Pantai Kelayar, Tidak Cukup Waktu 😀

Pantai Kelayar. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Destinasi terakhir Trip Pacitan dengan Ceria Tour itu ke Pantai Kelayar. Saya lupa nggak nanya tiket masuk pantai berapa; tapi pasti antara 5 sd 20rb 😀🙏 Pas diberitahu kalau parkiran mobil ke pantai sekitar 300-an meter dan waktu main di Pantai Kelayar 30-an menit, saya wes niat nggak ciblon. Ribet ntar pas mandi dan gantinya. Urusan mandi, cepat kilat pun, kalau perempuan tetep lama. Apalagi sesi make kerudung 😁😅
.
Jadi saya ganti sandal saja biar kaki kena air laut. Toh niat tinggal janji 😆😅 Begitu kena air laut dan sudah nggak panas, saya tetep ciblon. Basahbasahan. Hehe, versi saya nggak ke pantai kalau nggak main air sampai kuyup. Entah itu cuma main air, berendam, snorkeling, seawalker atau aktivitas lainnya.
.
Karena mandi air laut itu membersihkan energi negatif. Kamu tahu kenapa pertolongan pertama orang stres depresi itu disuruh mandi air garam? Ya, membuang energi negatif biar penanganannya lebih mudah.
.
Usai seluruh badan dan muka saya kena air laut, saya langsung melipir ke mobil. Ambil baju ganti untuk mandi. Saya ngatur waktu biar nggak telat dari rombongan. Usai mandi dan ganti, kebiasaan buruk kalau main air di laut: laper 😆😅
.
Aslinya saya yo pingin makan di pinggir pantai. Seafood jelas menggoda. Tapi karena jamnya wes waktunya berangkat, saya emoh ditungguin. Jadi memesan kopi panas satu thumbler, memesan mie cup untuk saya makan minum di jalan. Haish, kayaknya saya aja yang gampang laper. Lha teman-teman satu mobil nggak ada yang makan 😅😂
.
Mengingat perjalanan panjang, daripada saya pingsan di jalan, yo mending saya makan sendiri lah 😁 Itu memang konsekuensi kalau travel agenmu nggak menyediakan makan. Kamu yang harus bisa mengukur diri, kapan lapar dan kudu makan. Pokmen, jangan merepotkan orang lain.
.
Terimakasih Ceria Tour yang super keren. Terimakasih Teman-teman yang ramah dan ceria. Happy weekend. Sampai jumpa lagi di trip berikutnya ❤
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Sungai Maron: Nggak Ada Buayanya 😀

Salah satu sisi di Sungai Maron. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Saya ikut trip Ceria Tour ini salah satunya karena ada susur Sungai Maron. Sepertinya ini tidak dimiliki travel agen lainnya. Saya belum pernah ikut susur sungai di Jawa. Padahal sungai-sungai besar di Kalimantan, Sumatera, dll pulau di Indonesia wes saya lewati. Lebih sering bukan untuk wisata, tapi menuju daerah penelitian atau harus jumpa informan di pelosok belantara. Bahkan susur Sungai Malaka di Malaysia dan Sungai Mekong yang melewati Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Yunnan (China) pun sudah pernah saya ikuti.
.
Jadi saya semangat banget pas mau susur sungai ini. Sungai Maron lumayan panjang, sekira 4 km, lebar 5-8m, kedalaman 2-3m. Ujungnya laut lepas. Ada satu sisi dengan air yang berwarna biru tenang. Di sini kita dilarang berenang, karena perputaran arus bawahnya tidak terduga. Bisa-bisa kalau kamu nekat, yo bablas.
.
Kalau kamu nggak ikut trip, sewa perahu 100rb untuk 4 orang; 1 putaran atau 4km pp, bisa berhenti untuk foto-foto di atas ayunan dan pohon besar yang melintang di atas sungai. Ini spot bagus untuk foto-foto.
.
Pas mau cobain ayunan di atas sungai itu, saya tetiba degdegan. Tangan saya gemetaran. Jadi saya nggak mau naik ayunan. Saya lihat sisi-sisi talinya kok wes geripis koyak. Kebayang kalau lontaran cepat terus saya jatuh ke sungai, ada buaya pulak 🙈 Dan saya ngekek pas tahu ternyata itu ayunan hanya setengah meteran dari kedalaman sungai. Ketahuannya pas orang-orang lokal nyebur, cuma selutut. Haish, OVT emang payah 🤣
.
Kalau foto di atas pohon yang melintang di atas sungai itu, saya santai aja. Kayaknya dari rombongan, hanya saya yang ke pohon.😁😆 Saya biasa manjat pohon- pohon besar dan tinggi. Biasanya fotografernya yang ngeri ketakutan kalau saya jatuh 😆😅 Cara untuk ke pohon, perahunya didekatkan ke sisi pohon, lalu saya jalan merambat sampai tengah.
.
Sepanjang sungai kita bisa menikmati pohon-pohon kelapa dll yang hijau adem. Bikin hati tenang. Dan hei, ternyata nggak ada buaya di sini 😆😅 Jadi tenang aja kalau mau eksplor di sini. Ini bukan sungai Mamberamo atau Mahakam yang banyak buayanya 😃🙏
.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Pantai Kasap: Di Mana Raja Ampatnya? 😀

Salah satu sisi Pantai Kasap yang disebut mirip Raja Ampat. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Destinasi kedua dari Ceria Tour, Pantai Kasap. Kasap artinya tidak halus, tidak rata. Begitulah kondisi pantai ini. Berbatu-batu, terjal. Untuk menuju Pantai Kasap, kita melewati Pantai Karoong dulu, di sini bayar 10rb. Lalu masuk areal Pantai Kasap bayar lagi 5rb. Pake spot foto bayar 5rb 😀
.
Oh ya, kalau piknik ke areal Pacitan; siapkan banyak uang 2rb an. Semua areal toilet charge nya tertulis 2rb; tapi kalau duitmu 5rb atau 10rb, selalu tidak ada kembalian. Pas saya pake duit 5rb atau 10rb karena nggak ada 2rb an, dibilangnya begitu. Kan berlipat jadinya, kecuali kamu ikhlas ikhlasan 😆
.
Pas kami sampai pantai ini, matahari sedang panas membara. Saya nyerah kalau panas, bikin pening dan sakit kepala 😆 Kami makan siang duluan, baru eksplor pantai. Itu saja, versi saya gak maksimal.
.
Kalau nggak karena penasaran dengan review yang bertebaran bahwa pantai ini seperti Raja Ampat, saya pilih duduk manis di tempat makan. Charge makan di sini murah meriah. Dengan 25rb kamu sudah boleh makan kenyang. Harga kelapa muda utuh 8rb doang 😀👍
.
Dan saya tersenyum simpul ketika tahu bahwa yang dianggap seperti Raja Ampat itu; karena di pantai ini ada gugusan pulau (batu-batuan) di tengah laut. Yach, setipe. Tapi jelas nggak sama. Karena sudah beberapa kali ke Raja Ampat untuk tujuan yang berbeda, saya jelas tahu bedanya.
.
Air laut yang hijau pekat. Perlu jalan naik berkilo meter yang bikin kaki-kaki saya terasa seperti kaki gajah saking beratnya medan; untuk bisa melihat gugusan pulaunya. Di atasnya ada kehidupan. Batu-batu itu menyisakan pahatan jejak dari empat raja; makanya disebut Ampat Raja, lalu kita mempopulerkan dengan Raja Ampat.
.
Toh ya bolehlah orang Pacitan menyebut pantai ini seperti Raja Ampat. Paling tidak, berhasil juga bikin saya kepo untuk datang. Untuk piknik keluarga, bolehlah ke pantai ini. Datanglah pagi atau sore hari, biar bisa eksplor dengan tenang menikmati keindahan alamnya.❤
.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Goa Gong: Siapkan Kaki-kakimu, yes 😀

Salah satu sudut di Goa Gong. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Saya nggak yakin akan pergi kali ini. Dokter masih meminta saya “istirahat”, rasah pecicilan, rasah piknik dengan areal medan berat. Cuman kok rasanya saya wes sehat. Ya wes bismillah, saya ikut trip dengan Ceria (lagi). Sebelumnya saya ikut ke Nepal van Java (Magelang). Kali ini rada jauh ke Pacitan. Goa Gong tujuan pertamanya. Dari Jogja, kami berlima; Bu Anik dengan putra putrinya, terus ada Mbak Rini dan saya.
.
Saya sudah pernah ke Goa Gong tahunan silam; saat belia. Waktu itu kalau ke sini parkirnya langsung depan pintu masuk, terus di dalam nggak banyak tangga dan lampu. Dibagikan juga booklet tentang Goa Gong. Wes beda banget. Kalau ke sini, siapkan kaki-kaki dan lututmu yes. Naik turunnya itu boook, lumayan bikin gempor 😆 Saya yang biasa lari bae, pegel-pegel😆😅
.
Goa Gong ini ditemukan Mbah Joyo dan Mbah Noyo tahun 1924 waktu nyari air. Terus dibuka untuk wisata umum tahun 1985. Diperbarui besar-besaran tahun 2015 hingga tampil cantik seperti sekarang. Luasnya 2500-an m2, ketinggian hingga 256m naik turun dari awal sampai akhir sekira 500m. Di dalam goa ada 7 ruang, watu gong ada di ruang 7 —kalau dipukul berbunyi GOONG.
.
Tiket masuk 20 rb per gundul. Charge senter 5 rb, kipas 5 rb, guide per satu putaran 30rb. Bagi yang punya phobia gelap, sempit, sesak dilarang masuk. Mereka yang punya penyakit jantung, asma sebaiknya tidak memaksakan diri. Harus sehat full kalau ke sini ya. Juga harus hati-hati. Anak tangga cukup tinggi, licin, pengap, dan kadang kita harus merunduk karena stalaktit stalagmitnya.
.
Terimakasih Ceria Tour; dokumentasi fotonya tetap jernih dan bagus-bagus, meski di goa gelap 😍 Foto-foto cantik bebatuan di Goa Gong mungkin akan saya posting lain waktu. Maha Besar Allah. Subhanallah. Sungguh saya mengagumi ciptaan-Nya yang luar biasa indah. ❤
.
Kamu yang mo piknik ke sini dan foto-foto bagus, siapkan kamera terbaikmu ya. Karena di dalam gelap, tentu beda motretnya dengan di ruangan terbuka dan terang. Kalau nggak mau ribet ya ikutan Ceria Tour bae. Tinggal bayar, berangkat, wes difoto juga 😀
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Silancur Itu Dataran Tinggi 😀

Salah satu view di Silancur. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Saya nggak memperhatikan detail tujuan trip dari Ceria. Wes ada Nepal van Java, bereslah. Saya hanya perlu ke sini. Nah yang terakhir itu tripnya ke Silancur. Entah kenapa saya mikirnya kok gereja ayam. Padahal ini dua tempat yang berbeda.😆😂 Mungkin karena ayam dere (dara) itu saya ngikutin kebiasaan di kampung nyebutnya lancur, silancur.
.
Pas sudah sampai, lho kok ke sini? Spontan saya tanya. Entah siapa yang menjawab. Kalau Silancur memang dataran tinggi, Bu Ari. Saya baru sadar salahnya pikiran saya. Kalau ke sini saya belum pernah, kalau ke gereja ayam sudah pernah 😀
.
Dan tempat ini bagus banget ya, Guys. Kamu harus datang. Ini semacam taman bermain di dataran tinggi. Jadi ya banyak ayunan, tempat duduk-duduk, areal bermain. Tentu saja tempat foto-foto. Terus banyak bunga; dari yang bau (bunga telekan) sampai yang wangi-wangi ❤
.
Karena di ketinggian, ya jelas hawanya adem. Nggak dingin-dingin banget kok. Rerata mung 19-22 derajat C saja. Kalau sudah sore, kabut semakin tebal. Untuk fefotoan kurang bagus.
.
Nah di sini tuh enaknya kita bisa makan minum sambil ngelihat pemandangan. Dunia kayaknya damai betul dilihat dari sini. Ada yang jual gorengan macem-macem sama aneka minuman panas. Makanan berat juga ada. Jadi bolehlah ngobrol santai di sini, sambil makan minum sepuasnya.
.
Tempat ini buka jam 9 s/d 17 WIB. Cuman kalau kamu mager yo boleh sampai malem. Nggak ada gerbangnya. Jadi kamu tetap bisa turun dan keluar areal ini kalaupun sudah lewat waktu. Tapi kalau wes tutup, yang jagain itu nggak ada.
.
Kalau mau bikin acara, camping, dll nginep di sini juga bisa. Ada layanan jeep juga di sini. Orang jual sayuran juga ada, tapi nggak ada yang jual oleh-oleh. Untuk ngilangin stres, suntuk, bisalah ke tempat ini.
.
Pokoknya versi saya, serulah trip ikut Ceria. Hari ini mestinya saya ikut susur Sungai Maron, di Pacitan. Cuman karena saya ngedrop dari Kamis dan kudu istirahat nggak boleh aktivitas fisik berat, terpaksa ganti jadwal. Biarpun gitu, kalau nulis untuk sosmed kek gini, ya bisalah. Kan ringan dan nggak mikir 😀🙏
.
Oke happy weekend semuanya ❤ Tetap jaga kesehatan dan bahagiamu 🤩🥰
.
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Akhirnya Sampai Juga 😀

Salah satu sisi Nepal van Java. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.
.
Nepal van Java sudah hits beberapa tahun ini. Cuman karena tahu jalannya cukup menantang —naik turun, belokan tajam, sisi jalannya ada yang curam (jurang); saya nggak mungkin pergi sendiri. Masih teringat omongan kawan yang sudah ke sana, mobilnya harus prima nyetirnya harus mahir.

Saya cari-cari agen travel yang ke arah sini. Seingat saya biasanya trip yang ada ke sekitaran Borobudur. Mana tahu sekarang ada. Nah ketemulah Open Trip Ceria. Mereka ada trip ke Nepal van Java. Bayarnya ringan. Jadwalnya saya pas bisa. Wes saya langsung WA daftar. Eeh bayarnya pun boleh pake uang muka dulu, dilunasi pas hari H. Gampang banget😀🙏

Tenan, ternyata jalannya memang bikin sport jantung😆Untung mobilnya bagus, driver Ceria ya oke tenang bawanya. Nggak terasa kami sudah sampai aza.

Subhanallah, bagus dan sejuk banget 😍 Pemandangan rumah-rumah warna-warni mencolok di ketinggian dikelilingi pemandangan hijau yang sejuk. Ada tempat untuk foto-foto di ketinggian. Tenang, kita tinggal naik tangga kok.

Kalau kamu mau menyusuri ketinggian tempat ini, bisa naik ojek dari bawah diantar sampai ujung atas. Biayanya 35 rb per gundul tambah 10 rb tiket masuk 😀 Saya tidak ikut ke atas. Lha Ceria ada drone, sudah memotret semua tempat dari udara. Nggak ada yang spesifik yang harus saya lihat dengan ke atas langsung. Intinya siy, saya menghemat energi 😀🤩 Masih ada satu tempat yang belum kami kunjungi.

Di sini orang jualan sayur ada, tapi nggak sebanyak di Tawangmangu atau Dieng. Saya beli aneka sayur 22 rb, dapat satu plastik besar. Tapi saya nggak menemukan tempat orang jual khusus oleh-oleh khas di sini.🙏

Terus kalau buat para tetua yang malas jalan, di sekitar areal parkir banyak warung dan kafe, boleh duduk-duduk makan minum di situ. Mau nginep di sini juga bisa, banyak pilihan penginapan.

Pokoknya nggak nyesel lah datang ke sini. Tempatnya tenang dan bagus. Pemandangannya keren. Udaranya sejuk. Orangnya ramah-ramah. Oh satu yang pingin saya lakukan di sini sebenarnya, mandi 😀 Airnya beneran segar. Dan lebih menyenangkan ikut Ceria, saya wes nggak mikir. Duduk manis semua beres. 😀🤩

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Watu Putih Berwarna Emas ❤

Penampakan Depan Watu Putih. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Pas dikasih tahu kalau mau ke Watu Putih, saya nggak ingat sudah pernah ke sini tahun lalu. Dengan bocil-bocil super yang membuat saya memilih duduk saja, nungguin mereka lelarian di areal yang cukup luas itu.
.
Yach, ini bangunan yang sebenarnya “belum selesai”. Rencana awal yang saya dengar (CMIIW) pemilik ingin membuat miniatur Borobudur dilengkapi dengan hotel dan resto. Waktu itu, saya cuman mikir kok gitu ya. Maksud saya, karena jarak Candi Borobudur hanya “sejengkal” saja dari tempat ini. Kayaknya dari segi areal dan jarak, konsep itu sudah “gagal” dari awal. Orang mau wisata, pasti akan milih datang ke tempat aslinya.
.
Beda kasus kalau rencana tersebut dibuat di Papua atau Sulawesi, mungkin orang malah tertarik untuk datang. Ingat tempat wisata dengan miniatur Eiffel, Liberty, dll keajaiban dunia di berbagai tempat di Indonesia? Meskipun jauh wujud dari aslinya, tempat itu toh tetap ramai laris manis dikunjungi orang; ya karena bangunannya jauh dari Indonesia.
.
Kembali ke Watu Putih. Ketika awalnya tentu banyak investor yang berniat turut serta, tapi setelah berjalannya waktu banyak yang mangkir melipir —mungkin karena pertimbangan seperti yang saya katakan. Jadilah bangunan itu “belum selesai”, kalau tidak boleh dibilang “mangkrak”.
.
Lalu dengan fasilitas yang sudah ada itulah dibuka untuk umum. Cukup baik untuk piknik wisata keluarga muda. Kelompok pesepeda, motor besar, vespa, motor bebek, pelari, anak camping, dll sering memanfaatkan tempat ini untuk kumpul-kumpul acara mereka. Tahun lalu saya jumpa dengan rombongan motor besar yang sedang touring.
.
Oh ya, tentu saja di sini pendapa pertemuan sudah bisa dipakai, toilet ada, mushola ada, keran air cukup banyak, terus penjaga juga ada. Orang jualan yo ada. Aman laah… meskipun rencana bangunan tidak berjalan seperti niat awalnya. Tapi untuk wisata keluarga, cukup baik.
.
Cuman perhatikan kakimu ya. Keliling sampai atas cukup bikin gempor 😆😂 Di bagian atas itu ada relief Budha yang berwarna keemasan. Hampir keseluruhan batu di sini mayoritas berwarna merah bata dan emas. Sebutan watu putih tidak merujuk pada batu berwarna putih.
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us: