belajar tentang penulisan dari sumber yang terpercaya. Jangan belajar menulis pada orang yang nggak punya karya.
- Kenali rasa takut anda saat menulis dan berusahalah untuk mengatasinya. Setiap tulisan pada awalnya buruk, tulisan yang baik itu proses berulangkali.
- Buat alasan yang layak kenapa anda mesti menulis.
- Menulislah dengan dengan rasa syukur, bukan hanya “harus menulis”. —Alhamdulillah, saya bersyukur setiap kali mulai menulis, karena saya akan menyampaikan sesuatu yang bermanfaat bagi diri saya, dan syukur-syukur bagi orang lain.
- Pikirkan manfaat tulisan anda bagi pembaca. Bisa jadi, tulisan kecil yang anda buat, anda bisa menyelamatkan masa depan atau hidup seseorang.
- Cintai “menulis” dan “membaca”. Ini paket yang tidak terpisahkan.
- Membuka diri dalam banyak pengalaman baru. Hal baru membuat kita kaya dalam menulis. Jangan takut masuk kelas untuk belajar hal-hal di luar penulisan. Selain pengalaman, pasti dapat teman dan relasi baru.
- Cintai alat-alat tulis anda –komputer, laptop, netbook, tablet, dll. Beri nama, urus mereka baik-baik; termasuk kamus, alat perekam, kamera, handycam, kertas-kertas, bolpoin, meja kerja, dll. yang anda gunakan untuk menulis. Kalau alat-alat baik, nulisnya lancar jaya.
- Percayalah bahwa anda seorang penulis dan mungkin perlu mengatakan pada orang lain, “Saya penulis.” —-kalau yang ini saya ogah, karena di Indonesia pekerjaan “penulis” belum dicantumkan sebagai pekerjaan yang “diakui” selain dimasukkan dalam kolom “wiraswasta”. Kalau saya sebut penulis, saya harus menjelaskan macam-macam ke yang bertanya. Ah, sudahlah. Yang penting bukunya, karyanya banyak dan laris manis, heheheh….
- Miliki jadwal tetap untuk menulis. Percaya atau tidak, keteraturan itu membuat otak kita “siap” di waktu yang ditentukan. Kalau sudah punya jadwal tetap, patuhi.
- Bugar, sehat, kreatif. Jadi, usahakan punya kebiasaan hidup sehat dan olahraga. Jalan pagi dengan kaki telanjang bagus untuk kesehatan, meski hanya 15 menit.
- Jadi diri sendiri dalam versi terbaik. Nggak usah ikutan gaya menulis orang lain.
- Tidak memaksakan diri. Kalau nggak bisa menulis banyak, ya sedikit saja. Kalau sibuk banget, ya menulis saja 10-30 menit per hari.
- Jangan menyerah. Jangan menyerah. Jangan menyerah. —sebelum tulisan kelar satu naskah yang utuh. Karena tulisan utuh itulah yang bisa kita eksekusi; dipublish, dijual, digunakan untuk portofolio, dll. Kalau sudah selesai, barulah kita mulai menulis lagi.
Intinya siy, menulis memang bukan pekerjaan mudah. Tidak hanya lelah fisik, tapi juga mental batin. Itu sebabnya kalah tidak berangkat dari hobi atau kesenangan, menulis sungguh terasa berat. Pastikan anda senang sebelum gegayaan mo nulis naskah panjang.
Be Happy, Be A Good Writer.
Ari Kinoysan Wulandari
Griya Kinoysan University