Rayakan Progres Penulisan Naskahmu!

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menulis naskah itu perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan dan kemenangan kecil.

Di tengah usaha merangkai kata demi kata, penting untuk berhenti sejenak dan merayakan setiap progres yang telah dicapai.

Menghargai pencapaian dalam proses menulis bukan hanya memberikan kepuasan emosional, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan semangat untuk terus berkarya.

Saya biasanya merayakan progres-progres kecil penulisan naskah, untuk memyemangati diri sendiri.

Berikut ini beberapa alasan mengapa kamu harus merayakan progres penulisan naskah:

  1. Mengakui Kerja Kerasmu
    Setiap halaman yang ditulis adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi.

Mengakui pencapaian ini membantumu menghargai usaha yang telah kamu curahkan.

Apresiasi diri atas dedikasi yang telah kamu tunjukkan dapat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk melanjutkan proses penulisan.

  1. Meningkatkan Motivasi dan Semangat

Setiap kali kamu mencapai target menulis, seperti menyelesaikan bab atau mencapai jumlah kata tertentu, merayakannya dapat memberikan dorongan motivasi.

Perayaan kecil, seperti menikmati camilan favorit atau berjalan-jalan sejenak, bisa menyegarkan pikiran dan memberi semangat baru untuk melanjutkan penulisan.

  1. Membangun Rasa Percaya Diri
    Merayakan progres membantu meningkatkan rasa percaya diri.

Melihat kemajuan yang telah dicapai memberi keyakinan bahwa kamu mampu menyelesaikan naskah tersebut.

Rasa percaya diri ini penting untuk menghadapi mental blok penulis dan tantangan lain yang mungkin muncul selama proses penulisan.

  1. Menjaga Keseimbangan Emosional

Menulis bisa menjadi proses yang melelahkan secara emosional.

Merayakan pencapaian, sekecil apapun, membantu menjaga keseimbangan emosional dan mengurangi stres. Ini juga memberi kesempatan untuk beristirahat sejenak dan mengisi ulang energi kreatifmu.

  1. Menciptakan Kebiasaan Positif

Dengan merayakan setiap progres, kamu menciptakan kebiasaan positif yang dapat membantu menjaga momentum penulisan.

Kebiasaan ini menciptakan lingkungan yang mendukung produktivitas dan kreativitas, membuat proses menulis menjadi lebih menyenangkan dan kurang menekan.

Cara Merayakan Progres Penulisanmu
Berikut beberapa cara sederhana untuk merayakan progres penulisan naskahmu:

Tetapkan Target Kecil:

Pecahlah tujuan besar menjadi target-target kecil yang lebih mudah dicapai.

Setiap kali kamu mencapai target tersebut, rayakan dengan cara yang kamu sukai.

Berbagi dengan Teman:

Ceritakan pencapaianmu kepada teman atau keluarga.

Mendapatkan dukungan dan apresiasi dari orang lain dapat meningkatkan semangatmu.

Nikmati Aktivitas Favorit:

Berikan hadiah kecil kepada diri sendiri, seperti menonton film favorit, membaca buku yang kamu sukai, atau menikmati makanan kesukaanmu.

Berikan Waktu untuk Diri Sendiri:

Luangkan waktu untuk beristirahat dan melepaskan diri dari penulisan sejenak.

Ini bisa membantu menyegarkan pikiran dan memberi perspektif baru.

Merayakan progres penulisan naskahmu itu merupakan langkah penting untuk menjaga motivasi dan keseimbangan emosional selama proses kreatif.

Dengan menghargai setiap pencapaian kecil, kamu tidak hanya menikmati proses menulis, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan rasa percaya diri.

Jadi, jangan ragu untuk merayakan setiap progres keberhasilanmu dan nikmati setiap langkah dalam perjalanan menulis naskahmu.

Selamat menulis, dan jangan lupa untuk selalu merayakan setiap kemajuan yang kamu capai. Bergembiralah saat menulis.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

10 Langkah Membuat Storytelling yang Menarik

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Storytelling sering jadi cara untuk membuat novel yang menarik. Ada banyak langkah yang bisa ditempuh untuk membuat storytelling yang baik. Berikut adalah 10 cara storytelling yang menarik:

  1. Mulailah dengan Momen Bersejarah:

Tarik minat dan perhatian pembaca dengan memulai cerita dari momen bersejarah atau kejadian penting yang langsung mengaitkan mereka dengan cerita.

  1. Karakter yang Menarik:

Ciptakan karakter yang kompleks dan menarik dengan latar belakang yang beragam, konflik internal yang kuat, dan perkembangan yang signifikan.

  1. Gunakan Imajinasi dan Detail:

Gambarkan setting, suasana, dan detail dengan jelas sehingga pembaca dapat membayangkan dengan baik. Bawa pembaca ikut datang ke lokasi cerita.

  1. Beralih Sudut Pandang:

Cobalah untuk beralih antara sudut pandang karakter yang berbeda untuk memberikan wawasan yang lebih luas tentang cerita.

  1. Gunakan Dialog yang Memikat:

Dialog yang realistis dan memikat dapat menghidupkan karakter dan membuat pembaca terlibat dalam percakapan.

  1. Bangun Ketegangan:

Bangun ketegangan dengan mengungkapkan konflik secara bertahap dan menjaga ketertarikan pembaca tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

  1. Jaga Ritme Cerita:

Gunakan pergantian antara aksi atau tindakan, deskripsi, dan dialog untuk menjaga ritme cerita yang menarik.

  1. Berikan Kejutan:

Selipkan plot twist atau momen tidak terduga yang akan membuat pembaca terkejut dan terus membaca.

  1. Gunakan Metafora dan Simbolisme:

Gunakan metafora dan simbolisme untuk menambah kedalaman cerita dan memberikan pesan yang lebih mendalam. Pastikan anda memahami tentang metafora dan bahasa-bahasa simbol untuk penulisan fiksi.

  1. Resolusi yang Memuaskan:

Akhiri cerita dengan resolusi yang memuaskan, umumnya dengan suatu kondisi yang menyatakan semua konflik utama terselesaikan dan pembaca merasa puas dengan akhir cerita yang anda buat.

Teori storytelling bermacam-macam. Anda bisa memadupadankan satu sama lain saat menulis. Tidak pernah ada aturan baku dalam menulis.

Penulis sebebasnya boleh membuat rumusan baru yang sesuai. Pada akhirnya yang dilihat pembaca adalah: apakah tulisan itu menarik. Bagaimana caranya, itu bukan hal yang masuk di pikiran pembaca.

Selamat membuat storytelling yang menarik. Selesaikan novel anda sekeren mungkin.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

10 Langkah Mudah Membuat Draft Novel

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Novel sebagai bentuk tulisan timeless yang bisa diterbitkan dan dijual kapan saja, termasuk jenis penulisan yang ingin dilakukan banyak orang. Namun menulis novel perlu lebih dari sekedar “keinginan”.

Menulis novel memerlukan serangkaian kemampuan dan komitmen untuk menyelesaikannya. Salah satu hal penting yang bisa dilakukan oleh penulis novel adalah membuat draft novel.

Dengan adanya draft novel yang baik, novel akan segera selesai. Membuat draft novel yang baik memerlukan proses yang terstruktur dan konsisten.

Berikut ini 10 langkah yang dapat membantu Anda dalam proses tersebut:

1. Penetapan Tujuan:

    Tentukan tema dan pesan yang ingin Anda sampaikan melalui novel Anda.

    2. Riset:

    Lakukan riset mendalam tentang latar belakang, karakter, dan plot yang Anda inginkan.

    3. Pengembangan Karakter:

    Buat karakter-karakter yang kompleks dan beragam, dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing.

    4. Penentuan Plot:

    Rencanakan plot secara keseluruhan, termasuk puncak konflik dan resolusinya.

    5. Outline:

    Buat outline yang detail untuk setiap bab, termasuk perkembangan karakter dan alur cerita.

    6. Penulisan Draft Pertama:

    Mulailah menulis secara konsisten berdasarkan outline yang telah Anda buat.

    7. Edit dan Revisi:

    Lakukan revisi terhadap draft pertama, perbaiki plot hole, karakter yang kurang, dan masalah lainnya.

    8. First Readers:

    Mintalah pendapat dari first readers untuk mendapatkan masukan dan saran dari sudut pandang yang berbeda.

    9. Edit Lanjutan:

    Perbaiki dan perhalus naskah berdasarkan umpan balik beta readers dan revisi Anda sendiri.

    10. Penyuntingan atau Edit Akhir:

    Lakukan penyuntingan akhir untuk memastikan keseluruhan novel telah terlihat profesional dan siap untuk dipublikasikan.

    Setiap langkah ini bisa berulang dan dipersonalisasi sesuai kebutuhan Anda. Yang terpenting adalah konsisten dan terus belajar dari setiap tahap. Selamat mencoba dan segeralah memiliki novel yang keren.

    Ari Kinoysan Wulandari

    Please follow and like us:

    Disiplin untuk Penulis

    Buku bisa diakses di amazon.com.

    Bukan hal yang mudah untuk disiplin, terlebih di kalangan penulis yang mencintai kebebasan. Namun kita semua tahu, tidak ada satu karya pun yang bisa dihasilkan dari menulis tanpa disiplin yang baik.

    Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan disiplin yang dapat kita jadikan acuan untuk “mendisiplinkan” diri sendiri. Terutama bila anda ingin menyelesaikan tulisan-tulisan berat dan berbobot.

    1. Mendisiplinkan orang lain jauh lebih mudah daripada mendisiplinkan diri sendiri. Apalagi untuk menulis.

    10-30 menit sebenarnya bukan waktu yang lama untuk menulis setiap hari. Namun toh untuk disiplin itu, sulitnya tidak terbantahkan.

    1. Sementara kita sudah membuat kerangka kerja, kalau kita tidak mau disiplin ya tetap saja naskah tidak jadi.

    Disiplin diri ini tidak hanya ketika mulai untuk menulis. Namun dalam proses menulis pun tidak sedikit gangguan disiplin muncul.

    Saya pun sering tidak disiplin, telat ini salah itu, tidak tepat ini itu. Toh tidak disiplin yang manusiawi tentu masih bisa ditolerir.

    Dan setiap kali saya menyadari, itulah kemanusiaan kita. Disiplin harus dibangun dari diri kita sendiri.

    1. Berapa banyak penulis yang sudah memiliki kerangka kerja yang rapi dan sudah disepakati dengan klien, lalu ketika dalam proses penulisan menjadi mangkir dari draft. Itu terjadi karena dalam menulis, dia memikirkan lagi ini kalau begini mestinya begitu dan seterusnya. Lalu lupa pada kerangka kerja yang disepakati.
    2. Disiplin juga berkaitan dengan masalah revisi. Beuuuh, revisi naskah itu lebih melelahkan dan lebih memusingkan daripada bikin naskahnya.

    Kalau anda sudah masuk industry penulisan, revisi adalah hal yang sebisa mungkin dihindari. Toh, tak ada karya yang “sempurna” tanpa revisi.

    1. Sekali anda tidak disiplin dalam revisi atau bahkan tidak merevisi, ya tidak apa-apa.

    Naskah anda —kalau buku, mungkin tidak akan diterbitkan atau dipublikasi. Kalau scenario, mungkin direvisi orang lain dan anda tidak akan dipakai lagi. Sesimpel itu kalau di industry.

    1. Disiplin juga berkaitan dengan deadline. Selamanya dalam industry pasti ada yang namanya deadline. Kalau deadline 4 Oktober, sebenarnya itu pasti masih ada 7 Oktober. Namun jadi penulis lebih baik memiliki deadline pribadi. Kalau diminta 4 Oktober, ya deadline lah 1 Oktober.

    Anda bisa istirahat satu hari, lalu tanggal 3 Oktober memeriksa salah ketik dan lain lain administrative, baru menyetorkan ke pihak yang berkaitan. Aman dan tenang.

    1. Disiplin juga perlu untuk masalah honor dan uang. Karena sudah terbiasa kerja tidak menentu dengan orang-orang yang sering kali baru juga; saya tidak terbiasa meminta uang muka.

    Oke, begitu hitung hitungan disepakati dan naskah selesai, maka saya akan memberitahu klien untuk mengirim uang seluruhnya dan atau sesuai kesepakatan.

    Baru naskah akan saya kirim dan proses revisi kami selesaikan. Jadi, tidak ada alasan kita tidak dibayar klien.

    Kalau mereka tidak bayar, ya tidak apa-apa. Saya tidak mati karena orang yang mangkir janji.

    Naskah bisa disetor untuk model kerja lainnya. Uang royalty yang sering tak seberapa, tetap harus dikelola dengan disiplin.

    Karena kalau anda tidak peduli dengan yang sedikit, bagaimana anda bersyukur dan Tuhan akan kasih yang besar?

    1. Sejatinya penulis memang harus disiplin dalam banyak hal. Termasuk urusan kesehatan. Ketidakadaan jaminan dan kepastian semestinya membuat masing masing sadar, bahwa mengatur hidup sebaik baiknya adalah tugas yang tidak bisa dianggap ringan.

    Namun kalau terbiasa ya mudah saja, lempeng saja. Tidak ada yang sulit kalau kita melakukan dengan kesadaran pribadi.

    1. Tanpa disiplin, ada peluang seperti apapun bagusnya anda tidak akan bisa memanfaatkan.

    Karena peluang di industry penulisan selalu berkaitan dengan naskah yang jadi. Lah, kalau anda tak punya naskah jadi karena tidak disiplin, apa yang mau ditawarkan?

    1. Bukan ranah dan wewenang saya pula untuk mendisiplinkan anda. Karena sudah dewasa dan memiliki kesibukan yang berbeda.

    Hanya perlu konsisten saja menulis itu. 10-30 menit setiap hari. Lalu naskah selesai.

    1. Tak usah ngotot seperti yang banyak dituntut mentor penulisan sehari harus menulis sekian halaman. Bahkan menulis ebook dua hari jadi, lhah itu menulis apa? Copas dari mana saja?

    Nulis cerpen saja (6-10 hlm), dua hari belum tentu jadi. Terus disuruh pernyataan segala hari ini tanggal itu mo jadi penulis, lha yang begitu itu yo nggo opo kalau versi saya. Untuk apa itu?

    Menulis bukan sesuatu yang harus dideklarasikan ke khalayak.

    1. Baru kalau anda sudah punya karya itu harus dideklarasikan ke mana-mana, agar mereka beli dan kantong anda gendut dengan royalty.

    Bukan proses menulisnya. Bukannya apa-apa, bisa bisa justru ide ide anda yang dishare di public itu dicuri orang. Anda belum selesai tulis, yang setipe sudah beredar luas di pasaran.

    Disiplinlah. Karena itu yang bisa menyelamatkan eksistensi sebagai penulis yang baik dan professional.

    Pesan buku-buku Kinoysan bisa wa.me/6281380001149.

    Ari Kinoysan Wulandari

    Please follow and like us:

    Tips Menulis dari Salah Satu Guru Saya

    Pesan buku cetak dan bertandatangan bisa wa.me/6281380001149.

    Sebenarnya, setiap guru selalu memiliki keunikan. Beragam guru yang saya ikuti, selalu saja berbeda caranya satu sama lain dalam menulis. Namun pada intinya, mereka menginginkan hal yang sama: TULISAN BAGUS dan DISUKAI sehingga memiliki NILAI JUAL TINGGI. Berikut ini beberapa tips yang mungkin juga cocok untuk kita.

    Miliki buku catatan.
    Bukan sekedar “Buku Catatan”, tapi pastikan yang berkualitas sesuai dengan kesenangan anda. Milikilah beberapa buku catatan yang secara khusus hanya membahas satu hal.

    Misalnya ada buku catatan khusus tentang IDE, anda bisa mencatat semua ide tersebut di buku A, misalnya. Ketika anda menggarap satu cerita, catatlah semua hal tersebut di buku B, misalnya; dan seterusnya. Bila anda memiliki banyak proyek penulisan, sediakan sejumlah buku yang berbeda.

    Pilih topik dan mulailah menulis.
    Topik bukan sekedar ide. Anda harus melengkapinya dengan sekitar konflik, plot, setting, dll. Tidak harus kompleks dan rumit. Topik sederhana pun bisa jadi bagus, asal penggarapan luar biasa.

    Buatlah garis besar, sinopsis global, kerangka karangan.
    Untuk mendapatkan hasil yang baik, anda harus menyempurnakan topik dengan mengisi karakter utama, lokasi, waktu, suasana hati, dll.

    Mulai menulis draft pertama.
    Ini biasa disebut tulisan “ceroboh” atau asal jadi, asal selesai. Biarkan saja. Tidak pernah ada cerita, tulisan yang besar dan menginspirasi, mega bestseller, ditonton jutaan manusia yang dibuat dan diselesaikan hanya dalam draft pertama. Jadi, santai saja. Selesaikan cepat tulisan anda. Seceroboh apapun, tidak jadi masalah.

