Kalau Kita Menyunting Naskah

Wonderful Bangkok. Pesan novel wa.me/6281380001149.

Pada prinsipnya, penyuntingan naskah itu memperbaiki kekurangan naskah dan menjadikan naskah lebih baik.

Proses ini bisa menjadi beragam, tergantung kualitas dasar naskahnya. Kadang-kadang naskah yang sudah bagus, nyaris tidak memerlukan campur tangan editor, karena dari konten, gaya bahasa, template, dan ejaan pun sudah sesuai. Ini sungguh editornya “beruntung” karena nggak perlu capek capek kerja.

Namun untuk materi naskah yang hampir semuanya “bermasalah” editor harus bekerja sangat ekstra.

  1. Masalah isi
    Periksa keseluruhan, lengkap atau tidak dari judul, pengantar, daftar isi, materi bab per bab, penutup referensi, biodata penulis, lampiran bila ada.

Bila sudah, cek cek pula materi tiap bab, imbang, ilustrasi benar, materi cukup.

Cek hubungan antar bab, apakah sesuai atau ada yang diubah.

Materi untuk fiksi menyesuaikan standar.

  1. Masalah gaya bahasa
    Apakah penulis menggunakan style tertentu yang tidak biasa?

Perlukah diubah? Ataukah sudah sesuai standar penerbit/media/PH?

  1. Masalah template atau aturan format standar.
    Sudah sesuaikah?

Jumlah halaman?

Model penulisan bisa diterima atau harus diubah total?

  1. Ejaan dan pengetikan
    Hal sepele yang sering diabaikan adalah salah ketik dan salah ejaan. Perhatikan hal ini, kalau terlalu berat serahkan korektor; hanya checking kata demi kata.

Penyuntingan yang paling berat pada tataran isi dan struktur. Karena ini melibatkan kemampuan, wawasan, kejelian melihat potensi pasar, kekuatan naskah, pengalaman pribadi yang turut jadi pertimbangan, dll sehingga naskah menjadi paripurna dan meraih potensi bestseller nya.

Penyuntingan materi, biasanya dilakukan oleh ahli di bidang yang bersangkutan, baru kemudian diserahkan pada editor profesional.

Artinya naskah tersebut secara konten sudah divalidasi tidak menyesatkan. Tugas editorlah yang kemudian menyempurnakan naskah sesuai standar masing masing kepentingan atau institusi.

Jadi sebenarnya, kalau kita menulis dan mengedit sendiri; itu melakukan banyak sekali pekerjaan “orang”. Dan ini tidak mudah. Tapi belajar memang selalu butuh investasi; waktu, uang, sarpras dan niat.

Bagaimanapun, naskah awal yang bagus lebih berpotensi diterbitkan daripada naskah awal yang masih acak acakan.

Semoga membantu ya 😀🙏

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Mudahkanlah Dirimu

Wonderful Bangkok. Novel setebal 300 hlm pun dimulai dari satu kata demi satu kata.

Ada banyak penulis pemula yang terlalu merepotkan dirinya sendiri. Terlalu sibuk dengan berbagai hal yang sebenarnya “belum waktunya”. Segala sesuatu itu ada waktunya.

Hal yang terpenting ketika baru memulai dunia ini, ya menulis. Jangan urus banyak persoalan lain yang mengikuti dunia penulisan. Menulis saja belum, sudah meribetkan editing, penerbitan, pembayaran, dan tetek bengeknya penerbitan…

Sederhanakan saja kerja pikiran anda; duduk, menulis, menyelesaikan naskah sebaik mungkin; baru cari editor, cari penerbit atau media, dan tidak usah bawel. Yang kebanyakan bawel biasanya tidak banyak berkarya 🙂

Kalau nggak tahu cara menulis, cari buku panduan, ikut kelas, cari guru; lalu menulislah dan jangan banyak tanya yang ujungnya justru bikin bingung. Ilmu sederhana diterapkan, digunakan, lalu perlahan ditambah yang lebih rumit; akan ada gunanya. Daripada sibuk tanya, dijawab juga tidak paham karena yang mudah saja belum diterapkan.

Yuk ah, jangan membebani diri sendiri dengan urusan yang belum waktunya. Menulis buku awalnya ya menulis saja, tidak perlu banyak membahas urusan publikasi.

Kalau naskahnya sudah ada, mudahlah menawarkan ke sana-sini. Kalau belum ada naskahnya, anda mengatakan punya konsep begini begitu, ya tidak akan dipercaya…. kan di dunia penulisan yang “dijual” naskahnya; bukan omongan anda.

Happy Writing, Be A Good Writer 🙂
*Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Produktif? Gampang Koq!
* Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!

Ari Kinoysan Wulandari
Griya Kinoysan University

Please follow and like us:

Konsistensi dalam Menulis

Manfaat dan Khasiat Sehat dari Dapur. Pesan buku wa.me/6281380001149

Besok sebagian umat Islam sudah mulai puasa Ramadhan. Sebagian lagi masih menunggu hasil sidang dari pemerintah nanti malam. Semoga apapun permulaan puasa yang kamu ikuti, tetap jaga kerukunan dan toleransi umat beragama.

Orang Islam yang paling baik, bukan mereka yang paling banyak ibadahnya; tetapi mereka yang paling baik perlakuannya kepada sesama manusia, kepada binatang, tumbuhan, dan semesta raya seisinya. Selamat berpuasa. Selamat beribadah di bulan Ramadhan. Selamat menempa diri jadi insan yang lebih baik dan lebih beriman takwa. Amin YRA.

==========

Nah, berkaitan dengan konsistensi menulis; tentu banyak yang mengalami hal-hal berikut ini.
Sulit memulai tulisan?

Menulis tidak selesai?

Merasa tidak bisa menulis?

Macet di tengah naskah?

Temanya kok klise banget?

Masih sibuk kerja.

Dan masih banyak lagi alasan yang membuat kita tidak konsisten dalam menulis. Berikut ini cara-cara demi menjaga konsistensi dalam menulis.

  1. Segera Mulai
    Saat menemukan ide, segeralah menulis meskipun sedang malas. Bila tidak ada ide, segeralah menggunakan alat tulis untuk menulis, ide akan datang dengan sendirinya. Apa saja yang ingin kita tulis, segeralah tulis. Mulailah menulis, meskipun kita punya ide atau tidak ada ide.
  2. Tentukan Waktu
    Tiap penulis punya waktu menulis yang berbeda-beda. Pilihlah yang paling membuat kita nyaman menulis. Bisa pagi, siang, sore, malam, atau larut malam.
  3. Fokus
    Kalau sudah menentukan satu proyek penulisan, fokuslah. Jangan tengok-tengok proyek lain. Kebiasaan buruk penulis baru, suka tergoda sana-sini, mencolek sana-sini pekerjaannya, dan pada waktunya tidak ada yang selesai satu pun. Semua nanggung.
  4. Isi Otak
    Baca apa saja, timba ilmu apa saja (bisa sekolah, kursus, pelatihan, dll). Bahkan kadang kalau bacaan atau ilmu itu tidak berkaitan dengan penulisan kita, tetap akan bermanfaat suatu saat.
  5. Pakai Warna
    Dalam pembuatan draft kasar di atas kertas, gunakan warna-warna yang menarik hati. Untuk membedakan mana point penting, mana yang pendukung, mana yang di depan, mana intinya, dst.
  6. Pecah-pecah
    Kalau menulis naskah yang panjang, yang tidak mungkin selesai 1-2 bulan, pecah-pecah, pisahkan dalam bagian kecil-kecil, mungkin per bab atau per bagian. Semuanya terserah kepada kesenangan masing-masing penulis.
  7. Putar Musik
    Selain membuat nyaman, memutar musik favorit kita juga sering membantu tulisan kita lebih “bernyawa”.
  8. Olahraga
    Olahraga penting buat penulis? Wajib. Menulis itu sangat menguras energi pikiran. Kalau sudah mulai tegang, otaknya panas, tinggalkan meja kerja. Keluarlah ke taman dan lakukan gerakan ringan untuk mensuplai oksigen. Setiap hari lakukan olahraga secukupnya, 20-30 menit cukup.
  9. Pasang Foto Orang Kesayangan
    Percaya atau tidak, foto orang-orang kesayangan di dekat kita, sering membuat kita lebih termotivasi dalam bekerja.
  10. Berdoa
    Tidak ada hubungannya dengan tulisan, tapi memulai menulis dan mengakhiri naskah dengan berdoa, rasanya cukup membantu kita menyelesaikan pekerjaan.

Nah, selamat mempraktikkan dan selamat menulis. Happy writing, happy rekening, happy writer, happy lifestyle ❤️

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Menawarkan Jasa Penulisan

Herbal Nusantara. Buku tersedia di andipublisher.com; Pesan buku bertandatangan wa.me/6281380001149

Dunia penulisan dalam industri kreatif sering saya sebut seperti hutan rimba. Ya, kita beneran tidak tahu seperti apa keseluruhan dunia ini, meskipun sudah lama berkutat di dalamnya.

Sebagian gambaran bisa dituturkan dengan mudah; seperti bagaimana menulis, bagaimana menerbitkan buku, bagaimana mencari penerbit, bagaimana berdealing dengan produser, memperlakukan klien, menentukan deadline, dll.

Tapi sebagian lagi seperti ruang gelap yang tidak tertembus cahaya; misalnya rumus buku bestseller, ketentuan aturan film box office, karya karya viral, hingga nego nego copyright, jual beli karya, dll. Semuanya “serba tidak jelas”.

Dan menawarkan jasa penulisan juga merupakan bagian ruang gelap itu. Masih terasa aneh, orang menawarkan jasa menulis; karena “kelihatannya” mayoritas orang merasa dirinya bisa menulis. Terlebih kalau mereka tidak buta aksara.

Sebagai penulis, saya juga termasuk yang tidak memiliki “patokan” untuk menawarkan jasa menulis ini. Tapi sekurangnya, hal hal berikut bisa jadi share pengalaman saya. Bagaimanapun menulis untuk klien, yang selesai langsung dibayar; itu jauh lebih aman buat “dapur” saya, daripada menulis buku bertahun-tahun dengan sistem royalti.

1. Buku karya kita adalah bukti yang tak terbantahkan. Karenanya mau anda jadi ghostwriter, jadi penulis buku biografi, tetep wajib punya buku yang nangkring di toko buku. Biar bikin promosi atau proposalnya gampang.

2. Selain itu kalau punya buku, kita juga gampang ngasihnya. Terus calon klien juga bisa baca-baca cocok tidaknya dengan gaya tulisan kita.

3. Cara menawarkan jasa kita bisa dengan beragam cara. Mengirimkan surat perkenalan dan proposal via email sering dianggap sebagai cara yang mudah.

4. Namun kalau pas di pertemuan tertentu jumpa dengan calon klien, bilang dan tawarkan saja. Mereka pasti senang.

Oh ya, rata rata orang penting senang jumpa penulis karena mereka sering tak sempat menulis.

5. Saya, dengan latar etnis Jawa yang melekat dengan budayanya —yang tidak terbiasa dengan memamerkan diri seluruh kemampuannya, termasuk jarang menghubungi orang untuk menawarkan ini itu jasa yang kami sediakan.

6. Bukan karena tidak mau begitu, tapi karena masih banyak pe er gaweyan yang belum selesai. Menambah orang, belum tentu cocok cara nulis dan kerjanya.

7. Tapi sesekali saya akan menghubungi orang orang yang saya anggap potensial. Kalau sudah ada klien, ya tidak serakah mencari terus karena bikin naskah pesanan klien itu cukup lelah. Kalau serakah ntar malah bubrah atau tidak jadi.

8. Saya tidak tahu anda model penulis yang mana. Yang jelas menawarkan jasa itu penting. Karena klien dengan naskah pesanannya yang bikin penulis cukup punya duit. Bukan dari buku buku royalti kita.

9. Yang penting sopanlah menawarkan. Jangan ngotot. Klien yang memang serius pasti akan cari kita. Apalagi kalau cocok model tulisannya.

10. Yeach. Tapi ini butuh lebih dari sekedar kemampuan menulis. Butuh pribadi dan karakter yang baik. Butuh sikap mental yang kuat.

Karena menghadapi klien berduit itu beda dengan menghadapi penerbit yang tidak secara langsung membayar penulisnya.
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tips Menjadikan Tulisan Lebih Bagus

Sehat Tanpa Obat dengan Manggis. Pesan buku cetak wa.me/6281380001149.

Menulis lebih bagus adalah harapan setiap penulis. Kalau kita terus menerus menulis, dengan berbagai eksperimen dan perbaikan, pada akhirnya tulisan memang cenderung lebih baik. Bagaimanapun keahlian 10 ribu jam menulis, itu riil adanya. Semakin banyak jam menulis seseorang, pasti semakin baik tulisannya.

Namun tidak semua orang mau jadi penulis. Karenanya hanya sedikit juga yang bisa punya jam menulis sebanyak 10 ribu secara terus menerus.

Berikut ini tips praktis yang bisa anda coba untuk memperbaiki tulisan-tulisan; tanpa perlu punya jam menulis yang sangat banyak. Dengan demikian kualitas tulisan anda pun bisa lebih baik setara mereka yang memiliki jam menulis sangat banyak.

1. Potong atau delete BAGIAN-BAGIAN YANG MEMBOSANKAN. Saat membaca ulang, biasanya kita tahu mana saja yang membosankan.

2. Kurangilah KATA-KATA YANG TIDAK PENTING, termasuk kata-kata yang kasar, jorok, tabu, dll. Gantilah dengan kata-kata yang lebih sopan. Walaupun tiap bacaan sudah disegmentasi sesuai umur, kita tidak pernah tahu siapa yang membaca buku kita. Selain itu, tulisan mencerminkan kepribadian penulisnya.

3. Menulis dengan RASA SUKA DAN CINTA. Apapun yang dilakukan dengan cinta, hasilnya pasti beda.

4. GAMBARKAN KONDISINYA. Jangan mengatakan, tetapi tunjukkan. Jangan menulis sedang bulan purnama, tapi gambarkan seperti apa keadaan pada saat bulan purnama tersebut. Showing is better than telling.

5. Buatlah sesuatu SESEDERHANA MUNGKIN. Semakin sederhana tulisan, semakin sulit membuatnya, tetapi semakin banyak dimengerti karena yang sederhana biasanya bersifat lebih universal.

6. Buatlah tulisan untuk SESUATU YANG ANDA CINTAI. Ketika mulai menulis, perjalanan sering tidak gampang, tetapi kalau kita membuat tulisan atas sesuatu yang kita cintai, rasanya tidak dibayar pun akan sukarela menuliskannya.

7. Belajar menerima dan BIJAK TERHADAP KRITIK. Menjadi penulis, sering pula menerima kritikan sana-sini, entah senior, pembaca, klien, orang iseng. Kadang-kadang sangat pedas dan memerahkan telinga. Ya, terima saja dan berterimakasihlah. Karena umumnya pengkritik adalah orang yang paling jujur dan peduli pada karya kita.

8. MENULIS SEPANJANG WAKTU. Yang disebut penulis adalah mereka yang menulis secara terus menerus. Bukan mereka yang sekali menulis, lalu berhenti. Penulis yang produktif juga menggunakan banyak waktunya untuk menulis.

9. Tulislah apa yang ANDA TAHU, atau tulislah sesuatu yang SANGAT INGIN anda KETAHUI.

10. Buatlah tulisan yang UNIK dan TIDAK TERPREDIKSI. Anda bisa menafsirkan sendiri seperti apa sesuatu yang istimewa dan tidak terduga tersebut.

Dengan tips tips tersebut, anda bisa mengurangi “ketidakbagysan” tulisan dengan cepat. Bagaimanapun kekuatan terbesar dalam menulis adalah menuliskan apa yang anda sukai.

Ari Kinoysan Wulandari
Griya Kinoysan University
Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!
Jadi Penulis Produktif? Gampang Kok!

Please follow and like us:

Tema Penulisan

Cahaya Cinta. Contoh tema nonfiksi sehari-hari. Buku bisa diakses di amazon.com

Saat mau menulis, kita sering berkutat dengan, “Temanya apa?”

Padahal tema ada terserak di semua tempat, bahkan di sekitar kita. Hanya mereka yang terlatih menulis yang dapat menemukan tema dengan mudah.

1. Tema merupakan dasar cerita atau pokok cerita yang paling penting dari seluruh naskah. Tema sering pula disebut ide pokok dalam suatu cerita. Tema menjadi patokan penulis untuk membangun ceritanya secara keseluruhan.

2. Tema menjadi salah satu unsur dan aspek cerita yang memberikan kekuatan dan unsur pemersatu fakta untuk mengungkapkan tentang kehidupan para tokoh-tokohnya.

3. Tema tidak dapat dipisahkan dari masalah-masalah yang dikemukakan penulis. Tema berkaitan dengan masalah, tetapi tema tidak sama dengan masalah. Tema berkaitan dengan pandangan, cara melihat sesuatu; masalah merupakan sesuatu yang harus dicarikan solusinya.

4. Tema yang paling klasik adalah tema cinta. Tema yang paling digemari adalah tema-tema unik karena menghasilkan cerita yang menarik.

5. Tema yang trend tidak harus baru, bisa saja tema klise tapi penggarapannya baru. Jadi, kemampuan dan keahlian mengolah kata menjadi dasar utama kekuatan naskah. Kemampuan tersebut dapat diperoleh dengan rajin berlatih dan rajin menulis.

6. Tema dapat kita temukan dengan mudah kalau kita kaya wawasan; banyak membaca; banyak meneliti; banyak mengamati; dll yang dapat memperluas cakrawala pemikiran kita.

7. Tema yang paling tepat bagi tiap-tiap penulis sangat berlainan. Semua tergantung minat dan orientasi penulisannya. Umumnya tema cerita terdiri dari tema cinta, persahabatan, laga, fantasy, kriminal, komedi, religi, petualangan, asimilasi budaya, kepahlawanan.

8. Tema yang kuat umumnya aktual, baru, tidak mengandung SARA, dikuasai penulisnya.

9. Setiap hari manusia berpikir dalam lebih kurang 60 ribu jenis pemikiran (tema); tapi segera terlupa kalau tidak dituliskan. Tema harus ditulis agar tidak hilang.

10. Saat mulai menulis, pilihlah tema yang paling unik, paling baru, dan paling ingin anda tuliskan. Ini merupakan energi besar untuk segera menyelesaikan tulisan.

Bagaimana? Sudah terpikir untuk tema penulisan naskah barumu?

Happy Writing, Be a Good Writer 🙂
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Ritual Khusus Sebelum Menulis

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Anonim. Unduhan semena-mena dari internet.


“Mbak Ari, apa ada ritual khusus sebelum menulis?”
.
Mo ketawa nggak ketawa saya mendapat pertanyaan ini. Jawaban saya: dengan banyak ritual😀
.

  1. Kudu wes bangun, sadar; karena kalau tidur nggak bisa nulis 😂
    .
  2. Mandi bebersih serapinya, senyamannya, dandan secantiknya seperti orang mau kerja kantoran. Ya ini, semacam penambah semangat.
    .
  3. Makan minum secukupnya biar full energi. Nulis dengan perut kenyang bikin pikiran tenang.
    .
  4. Rapikan meja kerja. Siapkan perangkat menulis; laptop/tab/komputer/minibook, draft kerja, buku-buku referensi, alat tulis catat, rekaman, dll kruncilan yang anda perlukan. Setting semuanya pada posisi siap pake.
    .
  5. Pasang musik kalau anda suka. Kalau nggak, ya nggak usah ikutan.
    .
  6. Siapkan air minum dan cemilan kalau senang. Bagi pengemil tidak disarankan menyediakan “amunisi” berlebihan, karena anda bisa ngemil tok tanpa nulis apapun 😂😅
    .
  7. Berdoa dan mulai bekerja. Cek-cek 30 menitan break 1-2 menit biar rehat mata. Kalau sudah 2 jam an sebaiknya berhenti 10 an menit, sebelum kembali nulis.
    .
    Nah ritual itulah yang bikin saya tetap semangat menulis dan cukup banyak tulisan setiap kali kerja.
    .
    Ritualmu beda? Ya gpp. Tiap penulis punya aturan main berbeda saat mulai kerja 😀👍 Yang penting produktif nulis, sehat, happy, banyak uang, banyak piknik, banyak berbagi 💖🙏
    .

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us: