Adaptasi Naskah

Prinsip-Prinsip Penyuntingan Naskah. Pesan buku wa.me/6281380001149. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Adaptasi adalah hal yang biasa dalam dunia penulisan dan industri kreatif secara umum. Apa saja yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan adaptasi?

1. Adaptasi dan menuliskan kembali itu boleh. Tetapi, yang mesti dihindari adalah menjiplak. Setiap kali kita menjiplak, maka Allah akan mengurangi satu pikiran kreatif kita. Makin sering menjiplak, makin bodohlah diri kita.

2. Aturan adaptasi lebih kurang seperti ini:
a. Ide boleh sama, bisa dimiliki siapa saja.
b. Seluruh penulisan harus beda.
c. Karakter harus dimodifikasi.
d. Dialog juga tidak boleh sama.
e. Setting harus berbeda.

    Intinya: adaptasi untuk cerita adalah pada batasan ide yang sama, tetapi dalam segala hal dari tata cara, sudut pandang, model, karakter harus beda.

    3. Ada yang memberi usulan adaptasi dengan cerita mirip-mirip boleh, tetapi batasannya 10 persen saja dari total seluruh naskah yang diadaptasi.

    4. Ini berbeda dengan urusan pembelian copyright, lisensi. Banyak pula yang memang kontrak kerja samanya harus dialihkan dengan model (versi) Indonesia saja tanpa boleh mengganti apa pun, termasuk satu kata dialog sekali pun.

    5. Kalau adaptasi saja bebas, boleh dalam batas-batas wajar. Tidak ada yang klaim. Permasalahan klaim mengklaim dan gugat menggugat ini biasanya kalau karya adaptasi BOOMING, maka yang terjadi pastilah heboh sampai seret-seretan ke pengadilan segala karena duitnya memang BANYAK.

    6. Kalau adaptasinya hanya ide yang sama, sumber tak perlu disebutkan. Tetapi kalau banyak, ya disebutkan. Ada etika tak tertulis untuk memberi surat pemberitahuan pada PENULIS, PENERBIT. Tidak dipungut bayaran kok. Hanya untuk sopan santun saja.

    7. Karya adaptasi sering juga sebagai PERSETUJUAN, BANTAHAN, SANGGAHAN, PENYEMPURNAAN suatu karya sebelumnya. Misalnya, Umar Kayam menulis karya legendaris PARA PRIYAYI itu sebetulnya modifikasi dan bantahan untuk karya CLIFFORD GERTZ yang bicara soal Priyayi, Santri Abangan, dan Kalangan Petani. Dan, tidak ada seorang pun yang mengklaim Para Priyayi itu sebagai bantahan untuk karya Gertz.

    8. Menjiplak persis biasanya kalau untuk diri sendiri tidak ada yang klaim. Tetapi kalau sudah urusan komersial, diperdagangkan, disiarkan, diakui sebagai karya penjiplak; baru JADI MASALAH.

    9. Sebenarnya, kalau mau curang sih bisa saja, asal tidak ketahuan. Tetapi kalau ketahuan, — hari serba internet serba canggih begini, apa yang tidak ketahuan? — SIAP-SIAP saja. Itu MEMATIKAN MASA DEPAN sendiri.

    10. Intinya, teman-teman, jangan takut MEMBUAT KARYA ORISINIL. Yang bagus itu tidak harus yang berbau luar negeri kok. Ayolah, kunjungi daerah-daerah Indonesia, berjalanlah. Pasti akan tahu, kita ini lebih kaya dari negeri-negeri jiran di sekitar kita. Mari ciptakan kiblat, bukan berkiblat kepada negeri orang.

      Happy Writing, Be A Good Writer 🙂

      Ari Kinoysan Wulandari
      Griya Kinoysan University

      Please follow and like us:

      20 Hal Yang Menyebabkan Tulisan Tidak Selesai

      Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

      20 hal yang sering menyebabkan penulisan tidak selesai:

      1. Kurangnya Perencanaan
        Tidak ada outline atau rencana yang jelas dapat membuat penulis bingung tentang arah cerita.
      2. Prokrastinasi
        Menunda-nunda untuk menulis dapat menyebabkan hilangnya momentum dan inspirasi.
      3. Perfeksionisme
        Terlalu fokus pada kesempurnaan tiap kalimat bisa menghambat kemajuan.
      4. Kehabisan Ide
        Terkadang penulis mengalami kebuntuan ide di tengah jalan.
      5. Gangguan Eksternal
        Gangguan dari lingkungan sekitar seperti keluarga, pekerjaan, atau media sosial.
      6. Kritik Diri yang Berlebihan
        Terlalu keras mengkritik tulisan sendiri dapat mengurangi motivasi.
      7. Tidak Konsisten
        Tidak menulis secara rutin atau tidak memiliki jadwal yang tetap.
      8. Ketidakpastian Plot
        Ragu-ragu tentang perkembangan cerita atau akhir cerita.
      9. Masalah Teknis
        Kesulitan dalam hal-hal teknis seperti tata bahasa, struktur kalimat, atau dialog.
        1. Kurangnya Dukungan
          Tidak memiliki dukungan dari teman, keluarga, atau komunitas penulis.
      10. Riset yang Berlebihan
        Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk riset tanpa mulai menulis.
      11. Takut Gagal
        Khawatir bahwa novel/naskah tidak akan diterima dengan baik oleh pembaca atau penerbit.
      12. Tidak Menikmati Proses
        Menulis lebih karena kewajiban daripada kenikmatan dapat mengurangi semangat.
      13. Kesehatan Mental
        Masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan dapat mempengaruhi produktivitas.
      14. Perubahan Prioritas
        Kehidupan yang berubah, seperti pekerjaan baru atau keluarga, dapat mengubah prioritas penulis.
      15. Penulisan Ulang yang Terlalu Sering
        Terus-menerus menulis ulang bagian-bagian yang sudah ditulis tanpa maju ke bagian baru.
      16. Kurangnya Motivasi
        Tidak memiliki motivasi atau tujuan yang jelas untuk menyelesaikan novel.
      17. Tidak Ada Deadline
        Tidak menetapkan batas waktu untuk diri sendiri dapat membuat penulis merasa tidak terdesak untuk menyelesaikan.
      18. Menghindari Kesulitan
        Menghindari menulis bagian yang sulit atau tidak menyenangkan dalam cerita.
      19. Perubahan dalam Cerita/Naskah
        Mengubah alur cerita atau karakter utama terlalu sering dapat menghambat kemajuan. Membongkar naskah juga meribetkan banyak hal.

      Monggo silakan dicermati naskah Anda belum selesai karena apa, termasuk dari 1 s/d 20 di atas kah? Kalau iya, cobalah mencari solusinya 😀

      Ari Kinoysan Wulandari

      Please follow and like us:

      Menulis Paragraf Pertama

      Cerita Rakyat Maluku. Pesan buku cetak wa.me/6281380001149. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

      Bagian yang paling sulit dari penulisan umumnya menulis paragraf pertama atau memulai. Tips ini mungkin bisa membantu:

      1. Carilah sebuah paragraf pertama dari berbagai buku yang anda rasa ingin menuliskannya seperti itu. Kaji dan pelajari betul, lalu terapkan pada objek materi yang sedang anda tulis.

      2. Setiap kali memulai naskah baru dan kembali “kesulitan” lakukan lagi cara yang pertama. Kalau bisa kita memiliki “deposito paragraf pertama” yang isinya hanya paragraf-paragraf pembuka, yang bisa kita cek dan pelajari kapan saja.

      3. Ketika paragraf pertama selesai anda tulis, biarkan saja. Tidak usah merevisinya dan teruskan menulis.

      4. Pada saat selesainya naskah, mungkin anda perlu ekstra waktu untuk merevisi paragraf pertama sebelum jadi “paragraf kesayangan” anda.

      5. Berlatih terus akan membuat penulisan paragraf pertama sampai jadi gampang dan akan lebih gampang untuk memulai setiap kali penulisan baru.

        *Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
        *Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
        *Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!
        *Jadi Penulis Produktif? Gampang Kok!
        Pesan buku wa.me/6281380001149.

        Ari Kinoysan Wulandari

        Please follow and like us:

        Menawarkan Jasa Menulis

        Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

        Pingin nawarin jasa menulis untuk orang-orang atau calon klien potensial? Cek-cek yang harus kita perhatikan.

        1. Buku karya kita adalah bukti yang tak terbantahkan. Karenanya mau anda jadi ghostwriter, jadi penulis buku biografi, tetep wajib punya buku yang nangkring di toko buku. Biar bikin promosi atau proposalnya gampang. Selain itu kalau punya buku, kita juga gampang ngasihnya. Terus calon klien juga bisa baca-baca cocok tidaknya dengan gaya tulisan kita.

        2. Blog dan sosmed kita yang ada beragam tulisan, juga bisa jadi acuan seseorang akan menggunakan jasa kita atau tidak. Blog dan sosmed kita nggak harus “aktif” banget, tapi cukuplah kalau diupdate per minggu.

        3. Cara menawarkan jasa kita bisa dengan beragam cara. Mengirimkan surat perkenalan dan proposal via email sering dianggap sebagai cara yang mudah.

        4. Namun kalau pas di pertemuan tertentu jumpa dengan calon klien, bilang dan tawarkan saja. Mereka pasti senang. Oh ya, rata rata orang penting senang jumpa penulis karena mereka sering nggak sempat menulis. Ingat ya, nggak sempat, bukan nggak bisa.

        5. Saya, dengan latar etnis Jawa yang melekat dengan budayanya —yang nggak terbiasa dengan memamerkan diri seluruh kemampuannya, termasuk jarang menghubungi orang untuk menawarkan ini itu jasa yang kami sediakan.

        Bukan karena tidak mau begitu, tapi karena masih banyak pe er gaweyan yang belum selesai. Menambah orang, belum tentu cocok cara nulis dan kerjanya.

        6. Tapi sesekali saya akan menghubungi orang orang yang saya anggap potensial. Kalau sudah ada klien, ya nggak usah serakah mencari terus. Bikin naskah pesanan klien itu cukup melelahkan. Kita nggak bisa sembarangan nulis semaunya kita. Harus nurut mereka maunya gimana. Kalau serakah ntar malah bubrah atau tidak jadi dan bikin kredit point kita buruk di mata klien.

        7. Saya nggak tahu anda model penulis yang mana. Yang jelas menawarkan jasa itu penting. Karena klien dengan naskah pesanannya itulah yang biasanya bikin penulis punya banyak duit. Kita bisa nego harga sebebasnya. Syukur banget kalau dapat klien yang royal, wes manut saja dengan harga kita. Cuman yang begini ini sesekali saja 😅😂

        8. Yang penting sopanlah saat menawarkan jasa. Jangan ngotot. Klien yang memang serius pasti akan cari kita. Apalagi kalau cocok model tulisannya.

        Yeach, tapi ini butuh lebih dari sekedar kemampuan menulis. Butuh pribadi dan karakter yang baik. Butuh sikap mental yang kuat. Karena menghadapi klien berduit itu beda dengan menghadapi penerbit yang nggak secara langsung membayar penulisnya.

          Selamat mencoba 😀🙏

          Ari Kinoysan Wulandari

          Please follow and like us:

          Membangun Kreativitas

          Kreativitas kadang lahir dari masalah-masalah di sekitar kita.

          Apa siy yang dimaksud dengan kreativitas? Apakah anda ingin meningkatkan kreativitas dalam menulis? Jangan terlalu percaya diri sebagai orang yang kreatif. Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan KREATIVITAS.

          1. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghubungkan ide-ide yang tampaknya tidak tersambung. Menghubungkan ide-ide menjadi seperti baru adalah dasar kreativitas.
          2. Kreativitas tidak terbatas pada orang-orang berbakat, siapa saja bisa menjadi orang kreatif.
          3. Kreativitas tidak semata-mata harus dikembangkan dalam dunia yang berkaitan dengan penulisan, tetapi seluruh bidang kehidupan memerlukan kreativitas untuk berkembang.
          4. Kreativitas seseorang dapat dilatih dengan sering mengasah kemampuan. Banyak sekolah dan pelatihan-pelatihan khusus untuk mengasah kreativitas.
          5. Kreativitas dapat ditingkatkan secara konsisten dengan:

          A. Mengamati semua hal di sekitar anda dan menemukan hal yang baru.

          B. Mempertanyakan dari apa yang anda amati, tulis 50 daftar pertanyaan dan kemudian buat 5-10 pertanyaan mendalam untuk menguji dan mengetahui hal-hal baru.

          C. Networking; bagaimanapun semakin luas pergaulan seseorang semakin berwarna kreativitasnya.

          D. Eksperimen; dengan penelitian kita bisa menjawab pertanyaan baru atau menemukan hal yang baru. Penelitian termasuk di dalamnya mengunjungi daerah-daerah baru.

          E. Jangan membatasi diri; jangan mudah mengatakan, oooh itu bukan dunia saya…. segala sesuatu bisa dicoba dan mungkin anda menemukan hal baru yang menyenangkan.

          F. Memperbanyak wawasan dengan membaca, travelling, sekolah, workshop, seminar, dll. yang memungkinkan ilmu anda berkembang.

          G. Menerima tantangan untuk menuliskan hal baru yang sama sekali berbeda dengan lingkungan dan dunia kita.

          Selamat mengasah kreativitas anda. Selamat menulis. Selamat beraktivitas kembali.

          Happy Writing Be A Good Writer 🙂

          Ari Kinoysan Wulandari

          Please follow and like us:

          Ide-Ide Tulisan

          Baik karya kecil atau besar, sederhana atau rumit; semuanya berasal dari ide.

          Ide adalah kunci pokok penulisan. Tanpa ide kita nggak bisa menulis apa-apa. Dari mana ide diperoleh? Bisa dari mana saja. Yang paling penting untuk diingat, ide nggak bisa dicari, tetapi harus ditemukan. Berikut ini beberapa hal yang perlu kita ketahui berkaitan dengan ide.

          1. Ide harus menarik, penting, dan bermanfaat.
          2. Ide tidak harus selalu baru, mungkin hanya perlu inovasi dan modifikasi dari yang sudah ada.
          3. Ide bisa lahir dari pengalaman, pengamatan, dan imajinasi. Salah satu saja sudah cukup banyak untuk menulis.
          4. Ide bisa diperoleh dengan bertukar pikiran, membaca, silaturahmi, olahraga, menari, berwisata, main musik, atau bahkan sekedar mendengar berita dan mengintip social media.
          5. Jangan alergi dengan kegiatan di luar penulisan, ide umumnya lebih banyak dari dunia di luar penulisan.
          6. Jadilah orang yang terbuka dan mudah membaur dengan segala kalangan. Di sana ide bertebaran dengan bebas dan tinggal menunggu kita tangkap.
          7. Setiap ide yang muncul kapan saja, sebaiknya didokumentasikan. Terserah caranya. Bisa ditulis tangan, bisa diketik, bisa direkam, bisa dipotret, bisa divideokan…. yang penting jangan sampai kehilangan ide hanya karena tidak mendokumentasikan.
          8. Cek-cek bank ide. Tiap bulan bersihkan yang tidak penting, simpan ide yang bisa diubah jadi naskah dan diuangkan.
          9. Kalau bener-bener nggak punya ide, jangan memaksa diri. Tinggalkan saja urusan penulisan, mungkin perlu istirahat, wisata, atau sekedar bermain dengan binatang piaraan atau silaturahmi.
          10. Saat mulai menulis, prioritaskan ide yang disukai orang, yang kita kuasai, yang gampang menulisnya, dan banyak atau mudah referensinya.

          Percayalah, kalau sudah jadi penulis…. akan begitu banyak ide, bahkan rasanya 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 4 minggu sebulan, 12 bulan setahun terasa begitu cepat untuk menyelesaikan ide menjadi satu buku/film yang bagus. Biar ringan, prioritaskan ide yang simpel. Tulis yang gampang saja. Biar karyanya cepet banyak dan produktif.

          Yang mau tahu lebih banyak soal ide bisa ngecek dan baca di buku ini:
          *Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
          *Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
          *Jadi Penulis Produktif? Gampang Koq!

          Ari Kinoysan Wulandari

          Please follow and like us:

          Kalau Kita Menyunting Naskah

          Wonderful Bangkok. Pesan novel wa.me/6281380001149.

          Pada prinsipnya, penyuntingan naskah itu memperbaiki kekurangan naskah dan menjadikan naskah lebih baik.

          Proses ini bisa menjadi beragam, tergantung kualitas dasar naskahnya. Kadang-kadang naskah yang sudah bagus, nyaris tidak memerlukan campur tangan editor, karena dari konten, gaya bahasa, template, dan ejaan pun sudah sesuai. Ini sungguh editornya “beruntung” karena nggak perlu capek capek kerja.

          Namun untuk materi naskah yang hampir semuanya “bermasalah” editor harus bekerja sangat ekstra.

          1. Masalah isi
            Periksa keseluruhan, lengkap atau tidak dari judul, pengantar, daftar isi, materi bab per bab, penutup referensi, biodata penulis, lampiran bila ada.

          Bila sudah, cek cek pula materi tiap bab, imbang, ilustrasi benar, materi cukup.

          Cek hubungan antar bab, apakah sesuai atau ada yang diubah.

          Materi untuk fiksi menyesuaikan standar.

          1. Masalah gaya bahasa
            Apakah penulis menggunakan style tertentu yang tidak biasa?

          Perlukah diubah? Ataukah sudah sesuai standar penerbit/media/PH?

          1. Masalah template atau aturan format standar.
            Sudah sesuaikah?

          Jumlah halaman?

          Model penulisan bisa diterima atau harus diubah total?

          1. Ejaan dan pengetikan
            Hal sepele yang sering diabaikan adalah salah ketik dan salah ejaan. Perhatikan hal ini, kalau terlalu berat serahkan korektor; hanya checking kata demi kata.

          Penyuntingan yang paling berat pada tataran isi dan struktur. Karena ini melibatkan kemampuan, wawasan, kejelian melihat potensi pasar, kekuatan naskah, pengalaman pribadi yang turut jadi pertimbangan, dll sehingga naskah menjadi paripurna dan meraih potensi bestseller nya.

          Penyuntingan materi, biasanya dilakukan oleh ahli di bidang yang bersangkutan, baru kemudian diserahkan pada editor profesional.

          Artinya naskah tersebut secara konten sudah divalidasi tidak menyesatkan. Tugas editorlah yang kemudian menyempurnakan naskah sesuai standar masing masing kepentingan atau institusi.

          Jadi sebenarnya, kalau kita menulis dan mengedit sendiri; itu melakukan banyak sekali pekerjaan “orang”. Dan ini tidak mudah. Tapi belajar memang selalu butuh investasi; waktu, uang, sarpras dan niat.

          Bagaimanapun, naskah awal yang bagus lebih berpotensi diterbitkan daripada naskah awal yang masih acak acakan.

          Semoga membantu ya 😀🙏

          Ari Kinoysan Wulandari

          Please follow and like us: