Ritual Khusus Sebelum Menulis

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Anonim. Unduhan semena-mena dari internet.


“Mbak Ari, apa ada ritual khusus sebelum menulis?”
.
Mo ketawa nggak ketawa saya mendapat pertanyaan ini. Jawaban saya: dengan banyak ritual😀
.

  1. Kudu wes bangun, sadar; karena kalau tidur nggak bisa nulis 😂
    .
  2. Mandi bebersih serapinya, senyamannya, dandan secantiknya seperti orang mau kerja kantoran. Ya ini, semacam penambah semangat.
    .
  3. Makan minum secukupnya biar full energi. Nulis dengan perut kenyang bikin pikiran tenang.
    .
  4. Rapikan meja kerja. Siapkan perangkat menulis; laptop/tab/komputer/minibook, draft kerja, buku-buku referensi, alat tulis catat, rekaman, dll kruncilan yang anda perlukan. Setting semuanya pada posisi siap pake.
    .
  5. Pasang musik kalau anda suka. Kalau nggak, ya nggak usah ikutan.
    .
  6. Siapkan air minum dan cemilan kalau senang. Bagi pengemil tidak disarankan menyediakan “amunisi” berlebihan, karena anda bisa ngemil tok tanpa nulis apapun 😂😅
    .
  7. Berdoa dan mulai bekerja. Cek-cek 30 menitan break 1-2 menit biar rehat mata. Kalau sudah 2 jam an sebaiknya berhenti 10 an menit, sebelum kembali nulis.
    .
    Nah ritual itulah yang bikin saya tetap semangat menulis dan cukup banyak tulisan setiap kali kerja.
    .
    Ritualmu beda? Ya gpp. Tiap penulis punya aturan main berbeda saat mulai kerja 😀👍 Yang penting produktif nulis, sehat, happy, banyak uang, banyak piknik, banyak berbagi 💖🙏
    .

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Mengembangkan Keterampilan Menulis

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menulis dengan baik adalah salah satu keterampilan yang paling dicari dan berguna dalam dunia kerja sekarang ini. Ironisnya, menulis juga termasuk salah satu jenis keterampilan paling langka. Dalam 100 orang, sekurangnya hanya ada 1 atau 2 yang bisa menulis dengan baik.

Berikut ini adalah beberapa tips untuk membantu kita mengembangkan keterampilan menulis. Keterampilan menulis, tidak hanya akan meningkatkan karir anda, tetapi juga membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan menjelaskan topik yang paling sulit.

1. Miliki target pribadi.
Miliki target pribadi yang realistis sehingga cukup waktu untuk merencanakan, penelitian, menulis, dan merevisi.

2. Miliki rencana dan wujudkan.
Pasti tidak benar kalau ada penulis sukses yang bilang menulis tanpa rencana. Semua pasti direncanakan, meskipun (mungkin) tidak dituliskan dan hanya tergambar di otaknya.

3. Mulai di tengah.
Ya, sering kita sulit memulai dari awal. Lalu, kenapa tidak mulai dari tengah? Atau malah dari akhir. Dari mana kita mulai, itu urusan penulis; yang penting naskah selesai dan lengkap.

4. Izinkan draft pertama jelek.
Sering kita berharap sekali menulis langsung bagus. Wah, bagus dalam tulisan itu proses dari menulis jelek berulang-ulang.

5. Jangan plagiat.
Ini pelanggaran yang lebih berat dari pencurian barang-barang nyata. Hati-hatilah. Tulislah karya sendiri.

6. Penuhi aturan main.
Kalau mau kirim cerpen ke media tertentu aturannya 10 halaman, ya buatlah 10 halaman. Jangan 8 atau 15. Pasti ditolak.

7. Gunakan kamus dan ensiklopedi untuk membantu.
Data-data dan fakta kadang bisa dengan mudah ditemukan di kamus dan ensiklopedi. Jadi, bersabahatlah dengan keduanya.

8. Fokus pada apa yang anda kerjakan.
Jangan tolah-toleh. Kalau sudah merencanakan, mengerjakan, fokus saja sampai selesai. Harus kuat komitmennya untuk selesai.

9. Proofreading.
Sebagus apapun anda merasa “yakin” tetap harus dibaca ulang dan dikoreksi. Karena pasti ada kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki.

10. Berikan sesuatu.
Menulis pasti dengan tujuan. Berikan sesuatu untuk pembaca; entah itu informasi, inspirasi, humor, cerminan, dll.

Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan menulis adalah dengan menulis, sebanyak yang anda bisa. Tips di atas akan membantu memberikan arah dan menunjukkan kepada anda kekurangan yang melemahkan tulisan.

Happy Writing, Be A Good Writer 😍

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Cara Menulis Biar Cepat Selesai

Penyuntingan Naskah. Pesan buku cetak ini bisa wa.me/6281380001149.

Kecepatan menyelesaikan naskah adalah satu hal penting, kalau anda bekerja di industri kreatif. Saya tahu, tidak semua orang memutuskan jadi penulis seperti saya. Ada banyak yang bekerja di bidang-bidang lain, tapi ingin menulis. Ada juga yang sangat sibuk, hingga selalu tak punya waktu untuk menulis. Ada lagi yang tak cukup merenung untuk menulis. Ada banyak kondisi dan kasus kenapa orang tidak bisa menulis.

Oke, mari kita cari solusinya. Biar anda tetap bisa menulis dengan cepat, tanpa mengganggu aktivitas lain non penulisan. Anda bisa pilih mana yang terbaik sesuai keadaan atau kondisi anda masing-masing.

  1. Tetapkan dulu apa yang ingin anda tulis.
    Pikirkan ini masak-masak sampai anda meyakini materi yang mau anda tuliskan. Pertama, pastikan anda senang. Kedua, pikirkan materinya sudah lengkap atau anda kuasai. Ketiga, rencanakan berapa lama anda menulis. Keempat, pikirkan apa kendala yang akan terjadi.
  2. Setelah tahu apa yang ingin anda tulis, buatlah perencanaan.
    Buat sinopsis global/intisari; kerangka penulisan; detail keseluruhan naskah bila memungkinkan (isi, bab, subbab, gambar-gambar, sumber pustaka, acuan referensi, pemikiran tokoh, dll).
  3. Buat deadline pribadi.
    Tidak ada tulisan yang selesai tanpa tujuan. Anda bebas menentukan berapa lama anda menyelesaikan tulisan. Bisa setahun, bisa dua tahun. Terserah anda. Lalu hitung, kalkulasikan dengan kemampuan anda menulis setiap hari. Kalau anda hanya punya waktu 10 menit, menulislah 10 menit dan cari tahu 10 menit dapat berapa paragraf dan perkirakan naskah halaman anda berapa banyak, lalu bagi dengan hitungan waktu yang anda miliki.
  4. Fokus.
    Kalau sudah punya rencana dan deadline, pakai kacamata kuda. Tidak usah tolah-toleh. Tidak usah pikir baik buruk. Menulis saja dan terus menulis sesuai format yang sudah ditentukan. Abaikan semua keinginan melenceng sana-sini. Fokus. Kacamata kuda.
  5. Setelah selesai, tinggalkan naskah itu seminggu atau sebulan, terserah anda.
    Setelah itu tengok lagi, baca dari awal. Cari tahu kekurangannya dan perbaiki.
  6. Bila memungkinkan, cari first reader yang jujur.
    Usahakan yang bisa membongkar keburukan naskah kita. Tidak harus penulis ahli atau editor ahli, cukup orang lain siapa saja yang bisa membaca dengan objektive.
  7. Dengarkan saran perbaikan, pertimbangkan, putuskan mana yang terbaik.
    Ingat, naskah itu naskah milik anda dan andalah yang menjadi pemegang keputusan apakah mau merombak seperti apapun.
  8. Periksa setiap detail kesalahan
    Cari rumusan yang terbaik untuk anda menulis. Lalu sempurnakan.
  9. Format sesuai standar penerbit atau media saat anda berniat memperdagangkan naskah anda. Pastikan anda bertemu penerbit atau media yang tepat.
  10. Berdoa.
    Tidak ada hubungannya dengan semua materi penulisan; tapi berdoa mengingatkan kita bahwa segala usaha tidak ada artinya kalau Tuhan tidak mengizinkan. Jadi, minta yang terbaik sama Tuhan dan biarkan Tuhan memanajemeni naskah anda.
    Cukup mudah kan?

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Membukukan Naskah yang Berupa Potongan-Potongan Kisah

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menulis naskah panjang itu problem dan tantangan tersendiri. Cara yang mudah adalah membuatnya menjadi bagian-bagian ringan/kecil/pendek yang gampang kita selesaikan. Jadilah banyak orang memiliki banyak sekali tulisan pendek dengan ragaman tema yang bermacam macam dan tidak sinkron. Lalu bisakah kita membukukannya sebagai satu naskah panjang yang layak jadi buku? Jawabannya, oh tentu bisa. Mari kita cek poin-poinnya.

  1. Punya naskah panjang itu tantangan tersendiri. Bikinnya lama dan sering menghabiskan energi. Karenanya ada banyak orang yang lebih senang menulis naskah yang pendek pendek. Semacam tips dan cerita pendek.
  2. Lalu bagaimana kalau naskah kita model begitu? Bukan satu dua siy, tapi banyak sekali dan beragam. Apa bisa dibukukan?
  3. Bisa lah. Yang jelas, satu buku 120-150 hlm standar itu wajib kita penuhi kalau mau bikin buku yang cukup untuk ditenteng dan bisa masuk toko toko buku besar dengan label “buku”.
  4. Langkah pertama yang mesti anda lakukan, sortir dan pilih pilih naskah pendek anda itu keseluruhannya. Mungkin anda punya seratusan naskah pendek, itu akan menyenangkan sekali.
  5. Lalu cari tema yang mayoritas banyak anda tulis; bisa sosial, makanan, resep, perjalanan, dll. Anda bebas menggolongkan tema dan ide pada saat ini ya. Ingat, berdasarkan naskah yang sudah ada. Biar anda tidak perlu bingung lagi mencari cari atau membuat yang baru.
  6. Kalau sudah ada tema yang terpilih, sortir kira kira 10-12 naskah untuk satu tema yang menarik. Anda bisa konsens pada 10-12 naskah pendek itu. Kalau total halamannya sudah 120-150 bagus sekali. Kalau tidak, sekaranglah anda mulai perlu bekerja keras.
  7. Coba buatlah setiap naskah itu menjadi 10-15 hlm, baik itu cerita atau artikel. Atau kalau anda memiliki banyak sekali tetapi kurang dari 10 atau 15 hlm, anda bisa memperbanyak judulnya.
  8. Di sini anda mesti konsisten pada tema tema yang diusung ya. Saya membuat model naskah yang seperti ini kalau tidak cukup energi untuk menulis naskah panjang. Dan menyenangkan juga. Anda bisa lihat di seri cinta, tahajud cinta, istikharah cinta, inspirasi cinta, jodoh cinta, lautan cinta, cahaya cinta, cahaya hidayah. Semuanya kisah pendek pendek. Sekali baca satu judul selesai.
  9. Bagaimanapun, menulis naskah pendek lebih gampang daripada naskah panjang. Anda hanya perlu konsisten dengan tema yang anda usung. Dan ini berlaku untuk semua jenis naskah, fiksi atau nonfiksi.
  10. Kalau tidak menyenangkan untuk menulis naskah pendek yang bisa sekali duduk anda selesaikan, sepertinya anda harus mengecek lagi motivasi anda untuk menulis. Mungkin anda tak serius ingin menulis.

Nah, jadi lebih mudah kan? Jadi menulis pendek-pendek sebenarnya adalah “menabung” untuk naskah panjang. Ya kali 300 apalagi 1000 hlm langsung sim salabim jadi. Itu siy Bandung Bondowoso bikin Candi Prambanan, eh Patung Roro Jonggrang siy….

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Ketahanan Pangan versi Ibu Saya

Telur hasil ayam piaraan ibu di rumah. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Tulisan ini sudah pernah saya share di sosmed pada awal pandemi tahun 2020. Namun ini saya share dan tulis repro di web pribadi agar tidak hilang. Sebagai jawaban praktis untuk keresahan rutin ibu ibu setiap kali jelang Ramadan, Lebaran, Liburan. Semua harga kebutuhan pokok merangkak naik setingginya, sesukanya. Kalau kita terbiasa dengan model ketahanan pangan di rumah (sesempit apapun halaman rumah kita), pasti tidak terlalu terpengaruh dengan kenaikan harga yang suka datang tiba-tiba dan biasanya nggak pernah turun lagi 😆

Lele hasil kolam di rumah ibu. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Keberadaan pandemi dengan wabah corona (Maret 2020 sd Juni 2022) telah sedikit banyak mengubah kebiasaan kita. Ada banyak orang yang selama ini tidak “menanam”, tidak “beternak” njur bergerak. Bahkan institusi yang punya banyak lahan; TNI, Polri dll pun bergerak memberdayakan “lahan lahan nganggur” mereka untuk ketahanan pangan. Tentu akan jadi baik kalau tetap berlanjut. Biar kita tidak tergantung impor pangan dan tidak melulu makan beras, eh nasi😀

Kalau saya melihat soal ketahanan pangan dari ibu saya sejak kecil. Rumah yang tak seberapa luas itu; muka dan belakang tetap disisakan tanah kosong. Di depan untuk menanam aneka empon empon, pohon mangga, cabe, tomat, nanas, ketela, dan ada kolam lele 2x5x2 meter. Kapasitas ikan 1000 ekor. Semua orang tetangga kiri kanan sudah kebagian sepanjang waktu. Kl berlebih, ibu akan membawanya ke pasar dan pulang membawa 200rb pun sudah besar dari penjualan empon empon 😀

Tanaman ubi jalar di rumah ibu. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Di belakang rumah untuk piara ayam kampung maksimal 25 ekor; tapi sekarang ibu piara 5 ekor saja yang bertelur tiap hari. Kalau tidak ada anak, mantu, cucunya yang pulang dan makan telur itu, dibagikan tetangga kiri kanan. Sebagian dibeli bakul jamu. Biasanya ibu juga piara ayam ayam kecil, nanti kalau ayam besar sudah tidak bertelur akan dijual dan ayam kecil pun tiba masanya bertelur.😀

Sirih dan aneka tanaman obat di rumah ibu. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Jadinya ikan, telur, dan daging ayam akan tetap tersedia di rumah kami 😍 Sesekali kami menyembelih ayam itu kalau harga daging ayam tinggi dan kami pingin makan ayam. Mungkin itu sebabnya anak anak ibu saya (termasuk saya) kuat sekolah tinggi; kebutuhan protein untuk mikir tetap tercukupi walaupun sedang tidak punya uang😎

Tanaman jahe dan lengkuas di rumah ibu. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Dalam kondisi seperti ini, tentu saya harus mengacungi jempol untuk ibu. Saat terjadi pandemi ya tetap anteng, mengikuti anjuran pemerintah di rumah saja. Pun kalau terjadi lonjakan harga barang kebutuhan pokok, tetap tidak beribetan ikut mengisruh. Tidak ada panic buying dalam konsep ibu saya, tidak ada rasa khawatir tidak ada lauk dan sayur, tidak menimbun sembako. Karena hidup sudah begitu bertahun tahun.

Pohon yodium obat segala luka di rumah ibu. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Ada banyak keluarga yang baru mikirin ketahanan pangan dari rumah pas wabah ini atau juga di berbagai kondisi krisis keluarga. Tidak apa apa. Semoga diteruskan karena sistem ketahanan pangan keluarga itu sangat membantu kita semua untuk tetap survive di saat krisis atau kondisi darurat lainnya, seperti harga kebutuhan pokok yang mendadak tinggi.

Tanaman serai untuk bumbu dapur dan obat di rumah ibu. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Ada banyak alasan untuk kita tidak menanam atau beternak, terutama karena nggak ada halaman/lahan kosong dan tentu saja tidak ada waktu karena kesibukan kerja. Tapi sebenarnya di era modern ini kita sudah punya banyak cara untuk tetap menanam dan beternak dengan praktis. Sistem hidroponik, menanam dalam pot, beternak dalam wadah tertentu atau ruang terbatas, dll strategi untuk ini sudah banyak. Tinggal kita mau atau tidak.

Pohon mangga di rumah ibu. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Kalau kita mau sedikit “repot” dan “ribet” menanam dan beternak, ke depannya kita punya banyak cadangan pangan yang tidak perlu beli. Karena kita sudah punya di rumah kita masing-masing. Tidak mudah, karena ini sangat berkaitan dengan mind set dan etos kerja serta karakter masing masing orang.
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Dasar-Dasar Penulisan

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menulis itu tidak selalu gampang. Kalau pikiran kita ingin menulis dengan mudah, sekurangnya pakailah dasar-dasar penting dalam menulis:

  1. Lakukan saja: MENULIS. Hanya menulis sebebasnya. Kalau sudah ada outline, ikutilah outline itu semampunya.
  2. BACA; sebanyak dan sesering mungkin. Setiap penulis yang baik pasti dia juga seorang pembaca yang baik.
  3. Buat CATATAN setiap saat sehingga anda dapat menuliskan semua ide brilian anda. Bisa diterjemahkan dengan bentuk lain ya; potret, rekam, voice note, dll sesuai dengan karakter masing-masing.
  4. Pastikan anda punya KAMUS dan TESAURUS untuk menulis. Yach, ini cukup membantu dalam pemilihan kosakata yang baik.
  5. JELI dan CERMAT. Orang-orang dan kegiatan di sekitar anda merupakan inspirasi besar untuk karakter, plot, dan tema. Semua materi cerita ada di kehidupan ini.
  6. BERHENTI MENUNDA. Duduk dan mulailah menulis. Ketika ada keinginan menulis karena ide bagus, segeralah menulis.
  7. Bergabung dengan GRUP PENULIS untuk memperoleh dukungan dari komunitas menulis dan menikmati persaudaraan serta persahabatan. Komunitas kadang jadi support terbesar dalam karir penulisan kita.
  8. Menciptakan RUANG di rumah anda terutama untuk menulis. Kalaupun itu hanya meja kursi dan piranti menulis, siapkan khusus untuk membangun iklim atau suasana menulis.
  9. WAKTU khusus untuk menulis. Pilih pilih yang anda merasa paling produktif dalam menulis.
  10. Biarkan diri menulis buruk; karena menulis baik itu PROSES dari berulang kali menulis buruk. Tidak usah menargetkan hal berat, sesuatu yang baik itu memerlukan waktu dan proses.

Happy Writing, Be A Good Writer 🙂

*Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Produktif? Gampang Kok!

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tips Menulis dari Stephen King

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Stephen King: I have never felt like I was creating anything. For me, writing is like walking through a desert and all at once, poking up through the hardpan, I see the top of a chimney. I know there’s a house under there, and I’m pretty sure that I can dig it up if I want. That’s how I feel. It’s like the stories are already there. What they pay me for is the leap of faith that says: “If I sit down and do this, everything will come out OK.”

Terjemahan Bebas:
Saya tidak pernah merasa seperti menciptakan sesuatu. Bagi saya, menulis seperti berjalan melewati padang pasir dan sekaligus, menyembul melalui kondisi yang paling sulit, saya melihat bagian atas cerobong asap. Saya tahu ada rumah di bawah sana, dan saya yakin bisa menggalinya jika mau. Itulah yang saya rasakan. Perasaan ini seperti cerita tersebut sudah ada. Apa yang mereka bayar untuk saya seperti takdir yang mengatakan: “Jika saya duduk dan menuliskan ini, semuanya akan berhasil dengan baik.”

—Simpelnya, cerita-cerita yang dibuat oleh King, sebenarnya sudah ada di dunia ini dan tinggal menuliskannya.

Stephen King terkenal dengan kisah-kisah HOROR —jenis novel/film yang paling saya malas untuk ikuti, tapi kalau mau jadi penulis, ya harus baca dan nonton.

Karya-karya King antara lain The Body, Rita Hayworth and Shawshank Redemption, (difilmkan jadi Stand By Me dan The Shawshank Redemption), The Green Mile, Hearts in Atlantis, Salem’s Lot, Bag of Bones, Dolores Claiborne, The Stand, Under the Dome, It, The Shining, 11.22.63 —dan anda bisa menambahkan sendiri lainnya bila banyak yang saya tidak tahu. Bagi pencinta dan penggila kisah horor, sudah pasti King layak dibaca dan diikuti perjalanan penulisannya.

Tahukah Anda, King sebelum menjadi penulis kondang adalah seorang pekerja laundry (khusus menjadi tukang setrika). Bertahun-tahun naskahnya ditolak dan ditolak saja, tapi istrinya selalu memberi semangat.

Sampai akhirnya karya perdananya diterima dan jadilah kisah horor klasik CARRIE yang legendaris dan terjual 5 juta eksemplar serta jadi film sukses tahun 1976.

Apapun pekerjaan kita, MENULIS tetaplah PENTING. Menulis setidaknya akan bisa MENGUBAH HIDUP kita.

Jadi, apa anda masih mencari-cari alasan untuk tidak menulis?

Menulis bisa dilakukan siapa saja, asal ada niat dan tidak buta huruf.

Carilah semangat dari siapa saja atau apa saja, karena SEMANGAT itu seperti HARAPAN yang menyimpan KEKUATAN.


Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us: