Judul yang Keren

Unforgettable Tokyo

http://andipublisher.com/produk-0417006322-unforgettable-tokyo.html

Judul itu bagian pertama yang sering kali dilihat oleh calon pembaca. Oleh karena itu, memilih judul yang keren sangatlah penting. Berikut ini tips trik untuk memilih judul yang oke.

1. Judul adalah identitas/nama untuk buku/jurnal/cerpen/novel/artikel/film/sinetron, dll. yang menjadi ruh dari keseluruhan karya.

2. Tidak pernah ada patokan baku dalam membuat judul, bebas. Mau pendek, mau panjang, terserah penulisnya. Asal mudah diingat dan mewakili gambaran isinya. Tapi ada juga yang senang dengan juduljudul yang menipu, artinya judul tidak mewakili isinya. Kalau saya pribadi, tidak memakai judul yang begini.

3. Juduljudul dengan konsep bagaimana, biasanya menarik: Cara Jitu Mengatasi Jerawat.

4. Judul dengan kata-kata gampang atau yang bersinonim biasanya disenangi orang: Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!

Jadi Penulis Fiksi

http://andipublisher.com/produk-1004003351-jadi-penulis-fiksi–gampang-kok-.html

5. Judul yang memuat kata-kata cerdas dan rahasia biasanya disenangi: Cerdas Memilih Rumah Sakit.

6. Judul dengan kata cinta dan yang setipe (love, asmara, dll) umumnya bestseller: Tahajud Cinta.

7. Judul dengan ikon-ikon yang unik sering jadi pusat perhatian: Kingkong Jatuh Cinta, Hot Chocolate, Unforgettable Tokyo

8. Judul yang kontroversial biasanya mengundang perhatian. Namun kalau sampai isinya tidak kontroversial, orang tetap tidak mau membaca. Hati-hati dengan judul kontroversial karena bisa memicu masalah.

9. Nilai positif. Bagi saya pribadi ini sangat penting. Segala sesuatu yang baik dan positif lebih disenangi daripada sesuatu yang buruk dan negatif. Kalau pun ada juduljudul yang sedih dan negatif, itu terserah saja. Tapi secara prinsip orang lebih senang yang baik dan positif. Bahkan, kisah sangat sedih sekalipun biasanya tetap diberi judul yang baik dan positif.

10. Judul dengan nama orang/nama tokoh sangat boleh. Pastikan nama itu benar-benar unik dan memiliki sesuatu yang layak dijual.

Setiap penulis bebas memilih dan menentukan judul. Yang pasti judul adalah hal yang pertama kali dilihat orang. Jadi harus membuat rasa penasaran, eyecatching, unik, tapi familiar. Tips fiksi untuk judul ini sangat penting agar judul anda selain bagus, juga memiliki nilai jual. Nah, selamat memikirkan juduljudul naskah anda

Happy writing, Be a Good Writer

Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
Jadi Penulis Produktif? Gampang Kok!
Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!

Ari Kinoysan Wulandari

Proses Penulisan

Perpustakaan

Berikut ini proses penulisan yang mau tidak mau harus dijalani dan dilewati, sebelum karya muncul di publik dan dapat dinikmati oleh pembacanya atau berada di dalam perpustakaan.

1. Pra-penulisan.
Masa perencanaan dari proses penulisan. Anda boleh mengumpulkan pendapat, melakukan penelitian, mengumpulkan dan menguraikan ide-ide, perencanaan kinerja, dll.

2. Membuat Draft.
Proses penulisan awal, menuliskan ide secara terorganisir; biasa dikenal dengan penulisan outline, proposal, draft, kerangka, dll.

3. Merevisi.
Bagian dari memodifikasi, mereorganisasi tulisan, menambah, menghapus konten, membuat nada, gaya, dan menyesuaikan segmentasi audiens.

Jadi Penulis Produktif

http://andipublisher.com/produk-0214005068-jadi-penulis-produktif-gampang-koqjadi-p.html

4. Mengedit.
Dalam proses ini, penulis mengoreksi semua kesalahan tata bahasa, ejaan, gaya, kejelasan, dan kadang memerlukan umpan balik dari penulis lain atau pembaca pertama karyanya.

5. Publikasi.
Ini langkah terakhir dari proses penulisan. Anda boleh memilih mana yang paling sesuai untuk naskah anda, mau ke klien, PH, penerbit, media, atau bahkan hanya untuk tampil di jejaring sosial atau web pribadi.

Semakin sering anda melakukan proses tersebut, maka tips produktif akan berlaku untuk anda. Semakin sering anda bekerja, tulisan anda pun semakin banyak.

Happy Writing, Be A Good Writer 🙂
*Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Produktif? Gampang Koq!
*Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!

Ari Kinoysan Wulandari

Berkarir Sebagai Freelance Writer

Membangun Networking

Menjadi penulis lepas (freelance writer) terlihat sangat menyenangkan, karena hidupnya santai-santai saja. Yach, begitulah bagi mereka yang sudah tahu ritme kerjanya. Hidup akan mudah dan banyak hal bisa dilakukan. Namun tak cukup mudah bagi mereka yang tak punya disiplin pribadi dan komitmen. Kiranya hal ini dapat jadi pertimbangan, bagi mereka yang mau total berkarir sebagai freelance writer. Percayalah, di dalam industri kreatif ada banyak “ruang gelap” yang tidak seglamour dan seindah yang dipikirkan orang.

1. Milikilah KEMAMPUAN MENULIS yang bagus.
Itu syarat wajib untuk menjadi penulis lepas, tak peduli jenis tulisan apa yang paling anda kuasai.

2. Cari MEDIA tulis yang paling anda sukai.
Ada banyak jenis penulis; ia bisa menjadi penulis di media (koran dan majalah), buku (penerbitan) dengan berbagai jenisnya, penulis iklan, penulis script tv dan film, penulis untuk blog dan web; tiap orang punya spesifikasi dan kesenangan yang berbeda. Tetapkan media anda, dan totallah di sana. Jangan serakah. Jangan mencoba semuanya dalam waktu bersamaan, hasilnya tak akan maksimal.

3. REALISTIS dengan dunia penulisan.
Menulis memang menyenangkan, tetapi di balik itu juga ada banyak masalah; deadline, naskah tak kunjung kelar, writer block, honor tak kunjung cair, royalti yang dikemplang penerbit, produser yang jail, revisi berulang-ulang, kebebasan berkarya yang dipangkas habis oleh industri kapitalis, dll.

4. PROFESIONAL.
Percayalah, rata-rata penulis memiliki tingkat “ego” yang sangat tinggi. Diperlukan kebesaran hati untuk menyadari bahwa anda telah masuk industri. Di dunia industri berarti harus siap kompromi dengan ide yang tidak sejalan, waktu yang terbatas, menuruti kata klien (PH, penerbit, media, pihak ketiga) yang sebenarnya tidak cocok dengan kata hati, dll.

Begitu anda menerima pekerjaan, kooperatiflah dan jangan mengedepankan ego anda. Sering kali pihak ketiga itu sangat “kejam” dan “membantai” karya yang sudah anda tulis dengan sepenuh hati. Kompromi saja dengan menyelipkan di berbagai tempat “nilai-nilai” yang anda inginkan.

5. Tahan MENTAL.
Kalau anda tak punya mental baja menghadapi cercaan, kritikan, permintaan revisi berulang, tengah malam sedang tidur nyenyak digedor pintu untuk revisi script, dll. sepertinya anda tidak pas untuk jadi freelance writer. Cari saja pekerjaan lain yang bisa menggaji anda bulanan, masuk kerja nine to six sabtu minggu libur tiap bulan gajian. Aman dan tak perlu jungkir balik dengan berbagai situasi pekerjaan yang sering unpredictable seperti di industri kreatif.

Jadi Penulis Produktif

http://andipublisher.com/produk-0214005068-jadi-penulis-produktif-gampang-koqjadi-p.html

6. Tidak ada bayaran untuk PENELITIAN.
Tulisan tertentu harus dikerjakan dengan riset. Untuk para freelancer, itu sudah jadi tanggung jawabnya dan tidak ada bayaran lagi. Jadi pastikan kalau anda menulis yang memerlukan riset, honor yang anda minta sudah termasuk biaya penelitian. Ini bukan jenis pekerjaan dosen atau peneliti negara yang penelitian pun dibayar dengan cukup.

7. Perjanjian TERTULIS.
Umumnya tiap kerja sama, ada perjanjiannya, meskipun dengan tulisan tangan. Pastikan saja semuanya benar dan sesuai. Termasuk pembayaran yang biasanya sering jadi gegeran di belakang. Pastikan pekerjaan anda sudah dibayar selesai saat anda menyelesaikan pekerjaan atau sesuai perjanjian. Untuk berjaga-jaga saja. Saya pribadi, karena sebagian besar sudah klien lama, jadi sudah tahu sama tahu. Kalau orangnya masih itu-itu saja, ya biasanya semuanya berjalan lancar dan baik.

8. Masalah HAKI
Dalam penulisan tertentu kita mungkin harus mengambil HAKI milik orang lain, pastikan jelas pengalihannya dengan perjanjian agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Ada banyak perizinan pengalihan hak yang cukup dengan surat permohonan tanpa bayar. Tapi ada beberapa yang bersifat komersial dan harus diganti. Itu semua menjadi urusan penulis yang mengerjakan proyek, bukan urusan klien yang memberi pekerjaan.

9. Masalah HONOR
Dalam dunia freelancer tak ada yang baku soal honor. Bisa saja untuk tulisan dua lembar anda dibayar 200 juta, tapi untuk berlembar-lembar buku anda dibayar 20 juta. Ada saja cerpen 5 lembar penulis dibayar 2 juta, tapi untuk penulis yang lain hanya dapat 100 ribu, ada penulis script dibayar 700 juta sekali film, ada yang baru 10 juta untuk satu script film, dst. Semua tergantung kualitas penulisan, klien, penulisnya, negosiasi, jenis deadline, tingkat kesulitan, media, dll.

Jadi luwes sajalah, kompromi dengan berbagai harga. Penulis yang bawel, itung-itungan, pasang harga, biasanya sulit dapat job. Fleksibel saja, tidak usah pasang tarif. Biasanya klien sudah mengerti sendiri berapa seharusnya membayar. Hanya pastikan semuanya jelas sejak awal agar tidak gegeran di belakang yang merusak hubungan baik.

10. Menguasai BAHASA INTERNASIONAL
Tak dapat dipungkiri, penulisan adalah industri kreatif yang dibutuhkan seluruh dunia. Begitu anda memiliki skill menulis, menguasai bahasa internasional (bahasa Inggris), lebih bagus bila didukung bahasa asing dominan lain seperti Mandarin, Jepang, dll; maka anda akan menguasai dunia penulisan dengan mudah. Anda bisa menulis untuk berbagai jaringan media internasional.

Yach, menjadi freelancer harus kuat, belajar terus, sekolah terus, memperbaiki kualitas tulisan secara terus menerus. Kalau mandeg, sesungguhnya anda telah mematikan sumber penghidupan anda sendiri.

Jadi, jangan hanya puas hanya jadi penulis. Berkarir secara profesional juga tips produktif menulis yang sangat manjur. Kalau penulis ya harus penulis yang berkualitas. Seperti nasihat mantan bos saya, kalau kita menulis dan berkarya dengan kapasitas terbaik, reward baik uang atau penghargaan akan datang sendiri tanpa perlu kita kejar.

Happy Writing, be a Good Writer

Ari Kinoysan Wulandari

Outline Naskah

Outline

 

1. Outline adalah kerangka, regangan, garis besar, guratan, sinopsis global, ringkasan seluruh cerita.

Outline merupakan rencana penulisan dengan membuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap; rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

2. Outline sangat penting sebagai pemandu langkah demi langkah dalam proses penulisan.

Outline yang bagus ibarat 80 persen materi siap. Tinggal mengetiknya sebagai bentuk naskah lengkap.

3. Outline masing-masing penulis sangat tergantung dari karakter dan kepribadian penulisnya.

Ada yang garis besar saja, ada yang rinci bab per bab, ada yang lebih detail sampai ke karakter dan adegan. Pilihlah yang paling mudah bagi anda.

4. Outline yang paling baik adalah outline yang membuat kita bisa fokus dan terus menulis sampai selesai.

Fokuslah pada outline yang sudah dibuat. Hindari menilai dan mengatakan outline anda tidak bagus. Harus pede bahkan dari sejak membuat outline.

5. Apakah boleh keluar dari outline yang sudah dibuat?

Tentu saja boleh. Tapi ingatlah, outline dibuat agar kita tidak keluar jalur. Jadi fokuslah pada yang sudah dioutlinekan agar tidak semakin bingung dan naskah segera selesai.

Jadi Penulis Produktif

http://andipublisher.com/produk-0214005068-jadi-penulis-produktif-gampang-koqjadi-p.html

6. Bagaimanakah mengatasi keinginan untuk mengubah cerita dari outline karena ada ide baru?

Berhentilah menulis. Tuliskan ide baru itu dalam kertas/file kerja lainnya. Lalu kembalilah menulis sesuai outline.

7. Saat membuat outline, sebenarnya kita sudah diajak “merancang” keseluruhan kinerja kita.

Outline itu dapat meliputi kinerja intrinsik (judul, premis, opening, isi/konflik, dialog, karakter, setting, suspense, ending, dll) atau keseluruhan isi naskah maupun kinerja ekstrinsik (segmentasi, berapa lama dikerjakan, kemasan produk, dll).

8. Bagaimana cara mudah membuat outline?

Pakai rumus 5W dan 1H, what: apa ceritanya?; why: mengapa cerita/peristiwa itu terjadi?; where: di mana cerita berlangsung?; when: kapan cerita berlangsung?; who: siapa yang menjadi tokoh ceritanya?; how: bagaimana jalan ceritanya?; jawaban itulah yang menjadi rangkaian
cerita dalam novel.

9. Bolehkah saya menulis tanpa menggunakan outline?

Boleh, asal anda bisa menjaga konsistensi cerita secara keseluruhan. Ingat, dengan outline anda tak perlu mengingat-ingat keseluruhan cerita (semisal 200 halaman di otak anda), cukup menuliskannya sebagai outline dan bisa melihatnya kapan saja. Dengan outline kita juga mudah mengetahui kekurangan dan kelebihan format cerita kita.

10. Kenapa saya sudah pakai outline tapi tetap macet di tengah penulisan? Jawabannya macam-macam; bisa bosan, malas, materi kurang, tidak menguasai materi, dll. Tinggalkan meja kerja. Cari tahu masalah anda, lalu selesaikan. Kalau bosan, refreshing. Kalau malas, cari motivasi kenapa menulis. Kalau materi kurang, tambah lagi dengan browsing, baca, cari narasumber. Kalau tidak menguasai materi, carilah ahli sebagai pendamping.

Tahukah anda, menulis menggunakan outline ini merupakan salah satu tips produktif yang paling penting. Dengan outline anda memetakan kinerja anda secara keseluruhan dari awal.

Happy Writing. Be a Good Writer

Ari Kinoysan Wulandari

Mengatasi Writer’s Block

Writer’s Block

Satu masalah yang sering terjadi pada penulis adalah writer’s block atau macet saat menulis. Ini bukan problem pemula saja, yang sudah profesional dan ahli pun sering terkena macet saat menulis. Berikut ini beberapa sebab writer’s block dan solusinya.

1. Tidak senang pada yang ditulisnya.
Solusi: tulislah yang anda senangi, kalau anda harus cari uang dari menulis yang tidak anda senangi, cobalah kompromi dan gali info lebih dalam.

2. Hambatan psikologis.
Solusi: penulis profesional pun sering mengalami hambatan psikologis, terutama kalau habis “bersengketa” dengan produser, manajer, editor, scripteditor, klien, dll. Yang terbaik, duduk bersama pihak yang bermasalah dan menyelesaikan urusan dengan sejelas-jelasnya.

3. Gangguan.
Solusi: gangguan menulis bisa bermacam-macam; internet, komunikasi, teve-music, orang tersayang, hobi, dll. yang membuat anda tergoda untuk berhenti menulis. Sementara waktu, singkirkan atau jauhi itu semua dan menulislah dengan fokus.

4. Kehilangan sikap antusias.
Solusi: cobalah break dari pekerjaan menulis sejenak, olahraga, menekuni hobi, dll. agar kembali semangat dan antusias dalam menulis.

5. Rasa takut.
Solusi: sadarilah, anda bukan JK Rowling, bukan John Grisham, anda adalah anda dengan segala kelebihan dan keunikan anda dalam menulis.

Jadi Penulis Produktif

http://andipublisher.com/produk-0214005068-jadi-penulis-produktif-gampang-koqjadi-p.html

6. Tidak ada mood.
Solusi: berhenti memikirkan mood, buatlah outline dan menulislah secara fokus.

7. Meniru teknik orang lain.
Solusi: cari tahu teknik menulis yang paling nyaman versi anda, lalu setialah dan tidak usah mengikuti gaya penulisan orang lain.

8. Tidak ada ide.
Solusi: mengembangkan kehidupan intelektual dan emosional dengan membuka diri terus-menerus untuk ide-ide baru dan terus belajar.

9. Data tidak valid.
Solusi: miliki data yang akurat dengan penelitian terencana agar fiksi anda valid.

10. Merasa tidak tahu harus menulis apa.
Solusi: putuskan saja untuk tetap menulis, menulis apa saja dan jalan akan terbuka.

Mudah-mudahan membantu mengatasi writer’s block anda. Setiap penulis punya cara yang berbeda. Jadi, coba cari tahu masalah anda dan temukan solusinya untuk anda gunakan secara konsisten. Mengatasi writer’s block juga bagian dari tips produktif yang membantu anda bertumbuh sebagai penulis, tidak hanya secara kuantitas tetapi juga kualitas.

Happy Writing, Be A Good Writer
Ari Kinoysan Wulandari

 

 

Revisi… Oh Revisi…!

Revisi Naskah

Seputar Revisi

Mendengar kata “revisi” bagi sebagian penulis seperti mimpi buruk. Revisi sering lebih menyebalkan dan memualkan daripada proses menulisnya. Oleh karena itu, ada banyak penulis yang tidak mau merevisi naskahnya, dan pilih menulis lagi “versi barunya”. Yach, tapi cara itu sering tidak efektif karena memerlukan waktu yang lebih lama.

Sementara untuk revisi, biar lebih cepat dan lebih lancar, yang diperlukan paling utama adalah MELIHAT DARI SUDUT PANDANG YANG BERBEDA, sehingga kita tahu masalah dan solusinya. Mungkin juga, kita harus menerima umpan balik dari lebih banyak orang sehingga menjelaskan di mana kekurangan naskah kita, dan kita bisa memperbaikinya agar naskah lebih sempurna.

Jadi Penulis Produktif

http://andipublisher.com/produk-0214005068-jadi-penulis-produktif-gampang-koqjadi-p.html

Oh iya, mau revisi naskah sesuai dengan saran-saran editor atau pihak lain yang berkepentingan itu juga salah satu tips produktif yang sangat ampuh. Anda tidak akan pernah bisa produktif menulis kalau tidak mau mendengarkan pendapat atau masukan pihak lain.

Ari Kinoysan Wulandari

Mengurus Naskah Nanggung

Merencanakan Perbaikan Naskah

Sering merasa punya banyak naskah nanggung (tidak selesai) di laptop? Berikut cara mengurusnya:

1. Melupakan pernah menulisnya dan mendelete seluruhnya.

Ini cara yang paling gampang, karena anda tidak perlu memikirkan sama sekali dan bisa memulai kerja tulisan anda yang baru sama sekali.

2. Satukan semua naskah yang ada dalam satu folder dan (kalau sempat) baca ulang.

Kalau masih merasa sayang dan yakin naskah bisa diperbaiki, tapi belum ada waktu, simpan dulu. Satukan dalam satu folder dan atur waktu untuk membaca ulang serta mulai memperbaiki.

3. Minta orang untuk membaca dan memberi solusi penyelesaian.

Cara ini juga sangat membantu, sehingga anda bisa dengan cepat menentukan mana yang perlu diperbaiki dan memberikan potensi layak terbit, dan membuang mana yang tidak diperlukan.

4. Pilih dulu yang paling oke, lalu selesaikan.

Hal ini tentu bisa anda lakukan setelah anda mengetahui mana yang terbaik. Dan untuk mengetahuinya tentu anda harus membacanya dengan teliti dan mempertimbangkan perbaikannya.

5. Naskah lain biarkan ada di foldernya, sampai tiba waktunya “ndandani”.

Tidak usah buru-buru mendelete kalau anda merasa masih bisa menyelamatkan suatu naskah. Kadang-kadang beberapa bagian penting dapat digunakan untuk penulisan naskah lainnya. Tips produktif ini akan membantu anda memiliki banyak “bank tambahan naskah”.

Jadi Penulis Produktif

http://andipublisher.com/produk-0214005068-jadi-penulis-produktif-gampang-koqjadi-p.html

6. Menggabungkan beberapa naskah dalam satu cerita yang sinkron.

Setipe dengan tips nomor lima, anda bisa menggunakan beberapa naskah nanggung dalam satu kesatuan, sehingga anda memiliki satu tampilan naskah yang utuh dan menyenangkan.

7. Membuang/mendelete yang benar-benar tidak bisa “diselamatkan”.

Jangan takut untuk membuang naskah yang benar-benar buruk. Ini akan membantu anda dari pikiran tidak tenang karena merasa masih memiliki naskah nanggung.

8. Mengubah dan memperbaiki naskah sesuai dengan kondisi masa kini.

Pada saat anda menulisnya beberapa tahun yang lalu, kondisinya mungkin masih aktual; tetapi sekarang sudah ketinggalan zaman. Anda bisa menyesuaikan lagi sesuai kemajuan zaman.

9. Memposting di sosmed untuk meminta feedback, dan selesaikan.

Sosmed adalah sarana praktis dan banyak yang gratis untuk mendapatkan apa saja. Termasuk untuk meminta feedback dari tulisan anda. Cobalah posting beberapa bagian, dan lihatla bagaimana respon mereka.

10. Kerja dengan “satu naskah selesai” agar tidak ada naskah nanggung (lagi).

Kalau sudah pernah membuat naskah nanggung banyak, cobalah sekarang lebih tertib dan disiplin agar tidak ada naskah nanggung lagi. Menulis dengan tertib sampai naskah selesai.

Naskah nanggung, sering saya sebut “harta karun” —karena akan jadi kekayaan kita kalau semuanya diselesaikan dengan baik dan segera dipublish.

Happy Writing, Be A Good Writer 🙂
*Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Produktif? Gampang Kok!

Ari Kinoysan Wulandari