    Jangan takut dengan ide baru.
    Ketika sedang menulis draft pertama, mungkin saja tiba-tiba anda memiliki ide cemerlang tentang bagaimana ending cerita tersebut.

    Berhentilah sejenak menulis draft awal anda, dan tuliskan ide ending tersebut di buku ide. Jangan biarkan ide sia-sia.

    Biarkan cerita membimbing anda. Ini draft pertama. Segala sesuatu bisa saja tidak terduga, tetapi menjadi sangat menarik. Biarkan saja. Tulislah sampai selesai.

    Selesaikan draft pertama sesegera mungkin.
    Ini sangat penting agar anda tidak kehilangan “mood” untuk menyelesaikannya. Naskah yang terlalu lama, sering membuat kita malas untuk kembali menyentuhnya.

    Rincian cerita.
    Setelah selesai draft pertama, anda bisa membaca dan merinci semua cerita. Anda yang akan membuat karakter lebih nyata dan terpercaya. Tulislah sampai akhir.

    Pada saat anda selesai dengan draft kedua, anda akan memiliki semua informasi tentang cerita, karakter, plot utama, dan subplot.

    Bacalah dengan objektif.
    Ada banyak penulis yang TAKUT membaca karyanya. Padahal, ini sangat membantu untuk MENYEMPURNAKAN tulisan.

    Kalau tidak bisa objektif, carilah orang terpercaya yang pendapatnya anda hormati dan anda terima dengan senang hati.

    Menulis draft akhir.
    Menurut sebagian guru saya, sebaiknya naskah sebelum diserahkan kepada pihak lain (media, penerbit, PH, klien, dll) seharusnya lebih kurang sudah disempurnakan tiga kali dalam penulisannya; draft 1 asal selesai, draft 2 untuk merinci dan membenarkan kesalahan cerita, draft 3 untuk penyempurnaan terbaik.

    Baru setelah draft 3 itulah naskah boleh diserahkan kepada pihak lain untuk kepentingan komersial. Jangan pernah sekali-kali menyerahkan draft 1 anda kepada pihak lain untuk kepentingan komersial, pasti banyak DITOLAK karena banyaknya lubang (kekurangan) dalam naskah.

    Selamat menulis. Semakin banyak anda menulis semakin banyak anda berlatih, keterampilan menulis anda akan semakin baik.

    Ari Kinoysan Wulandari

    Please follow and like us:

    30 Hari 1 Naskah

    Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

    Ingin produktif menulis dan punya banyak tabungan naskah? Menulislah dengan sistem 30 hari 1 naskah. Istilah 1 naskah itu bisa anda terjemahkan dengan sesuatu yang sesuai situasi dan kondisi anda.

    Misalnya sibuk banget ya 1 naskah bisa 1 artikel, 1 cerpen, 1 bab dll yang penting selesai. Jadi ada tabungan naskah yang bisa dieksekusi atau disebut sebagai “naskah utuh”. Coba ikuti tata cara berikut.

    1. Beranilah menulis. Mulailah menuliskan konsep yang akan ditulis dengan detail, baik judul, sinopsis, karakter, konfliks, setting, alur, sudut pandang, ending, dll yang dirasa perlu.
    2. Pikirkan IDE yang KECIL, SEDERHANA, tetapi anda SUKAI dan anda KUASAI.

    Kebanyakan kesalahan penulis adalah berusaha memikirkan ide yang besar agar tampak hebat, tapi banyak bolongnya karena materi tidak dikuasai.

    1. Luangkan waktu khusus setiap hari sesuai kemampuan. Misal naskah 300 halaman dan 1 jam bisa menulis 5 lembar, maka anda perlu 2 jam setiap hari.

    Makin sedikit jumlah halaman yang anda hasilkan per jam, makin lama waktu yang dibutuhkan. Sesuaikan dengan kemampuan.

    1. Mulailah menulis, berhentilah mengangankan atau membicarakan naskah yang akan anda tulis.
    2. Mulailah dari hal yang paling anda anggap penting. Dalam penulisan, tidak ada aturan baku dalam penulisan, yang penting tulisan BAGUS dan MENARIK.
    3. Jadilah DIRI SENDIRI, jangan MENJIPLAK GAYA orang lain. Jadi diri sendiri lebih menarik daripada meniru gaya orang lain.
    4. SELESAIKAN sesuai TARGET dan kemudian ENDAPKAN.
    5. Setelah diendapkan, lakukan EDITING PRIBADI, cek segala hal yang perlu diperbaiki baik dari judul, isi, ejaan, kelogisan, dll.
    6. Lengkapi materi yang sudah siap dan ‘sempurna’ dengan BIODATA PENULIS.

    Biodata tak usah panjang-panjang, cukup nama, email, prestasi penulisan, dan contact HP bila dirasa perlu.

    1. KEMAS NASKAH, berdoa, dan siaplah untuk MENAWARKAN NASKAH.

    Kalau sudah beres, mulailah menulis lagi dengan cara yang sama untuk bulan kedua, dst.

    Cukup mudah kan? Ya, hanya butuh komitmen dan konsisten untuk bisa menerapkannya.
    .
    Pesan buku Ari Wulandari atau jasa penulisan lainnya wa.me/6281380001149
    .
    Ari Kinoysan Wulandari

    Please follow and like us:

    Meningkatkan Produktivitas dalam Menulis

    Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

    Dengan hadirnya beragam kesempatan untuk publikasi karya dari yang paling gampang sampai paling ekstrim dalam menghasilkan uang, ini sebenarnya peluang dan tantangan besar untuk setiap penulis. Penulis punya akses yang luas untuk survive lewat jalur yang dipilihnya.

    Semakin banyak karya, semakin banyak kesempatan memperoleh cuan. Cuman ya, untuk produktif berkarya dengan kualitas yang tetap terjaga “bagus” itu nggak selalu mudah.

    Toh tetap bisa kita usahakan. Penulis profesional biasanya juga penulis produktif. Karena garis kinerja industri kreatif buku kita, sekurangnya harus ditopang dengan jumlah atau kuantitas karya yang besar untuk bisa eksis dan survive.

    Coba cek ulasan berikut. Mungkin bisa jadi tips untuk membantu produktif menulis.

    1. Memiliki sikap rendah hati.
      Dalam bidang kerja apapun, rendah hati itu perlu. Mereka yang mau menerima kekurangan diri dengan baik, yang bisa melejitkan potensinya.
    2. Terus berusaha.
      Anda tidak tahu batas-batas kemampuan Anda. Sukses atau tidak, jika Anda terus mendorong melampaui diri sendiri, Anda akan memperkaya hidup Anda sendiri.
    3. Pertahankan pekerjaan Anda.
      Organisasi, lembaga dan individu akan sering berpikir mereka tahu yang terbaik tentang pekerjaan Anda – terutama jika mereka membayar Anda. Ketika Anda benar-benar percaya keputusan mereka akan merusak pekerjaan Anda, sebaiknya angkat kaki. Bekerjalah dengan baik dan pastikan anda dihargai dengan layak.
    4. Membela diri. Cari tahu apa yang membuat Anda bahagia, termotivasi dan kreatif.
    5. Penulis itu menulis. Lakukan saja secara rutin, di manapun Anda berada.
    6. Baca. Sebanyak yang Anda bisa. Sebagian harus diperdalam, sebagian cukup sambil lalu.
    7. Jangan takut melakukan perubahan. Mungkin Anda terbiasa menulis fiksi, tak ada salahnya menulis biografi dan sebaliknya.
    8. Ingat Anda suka menulis. Jika semangat menurun, kembalikan saja rasa suka Anda dan ingat bagaimana publikasi pertama yang luar biasa.
    9. Perbaiki komunikasi Anda. Tidak setiap penulis pandai berbicara, tetapi dalam proses negosiasi, penawaran harga, kompromi materi, dll semuanya perlu komunikasi yang baik dan tepat.
    10. Hiduplah dengan baik dan teratur. Menulis memang bisa kapan saja, tetapi hidup alami dan wajar seperti orang lainnya akan membantu Anda tetap hidup sehat bahagia dan panjang umur.

    Oke, sekurangnya itu bisa jadi acuan. Anda bisa menambahkan yang belum ada. Bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.

    Ari Kinoysan Wulandari

    Please follow and like us: