Eksis Sebagai Penulis

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Ini adalah tips khusus yang biasa saya gunakan untuk tetap eksis sebagai penulis dan terus menerus mau menulis, demi menghasilkan karya-karya baru.

1. Menjadikan menulis sebagai gaya hidup (life style). Menulis seperti kebutuhan kita akan makan. Kalau tidak makan kita lapar dan harus makan. Kalau tidak menulis, ada yang kurang.

2. Menuliskan apa saja yang bikin hati galau saat itu juga. Menulis termasuk terapi psikologis yang membuat orang lebih sehat, fokus, tidak mudah pikun, dan awet muda.

3. Tidak ada kata “mentok” untuk menulis. Selalu ada cara untuk menulis. Yang “mentok” biasanya pikiran kita. Apalagi sekarang, ada banyak fasilitas dan aplikasi yang bisa kita gunakan untuk membantu proses penulisan.

4. Tidak usah memikirkan teori penulisan secara berlebihan, menulis saja yang penting terbaca dan selesai. Tulisan buruk yang diselesaikan lebih bagus, daripada tulisan baik yang masih ada di “awang-awang” atau belum ditulis.

5. Biasakan mengendapkan tulisan yang sudah selesai, mengeditnya beberapa hari kemudian, dan segera mengirimkannya ke pihak yang dituju begitu selesai. Kalau tidak, kita akan tergoda untuk memperbaiki terus dan tidak akan pernah selesai.

6. Miliki mental baja. Kalau ada media, penerbit, PH menolak karya kita, hujani mereka terus menerus dengan karya kita sampai akhirnya mereka bosan untuk menolak kita. Hehe… tapi ingat, jaga kondisi tetap sehat agar bisa terus berkarya.

7. Jalin hubungan baik dengan semua pihak yang berurusan dengan industri kreatif. Kita tidak pernah tahu gunanya “satu nama” sebelum mengenalinya dengan baik.

8. Pada tiap karya yang kita kirimkan, pastikan CV dan contact kita sudah tertera dengan rapi, jelas, dan bisa dihubungi dengan mudah. Ada banyak karya bagus dicuekin karena CV dan alamat penulisnya ternyata antah berantah tidak jelas.

9. Jangan lupa mengarsip setiap karya yang sudah dipublikasikan, termasuk berbagai atribut/perlengkapan yang digunakan selama proses berkarya (notes, referensi, rekaman, peraga, dll). Mungkin nanti bisa pameran tunggal kan seru.

10. Kalau sudah terima honor, royalti, jangan dihabiskan. Investasikan sebagian untuk belajar, sekolah, kursus penulisan di Griya Kinoysan University, membeli buku-buku baru, nonton film-film terbaru, ikut acara-acara industri kreatif, piknik dan tentunya mentraktir saya, hehe… yang terakhir becanda, mumpung masih tahun baru ❤️🙏

Ari Kinoysan Wulandari

#ariwulandari #arikinoysanwulandari #dibalikbuku #kinoysanstory #happylife #happywriter #happywriting #selflove

Please follow and like us:

Kalau Kamu Mau Jadi Ghostwriter

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Salah satu pekerjaan penulisan yang cuannya cukup berasa, itu jadi ghostwriter. Ya, penulis hantu atau penulis bayangan. Sejatinya menulis, tapi tidak muncul di permukaan. Artinya, nama penulis itu hilang ditelan kegelapan dan tidak boleh woro woro atau klaim-klaim dia menulis ini itu bila sudah sepakat jadi ghostwriter pihak tertentu.

Jadi, alih alih sekedar mikirin cuannya yang tambun, yuk simak dulu lebih kurangnyam Biar kamu nggak nyesel dan paham betul apa hak dan tanggung jawabnya seorang ghostwriter.

1. Ghostwriter adalah penulis yang menuliskan sesuatu atas nama orang lain dan nama kita tidak dicantumkan.

2. Tidak ada nama di dalam tulisan yang kita buat itu sering kali jadi masalah ketika tulisan tersebut booming.

3. Naluri untuk mengatakan itu karya saya, cenderung sangat besar untuk mereka yang belum terbiasa jadi ghostwriter. Padahal ini sudah tercantum dalam kesepakatan ghostwriter tidak boleh menyebut dirinya menulis apa dan untuk siapa.

4. Oleh karena itu pikirkan betul ketika mau jadi ghostwriter, ikhlas, atau nggak rela kalau tulisannya diakui sebagai tulisan orang lain. Kalau tidak ikhlas jangan jadi ghostwriter.

5. Kalau bisa ikhlas baru deh kamu boleh menjajal posisi ghostwriter 😂 Karena sudah tidak pingin nama dan tidak pingin pengakuan bahwa itu karya anda.

6. Karena peliknya urusan nama, kalau saya menyarankan pastikan saja uang yang anda terima dari klien cukup layak mengganti keikhlasan anda. Negokan dengan baik, karena begitu anda lepas anda tak berhak apapun atas naskah itu.

7. Jangan juga egois karena hilang hak cipta, kamu terus jual jasa sangat mahal. Ntar nggak ada yang pakai jasa menulis kamu, njur stres pula. Yang penting menurut kamu biayanya sudah sesuai, ya terima saja.

8. Karenanya mau ada kerjaan ghostwriter, penulisan biografi atau tidak, saya tetap menulis. Sesibuk apapun urusan pas sekolah yang bikin so busy ya harus nulis, karena kalau kita punya naskah cadangan dan bisa terus terbit, kita bisa menaikkan posisi tawar kita.

9. Punya cukup banyak buku terbit juga membuat kita lebih tenang. Kalau royalti tidak banyak, kita juga bisa membantu mendagangkan buku. Hei, royalti penulis hanya 10% potong pajak 15%. Tapi jual buku sendiri, pastilah dapat untung 30%.

10. Jadi ghostwriter itu cara cepat punya duit banyak dari menulis, tapi ya itu lah yang terpenting kamu harus cukup ikhlas kalau tulisan kamu diakui sebagai milik orang lain. Dan ini tidak mudah lhooo 😀 Kalau saya ikhlas saja. Nanti untuk diri sendiri ya tulis lagi karya versi saya.

Ari Kinoysan Wulandari

#arikinoysanwulandari #arikinoysan #kinoysanstory #dibalikbuku #happywriter #happylife #happywriting #ghostwriter #biografi

Please follow and like us:

Kenapa Kita Perlu Mengatur Duit?

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Kenapa kita perlu mengatur duit? Ya kali kalau duit kita nggak berseri nomornya, kita bebas pakai semaunya. Perlu tinggal ambil, gesek, transfer, dll. Lha kalau duitnya tiap bulan mung UMR saja, sementara kebutuhan bejibun; ya kudu pinter-pinter mengatur duit; dan tentu saja mencari tambahan penghasilan biar tidak kolaps dengan utangan setiap bulannya. Apalagi bagi freelancer yang jelas nggak menentu penghasilannya. Kudu ekstra mengatur dengan cermat dibandingkan mereka yang gajian tiap bulan.

Manajemen duit itu bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Mengatur duit bukan hanya tentang menghitung pengeluaran, tetapi juga merencanakan masa depan finansial. Beneran lho, kalau kita secara finansial memadai, cukup, hidup sekurangnya lebih tenang. Saya bukan ngajarin orang untuk matre, tapi realistis itu wajib. Tidak semua hal bisa diselesaikan dengan uang, tapi percayalah semua masalah lebih gampang beres dengan adanya duit.

Inilah kira-kira yang bisa kita pertimbangkan kalau kita mau bikin manajemen duit yang bagus. Manajemen duit juga membuat kita tahu persis berapa pendapatan riil kita dan ke mana saja larinya duit-duit kita. Jangan hanya mengira oh duitku masih banyak; padahal itu besaran paylater, kartu kredit, dll bentuk utang —yang salah kaprahnya sering dianggap sebagai “pendapatan” kita.  

  1. Pakaian app tentang pencatatan uang. Boleh pilih mana saja yang kamu suka. Cari aja yang gratis. Ini biar mudah dan syukur syukur ada hitung kalkulasi tiap hari, minggu, bulan, tahun.
  2. Catat semua pemasukan, bahkan sekecil puluhan ribu pun catat. Karena itu minta bank juga nggak boleh.
  3. Catat semua pengeluaran, tetap dan tidak tetap. Keluar duit apapun urusannya, itu pengeluaran. Biar nggak ngomong, barusan gajian kok duit udah habis lagi. Barusan terima honor duit kok sudah nggak nampak lagi, dll.
  4. Jangan utang berlebihan di luar kemampuan. Saya bukan anti utang. Boleh saja. Asalkan bijak dan nggak membebani keuanganmu tiap bulan. Tapi untuk diri saya sendiri, ekstrim jangan utang. Mampu beli, belum mampu cari substitusinya yang sesuai kemampuan.
  5.  Dana darurat itu wajib. Ada banyak hal yang sering tidak terduga. Kiri kanan ada yang meninggal, apa iya kamu nggak layat? Datang melayat tentu nggak dengan tangan kosong kan?
  6. Tabungan dan investasi. Mau berapapun pendapatan, sisihkan untuk ini. Karena ini membuat hati lebih enteng. Saya percaya Tuhan kasih rezeki tanpa batas. Tapi kalau kamu punya “duit” yang anteng tidak dipakai ini, kerja, ibadah pun lebih tenang. Coba aja tanya mereka yang hidupnya dikejar kejar utang, bisa tidur nyenyak kah kalau DC berkeliaran ke rumah setiap saat? Rusuh. Jangan tanya rasanya, saya sudah pernah mengalami saat orang tua bangkrut.
  7. Manajemen duit bikin kita melek urusan “keuangan”, seperti rasio bunga bank, potongan biaya administrasi, pajak, risiko investasi, dll yang membuat kita bisa memilih mana yang terbaik dan cocok untuk urusan duit kita.
  8. Emosi orang yang duitnya anteng itu lebih stabil. Nggak gampang marah, nggak emosional, tenang, dan lebih sabar. Ya karena mereka sudah tahu, hidupnya sudah “terjamin” dalam sisi finansial. Kerja tenang, ibadah khusyuk, dolan riang, belajar yo happy, kehidupan sosial ya baik. Semua jadi lebih nyaman.
  9. Manajemen duit juga bisa membuat kita menentukan sejak dini, besaran dana pensiun yang kita perlukan. Lha ya, umur bertambah, kemampuan keahlian bertambah, tapi pasti fisik menurun. Sudah kodrat alam. Jadi ya siap siap saja dana untuk ini. Saya tidak berencana pensiun dari menulis, tapi membangun kestabilan dana saat saya tidak lagi prima, itu jelas dari muda. Bukan nanti nanti.
  10. Prinsip manajemen duit sebenarnya, hiduplah sesuai kemampuan. Jangan kebanyakan gaya, karena pasti jadi beban hidup. Ingat, beban hidupmu tidak dibiayai oleh gengsimu. Mereka yang solid secara ekonomi, biasanya sudah tidak memerlukan pengakuan-pengakuan “wah keren ya”, “wah kaya ya”, dll setipe pujian atau sanjungan semu dari orang lain. Mereka juga malas untuk sekedar kelihatan “branded” demi gengsi atau pansos.

Tujuan kita kerja itu menjadi kaya, bukan untuk terlihat kaya. Jadi tetapkan standar kaya versimu masing-masing, dan atur penuhilah standarmu itu dari kerjaan yang menghasilkan pendapatan.

Share ini bersifat personal. Kamu nggak harus kok begini kok begitu. Tiap orang beda pandangan. Tiap orang beda pemikiran. Jadi santai saja kalau aturan uangmu beda dengan saya. Selamat Mengatur duit duitmu agar hidupmu happy selalu.

Ari Kinoysan Wulandari

#ariwulandari #arikinoysanwulandari #kinoysanstory #manajemen #keuangan #duit #happywriter #happywriting #happylife

Please follow and like us:

Manajemen Duit versi Saya

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Hal yang sangat krusial dalam kelangsungan hidup seseorang adalah manajemen hidup. Salah satunya adalah manajemen duit. Menjadi freelancer dalam waktu yang sangat lama, membuat saya “ketat” mengatur duit saya. Saya jelas tipikal orang yang berusaha dan gampang membantu, tetapi tidak setiap orang yang datang “nembung duit” atau “utangan” wajib dibantu.

Karena ini sering jadi pangkal masalah keuangan. Janjinya pinjam sebulan, molornya lima tahun pake nagih nagih pula. Jadi untuk beginian, saya lebih gampang skip aja. Kalau punya dan bisa ya saya bantu, kalau nggak paling saya diprenguti, dicuekin, diblokir, atau dikata-katai pelit. Lha mbok sakarepmu. Nilai pahala amalan berbagi saya tidak bergantung pada sematan sebutan dari mereka yang nggak kita kasih utangan.

Karena sadar freelancer itu duitnya tidak jelas, besaran, waktu, dll. Saya mengatur duit dengan point-point yang saya anggap cocok untuk diri saya. Orang lain belum tentu sesuai.

1. Begitu mendapatkan uang honor dari beragam kerjaan, saya langsung membagi dua. Separoh untuk hidup, separoh untuk tabungan.

2. Duit rentan dicomot comot, maka yang separoh untuk tabungan, saya alihkan logam mulia. Ini paling mudah, karena dapat honor sedikitpun bisa dikonversi emas. Anda bisa cari bentuk yang sesuai: saham, deposito, reksadana, tanah, rumah, ruko, apartemen, dll.

3. Separoh dana aktif itulah yang saya gunakan untuk hidup sehari hari dengan manajemen tersendiri. Saya terbiasa hidup sederhana. Tetap sejahtera dan happy. Penghasilan pas kecil atau besar, ya baik baik saja 😍😊

4. Hindari utang, baik kepada teman, saudara, kerabat. Kalau terpaksa ngutang, jangan ngemplang. Ada uang, bayar sebesar yang dipinjam. Kalau punya cicilan yang tertib bayarnya daripada krna penalti atau charge denda.

5. Tegas berkata tidak untuk pengutang, terutama yang nggak urgent. Kalau ada yang krusial untuk makan, sakit, sekolah; saya berikan semampunya biar tidak jadi pikiran dan nggak mengganggu keuangan.

6. Ketahui “keinginan” atau “kebutuhan”. Jangan iri lihat temen segeng beli barang branded. Kalau mampu dan butuh, beli. Kalau nggak jangan maksa kredit karena pingin. Kalau masa paceklik, kreditmu tak dibayari teman-temanmu 😃

7. Punyai hobi agar tidak konsumtif. Syukur hobi produktif menghasilkan, sehingga pendapatan makin besar.

8. Saya percaya sedekah menolak bala. Syukur menambah berkat. Lakukan sedekah dan syukur tiap hari. Kebaikan akan menyelamatkan kita pas krisis 😍

Besaran pengeluaran dari total pendapatan yang kamu gunakan bisa diatur dengan model 10-20% untuk sedekah dan berbagi, 10% untuk dana darurat, 10% untuk tabungan, 40-50% untuk keseharian, 10% untuk invest ilmu, 5% untuk hobi, 5% lain-lain. Besaran persen tiap jenis bisa beragam, sesuai keperluan. Saya pun kadang harus mencocokkan dan mengatur lagi setiap bulan, terutama kalau ada hal besar yang memakan biaya banyak.

Seberapapun uang, bisa diatur. Yang sulit dalam manajemen duit itu, kalau nggak ada duitnya…. naaaah 🤣 Makanya kerja biar duitnya ada yang bisa diatur 😁😁

Kalau kamu, bagaimana urusan manajemen duitmu 🤔 Bisa nabung dan invest tiap bulan?

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Menawarkan Jasa Menulis

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menjadi freelancer itu tidak selalu mudah. Menulis untuk mendapatkan uang dan survive, itu juga jadi persoalan tersendiri. Tidak semua penulis terbiasa “menawarkan” keahliannya. Lebih banyak sunyi tersembunyi. Dalam beberapa hal saya sepakat bahwa menulis akan ketemu jalannya sendiri. Tapi saya lebih setuju, bahwa rezeki lebih sering harus dijemput dengan usaha kita.

1. Buku karya kita adalah bukti yang tak terbantahkan. Karenanya mau anda jadi ghostwriter, jadi penulis buku biografi, tetep wajib punya buku yang nangkring di toko buku. Biar bikin promosi atau proposalnya gampang.

2. Selain itu kalau punya buku, kita juga gampang ngasihnya. Terus calon klien juga bisa baca-baca cocok tidaknya dengan gaya tulisan kita.

3. Cara menawarkan jasa kita bisa dengan beragam cara. Mengirimkan surat perkenalan dan proposal via email sering dianggap sebagai cara yang mudah.

4. Namun kalau pas di pertemuan tertentu jumpa dengan calon klien, bilang dan tawarkan saja. Mereka pasti senang.

Oh ya, rata rata orang penting senang jumpa penulis karena mereka sering tak sempat menulis.

5. Saya, dengan latar etnis Jawa yang melekat dengan budayanya —yang tidak terbiasa dengan memamerkan diri seluruh kemampuannya, termasuk jarang menghubungi orang untuk menawarkan ini itu jasa yang kami sediakan.

6. Bukan karena tidak mau begitu, tapi karena masih banyak pe er gaweyan yang belum selesai. Menambah orang, belum tentu cocok cara nulis dan kerjanya.

7. Tapi sesekali saya akan menghubungi orang orang yang saya anggap potensial. Kalau sudah ada klien, ya tidak serakah mencari terus karena bikin naskah pesanan klien itu cukup lelah. Kalau serakah ntar malah bubrah atau tidak jadi.

8. Saya tidak tahu anda model penulis yang mana. Yang jelas menawarkan jasa itu penting. Karena klien dengan naskah pesanannya yang bikin penulis cukup punya duit. Bukan dari buku buku royalti kita.

9. Yang penting sopanlah menawarkan. Jangan ngotot. Klien yang memang serius pasti akan cari kita. Apalagi kalau cocok model tulisannya.

10. Yeach. Tapi ini butuh lebih dari sekedar kemampuan menulis. Butuh pribadi dan karakter yang baik. Butuh sikap mental yang kuat.

Karena menghadapi klien berduit itu beda dengan menghadapi penerbit yang tidak secara langsung membayar penulisnya.
Silakan anda memilih mana saja yang sesuai. Versi saya, adalah bonus kalau klie datang menemukan kita. Tapi lebih sering mereka harus kita “jemput” untuk menggunakan jasa dan kreativitas kita.

Ari Kinoysan Wulandari

#ariwulandari #arikinoysanwulandari #arikinoysantips #kinoysanstory

Please follow and like us:

Tentang Royalti Penulis yang Tidak Banyak Orang Tahu

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Kadang-kadang saya gemas betul lho kalau mendengar hitung-hitungan orang atas royalti penulis. Hitung-hitungan yang sering kali salah kaprah dan berdasarkan teori matematis semata. Secara umum royalti penulis di Indonesia berada pada kisaran 5-12% dari harga jual buku. Yang umum adalah 10% dari harga jual buku dikurangi pajak 15%.

Gampangnya, kalau seorang penulis memiliki 1 buku dengan harga jual 50 ribu dengan jumlah eksemplar cetak 5 ribu, maka secara teori royalti yang diterima adalah 10% x 50,000 x 5000 = 25,000,000 dikurangi pajak 15% (25,000,000 x 15% = 3,750,000). Jadi, secara teori royalti yang harus diterima penulis = 21,250,000 (lumayan to untuk satu buku lho!)

Itu secara teori dan sering kali orang tidak melihat realitanya. Hei, royalti yang dibayarkan penerbit kepada penulis itu berdasarkan jumlah buku yang laku setiap periode royalti (umumnya hanya 2-4 kali dalam setahun, ada yang 6 bulanan, 4 bulanan, atau 3 bulanan). Nah, masalahnya kalau bukunya laku semua dan dijual dalam harga yang riil (50 ribu) memang 21,250,000 itulah yang diterima oleh penulis.

Wah, tentu saya bahagia sekali kalau ternyata penerbit begitu buku saya terbit langsung membayar royalti saya sesuai jumlah cetaknya….. karena ini yang dihitung-hitung oleh orang dan saya tidak mau repot menjelaskan rinci selain ucapan terimakasih.

Alhamdulillah karena berarti itu saya kaya banget lah. Hitung saja, buku solo saya sudah 140 dan mayoritas terbit di penerbit major yang terus saja dicetak ulang. Alhamdulillah. Heheh….

Terus bagaimana kalau bukunya tidak semuanya laku? Dari lima ribu baru laku seribu? Ya seribu eksemplar itu yang dibayarkan. Kalau kurang dari itu? Ya yang terjual itu yang dihitung royaltinya.

Belum lagi kalau bukunya sudah lewat masa dan harus dijual dengan harga murah, jadi masalah lagi karena royalti akan lebih kecil. Selain itu juga ada permasalahan buku-buku yang dibeli proyek pemerintah, royaltinya hanya sekitar 2-5% sehingga besaran royaltinya juga menjadi sangat kecil. Miris?

Tidak apa, saya sudah biasa saja. Sudah mengalami menerima royalti per satuan buku cuma ribuan sampai yang puluhan juta. Jadi tak perlu kaget. Orang kagetan itu tanda kurang ilmu.


Itu kenapa juga ada banyak penulis yang males menulis dengan sistem royalti, lalu mereka pilih menulis dengan jual beli putus. Meski ini nilainya juga sangat rendah di industri kreatif kita. Satu halaman tulisan jadi yang sudah bagus standar dihargai hanya sekitar 20-50 ribu perak –bahkan banyak yang kurang dari itu, apalagi kalau lewat agensi-agensi yang pemiliknya seperti lintah darah menghisap kerja rodi penulis-penulisnya–, tidak terhitung berapa kali revisi. Jadi kalau menulis 100 halaman saja, duitnya ya 2-5 juta perak.

Tidak menyangka kan? Yach, itu realita dunia industri kreatif kita. Jadi maklumkanlah kalau kemudian pemerintah memberi charge beli putus buku antara 8 sd 50 juta per naskah itu pesertanya membludak, mesti dengan aturan administratif yang nggak ringan.

Makanya saya bersyukur banget kalau ketemu klien yang baik, “Sudah Mbak Ari, saya tidak tahu berapa harga tulisan. Saya sudah seneng dengan bab awalnya dan silakan tentukan harganya. Kalau kemahalan saya akan tawar, kalau tidak saya akan membayar saja.”

Bahagianya saya kalau begitu, dan itu sering saya anggap berkahnya menulis sebaik-baiknya. Toh ada juga lho yang kurang ajar, sudah dibikinkan contoh awalnya, lalu bilang kemahalan dan kabur…. meminta orang lain menulis, tapi bab awalnya punya saya dipake, nggak dibayar dan nggak ada omongannya. Ya wislah, itu akan jadi sandungan rezeki dia sendiri.

Karena begitu tidak pastinya kinerja penulis di Indonesia, waktu saya masih di Multivision Plus Jakarta —hei, di sini bayarnya banyak tapi kerjanya juga abis-abisan, salah satu bapak angkat saya yang ada di jajaran direksi BUMN, mendesak saya agar keluar dari MVP dan masuk BUMN lalu sekolah lagi, tapi saya menolak.

Di Jogja pun, setelah saya hengkang dari MVP dan sekolah lanjut atas keinginan dan biaya sendiri, orang tua angkat saya yang dokter dan punya beberapa klinik kecantikan mendesak agar saya membantunya di manajemen, tidak usah menulis. Aduuuh. Masih banyak lainnya. Yang terpenting sebenarnya, saya emoh “berhutang budi” sama siapapun. Gaweyan saja kok nebeng dicariin orang. Lha kita sekolah tinggi kan biar layak untuk dapat kerja secara mandiri 😀

Hidup adalah pilihan. Bekerja tidak semata-mata uang, tapi juga jangan karena menuruti keinginan lalu hidup miskin dan kere. Justru saya toh yang mesti membuktikan kalau menulis bisa digunakan untuk hidup sebaik-baiknya. Saya mengawal adik-adik saya sampai sarjana dengan menulis. Saya sekolah lanjut ya dari menulis. Bukan dibiayai orang tua angkat atau beasiswa atau bea instansi. Semua tinggal seberapa keras usaha kita.

Nah, sekarang bagaimana? Anda masih ingin jadi penulis? Pikirkan lagi….. lebih enak kerja kantoran to? Rajin nggak rajin, kerja keras atau sosmed-an di kantor, tiap bulan anda gajian…..

Itu kenapa jangan heran kalau saya rajin menyuruh orang mempromosikan bukunya —termasuk saya sendiri— ya karena royalti yang saya terima tergantung dari jumlah buku yang terjual. Jadi ada baiknya anda membantu saya dengan membeli buku-buku saya.

Tidak harus lewat saya, anda bisa langsung ke toko buku, ke toko toko online atau langsung ke penerbitnya. Pesan lewat yo boleh. Tinggal cari judul bukunya dan kirim pesan ke wa.me/6281380001149. Tentu jangan lupa transfer duitnya yaa….

Salam Happy Writing,
Ari Kinoysan Wulandari

#ariwulandari #arikinoysanwulandari #kinoysanstory #royalti #penulis

Please follow and like us:

Ulang Tahun dan Perlakuan Istimewa

Hadiah ulang tahun dari brand pizza. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Kemarin saya menerima tiga pemberitahuan. Pertama, dari brand salon kecantikan tempat saya biasa bebersih diri, saya mendapatkan satu paket perawatan penuh yang boleh dipake kapan saja sepanjang tahun; asal di hari kerja di jam operasional layanan dari pagi sampai malam. Bebas. Wah, saya tentu senang hati menerima hadiah itu dalam rangka ulang tahun saya, 11 Januari. Terima kasih ya 😀🙏

Kedua, dari brand pemerintah tempat biasa saya ngutang duit. Lha saya juga punya utang, tapi utang boleh saya anggap non utang kalau jaminannya berlipat dari nilai utang, versi saya itu menyimpan dengan biaya ringan; karena kalau status titip simpan biayanya berlipat. Nasabah kan yo pinter-pinteran berhitung, mosok mereka saja yang motongin duit kita dari beragam biaya tiap bulan 😆. Mereka mengatakan kalau saya mengambil cicilan emas 100 gram ke atas, maka transaksi pada hari ulang tahun saya, per gram akan dikurangi 20 rb. Ohya, transaksi cicilan emas itu DP nya min 10% dari total pembiayaan dan jangka waktunya bisa sampai 10 tahun. Karena jenisnya cicilan begitu, saya langsung mengabaikan. Untuk freelancer, cicilan itu cuma bikin mumet 😀 Lha mending kalau saya punya duit kecil ya beli emas 1 gram saja, nggak mikir cicilan, bunga dll biaya. 😀

Ketiga, brand swasta tempat saya  biasa jual beli emas. Mereka memberikan potongan 50 rb tiap saya membeli emas mulai dari 1 gram sampai tidak terbatas. Nah, kalau ini saya demen. Lalu itung-itung menghadiahi diri sendiri, saya mentransfer sejumlah uang untuk diganti emas.

Tadi malam, di pergantian hari 00 lewat, saya melakukan doa, dzikir panjang, dan istighfar banyak kali. Menyadari syukur saya yang masih kurang, dosa-dosa saya yang banyak, ibadah dan amal kebaikan yang masih sedikit, tapi Allah Begitu Maha Baik memberi saya banyak berlimpah berkah; mulai dari kesehatan yang prima, hidup yang baik, pendidikan tinggi, pekerjaan yang mudah, karya-karya yang baik dan banyak, perjalanan ke berbagai wilayah nusantara dan dunia yang tidak sedikit, ibadah yang mudah, partner-relasi-kawan-sahabat yang baik, keluarga yang istimewa, dan banyak lagi… ya ampun sungguh tidak cukup waktu menuliskan besarnya karunia Allah untuk saya ❤️❤️❤️

Itu pun masih sering sepintas kilas saya mengeluhkan banyak hal. Tidak terucap, tapi kadang begitu membuat hati panas. Ya sudahlah, namanya juga manusia. Yang penting saya segera mohon ampun kepada Allah. Bagaimanapun takdir terbaik adalah takdir yang saya jalani saat ini, dengan semua lebih kurangnya. Pun hidup yang saya anggap begitu-begitu saja itu, mungkin saja hidup yang banyak diinginkan orang lain. Jadi sungguh nggak tahu diri, kalau saya nggak berlipat syukur dan ibadah.

Hari ini, saya menerima banyak ucapan dan doa selamat dari keluarga, kawan, sahabat, kerabat —yang belum semua saya respon; maturnuwun, terima kasih banyak untuk semua doa dan kasih sayangnya ❤️

Saya juga mendapatkan pemberitahuan keempat dari brand makanan. Semua orang di ring satu saya tahu, betapa doyan nya saya dengan pizza. Dan begitu bekerja punya uang sendiri, ini adalah jenis makanan yang paling banyak saya beli; baik yang produk rumahan non brand tapi enak, hingga beragam brand yang ada di Indonesia. Cuman karena di dekat tempat saya tinggal hanya brand ini, jadilah bolak balik ya pesan ke sini. Apalagi kalau mood makan saya sedang buruk, makan pizza berasa beres sudah urusan makan saya.

Brand ini memberitahu kalau saya boleh mendapatkan pizza khusus hadiah ulang tahun. Mau dikirim ke mana; apakah perlu menambah pesanan. Dengan cepat saya memesan beberapa dan di pict atas itulah wujudnya sebagai bentuk syukur; saya masih diberi panjang umur, sehat, banyak rezeki, banyak berkarya, semoga terus banyak berbagi hingga saat ini. Alhamdulillah. Terimakasih ya 😀

Kebiasaan layanan Istimewa itu sudah saya terima sejak beberapa tahun lalu. Dan ini sungguh menyenangkan bagi mereka yang pas ulang tahunnya jauh dari keluarga atau sendirian seperti saya. Tradisi keluarga saya tidak merayakan ulang tahun. Kebiasaan kami di rumah ibu, kalau banyak rezeki yang berbagi nasi berkat lengkap ke kiri kanan sejauh kemampuan. Kalau tidak bisa, ya cukup membuat bubur merah putih dimakan bersama sebagai penanda syukur.

Kalau saya, wes sejak lama membiasakan diri nraktir mbayari makan orang-orang entah sedang ulang tahun atau enggak. Jadi “ulang tahun” saya dalam sebulan bisa berulang kali berbanyak orang kalau saya sedang banyak rezeki. Makin banyak rezeki yo makin sering bagi-baginya. Kalau saya pas paceklik ya anteng saja, biasa saja; tappi embuh itu ya tetap bisa berbagi 😀🙏

Kalau saya ditanya kenapa sehat sehat saja, selain gaya dan pola hidup yang sehat, mungkin juga karena semangat berbagi saya. Sedekah kan melawan musibah, termasuk penyakit 😀 Mungkin nggak besar versi orang lain, tapi 20% dari total pendapatan untuk berbagi itu sudah sangat besar versi saya. Lha daripada untuk biaya obat atau ke dokter/RS kan mending untuk makan atau piknik rame rame 😀

Pokokmen versi saya, jadi senang berbagi itu tetap membahagiakan. Selain itu, cara ini juga membantu memudahkan saya dalam banyak hal. Selalu ada saja jalan tak terduga yang memudahkan langkah saya.

Konon siapa yang memberi, pasti akan menerima dan Allah menghitung dengan sempurna perlipatannya. Terlebih kalau kita paham hukum tabur tuai, westalah lebih bagus tangan di atas kok daripada di bawah.

Jadi semangat berbuat baik itu tetap saya pegang, meski kadang beberapa pihak yang dibantu malah bikin ulah alias ditulung malah menthung begitu. Ya, itu mereka berurusan dengan karmanya masing-masing. Tapi kan Gusti Allah mboten sare. Tuhan tidak tidur dan menghitung setiap kebaikan keburukan kita dengan teliti 😀🙏

Karena rasa gembira saya mendapatkan layanan istimewa dari brand brand seperti itulah, ketika saya mendapatkan kontrak sebagai konsultan konten sosial media beberapa brand, saya juga menyarankan hal seperti ini dengan beberapa kriteria. Ini jauh lebih efektif mendongkrak penjualan daripada iklan berbayar yang kadang mahal betul. Toh biayanya nggak besar. Nggak semua pelanggan jadi member dan nggak semua member memenuhi standar minimal pembelian/pembayaran untuk mendapatkan hadiah-hadiah atau layanan khusus di hari ulang tahun. Tapi ini membuat pelanggan loyal dan pasti cerita kegembiraannya itu akan membawa pelanggan baru.

Jadi kalau kamu punya brand-brand dan ingin meng-hire saya sebagai konsultan atau lain lain pekerjaan kreatif boleh lho ya. Tahu kan nomor HP saya?😀 Atau kamu mau pasang iklan iklan berbayar di web-web media besar juga boleh contact saya. Atau mo bikin buku buku seputar brand milikmu juga bisa.  Hayaaa… ini ulang tahun kok tetap ngiklan 😀😆🫢 Lho, promosi dan pamer itu penting. Siapa tahu kamu njur mempekerjakan saya, kan duitnya bisa nggo piknik jauh lagi 😀😀

Btw, terimakasih untuk semua cinta, kasih saya, doa, dan hadiah-hadiah. Eh ada yang kirim angpao juga ding buat saya 😆😀 Pokoknya sering sering saja ya…  Hehe… saya senang aja kalau dianggap ulang tahun setiap hari karena jadi banyak rezeki, doa dan kado kado hadiah 😀🙏

Ari Kinoysan Wulandari

#ariwulandari #arikinoysanwulandari #kinoysanstory

Please follow and like us: