Kalau Kamu Harus Jadi Generasi Sandwich

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Seseorang sebut saja A curhat kepada saya bahwa dia merasa “sakit hati” dengan ucapan kawan kawan sejawatnya yang mengatakan bahwa dirinya kerja bertahun-tahun (sudah lebih dari lima tahun) tapi nggak punya apa-apa. Bahkan motornya pun masih motor lama yang dibeliin bapaknya untuk kuliah dulu. Mereka nggak tahu kalau dirinya menanggung ibunya yang sakit (sekarang tinggal kontrol rutin dan beli obat) dan adiknya yang masih kuliah di luar kota.

 Yach, dialah tulang punggung keluarga setelah bapaknya meninggal (tentu tanpa pensiunan) dan ibunya tidak bisa lagi berdagang karena sakit). Itu sudah sejak adiknya kelas dua SMA dan kini hampir selesai kuliah.

Intinya kalau istilah sekarang, kondisi dia ini disebut generasi sandwich, orang yang bekerja dengan tanggungan ganda di luar dirinya.

Dia meminta saran masukan saya untuk menghilangkan sakit hati dan kejengkelannya itu. Duuuz, kisahnya mengingatkan pada saya kisah yang juga saya alami tahunan silam. Jadi alih alih langsung memberikan saran ABCDZ saya memilih menceritakan pengalaman hidup saya.

Saat bapak saya meninggal (tentu tanpa pensiunan atau warisan), keluarga saya beneran terpuruk. Kami berenam saudara (mestinya bertujuh, satu sudah meninggal) belum ada yang kerja mapan, belum mentas, masih kemruwet sekolah, hutang bapak ibu banyak dan di mana-mana, dan tentu saja ibu yang nggak bekerja. Keluarga besar? Ehm, bukankah lumrah ya kalau kita terpuruk mereka justru menjauh? Silakan terjemahkan sendiri keadaan itu.

Saya sebagai anak sulung kayak dibanting jatuh terhempas dari pohon kelapa yang tinggi. Sakit, remuk, bingung, putus asa. Kerja pun dengan duit yang belum seberapa, untuk menopang makan kami sehari hari saja tidak cukup.

Itu yang membawa saya melamar ke Kompas karena saat itu gapoknya wes standar Jakarta 5 jutaan (tahun 2000-an) dengan lain lain fasilitas bisa terima 7 juta tiap bulan. Kayaknya lebih cukup daripada gaji saya sebagai editor buku di Jogja yang mung kisaran 700 rb an setiap bulan. Eeh, tapi Jogja memang begitu sejak dulu ya. UMR rendah yang sampai sekarang pun belum sampai 2 juta. Sudah hampir 25 tahun dari saya mulai kerja saat itu. Pokoknya kalau cari uang, Jogja bukan pilihan.

Pikir saya, kalau saya dapat 7 juta, dengan biasa hidup 700 rb an, lainnya bisa memback up ibu dan adik adik saya. Tapi yo takdir Allah, saya gagal karena sakit parah dan nggak bisa datang ke wawancara. Oh ternyata ini jalan Allah untuk bawa saya ke Multivision Jakarta. Wes gak pake test, gak pake ribet ini itu, dan gajinya lebih besar dari harapan saya saat melamar di Kompas.

Yo wes, hidup lebih “terjamin” nggak cuma buat saya, tapi seluruh adik dan ibu saya. Itu pun masih sering kami jungkir balik. Adik saya ada yang berhari hari terpaksa tidur pindah pindah mesjid, di stasiun, di terminal, nebeng temennya karena nggak berani ke kos; lantaran belum bayar kos beberapa bulan.

 Adik saya yang lain ada yang harus cuti kuliah dan kerja dulu, demi saudara lainnya tetep bisa sekolah.  Yach karena duit saya itu harus dibagi-bagi, mana yang beneran urgent dan nggak bisa ditunda. Beneran ruwet mumet. Belum lagi tahu-tahu adik saya yang lain sakit dan butuh biaya tidak sedikit.

Teror penagih hutang, DC, rentenir pun tidak kurang kurang jadi momok mengerikan bagi kami. Sampai ada yang kelewatan dan itu pas saya di rumah. Saya mengatakan kalau ibu saya tidak lari, tidak kabur. Semua jelas. Rumahnya ada. Orangnya ada. Anak anaknya ada. Hanya memang belum ada uang untuk bayar hutang dan tidak ada barang berharga yang bisa diberikan.

Kalau dia berlebihan kelewatan mengancam keselamatan ibu dan saudara, saya akan lapor polisi sebagai teror dari rentenir. Ya kan rentenir ini bank plecit tidak berizin, yang sebenarnya bisa dipidanakan. Saya bilang, saya yang menanggung hutang-hutang ibu dan pasti akan saya bayar. Lagipula belum dibayar kan dia juga tetep ngitung bunganya. Kenapa ribet banget.

Pokoknya banyaklah keribetan saat itu. Tapi ya syukurlah kami rukun tidak beributan antar saudara. Lalu satu adik saya lulus kuliah, kerja, ikut memback up lainnya. Berikutnya lulus lagi saudara yang lain, bekerja dan turut membantu. Begitu seterusnya sampai si bungsu lulus sarjana.

Sekurangnya saya ada di masa itu selama 15 tahun; sampai semua hutang bapak ibu lunas. Termasuk menyelamatkan rumah ibu yang bertahun tahun sertifikatnya ada di tangan pemberi hutang.

Baru setelah itu semua, saya mulai “menata” hidup saya sendiri. Sekolah, keliling Indonesia, menapaki jalan untuk keliling dunia, menekuni hobi yang lain. Tidak terpikir ada beban untuk ibu atau adik adik saya lagi. Mereka sudah mandiri, ibu juga lebih terjamin; karena salah satu adik laki laki saya menanggung hidupnya setiap bulan. Tentu saya dan saudara lainnya juga tidak lepas dari mengirim uang untuk ibu secara rutin. Tidak jadi pikiran. Tidak ada yang perlu dicemaskan.

Yang perlu saya garis bawahi; kadang kita memang harus “terpaksa” jadi generasi sandwich dengan beragam sebab alasan atau keadaan. Tapi dari pengalaman saya:

1. Memberi batas yang tegas pada diri saya; kuatkan diri secara layak baru membantu. Ya kerja di Multivision memberi saya lebih dari cukup dana untuk hidup saya dengan baik dan menanggung lainnya. Selama kerja, saya tidak pernah utang dari kantor ataupun menarik uang dari kartu kredit untuk urusan ini. Semua murni dari penghasilan yang memang boleh dihabiskan.

Seperti standar keamanan penerbangan saat kondisi darurat, pake maskermu dulu sebelum pasangkan masker orang. Selamatin dirimu dulu, sebelum nolongin orang lain.

2. Fokus untuk menyelesaikan masalah, bukan mendengar omongan orang. Juliders tidak terhitung, pencaci maki banyak, yang suka menghina, meremehkan tidak terhitung. Tapi kalau fokus solusi, tidak akan ambil pusing dengan beragam omongan yang tidak membantu tapi malah merusuh hati itu.

3. Membuat dealing dengan yang ditanggung, sampai kapan harus dibantu. Saya memberi batasan saudara-saudara saya 3 bulan setelah lulus kuliah, semua fasilitas kiriman dihentikan. Jadi mereka harus mandiri dan kerja sebelum masa kiriman dihentikan.

4. Menghitung seluruh utang dan menanyakan semua pihak pemberi utang, bagaimana toleransi mereka atas utang utang itu. Ada beberapa yang membebaskan, kami nggak perlu bayar. Ada yang boleh dicicil. Ada yang boleh  dibayar kapan saja ada uang. Ada yang maksa harus cepet dibayar. Ada yang bunganya tinggi sekali. Ada yang bunganya ringan. Jadi dengan tahu itu semua, kami bisa menentukan prioritas yang harus dibayar dulu.

5. Saya dan saudara juga melarang ibu utang dengan alasan apapun, dan siapapun pemberi utang tanpa sepengetahuan kami, tidak akan kami tanggung pengembaliannya. Tujuannya biar nggak ada utang tambahan atau utang baru.

6. Untuk masalah utang utang ini, saya bersyukur betul karena kuliah. Jadi sekurangnya wawasan hukum, birokrasi, aturan ini itu cukup ngerti dan bisa cari info yang bener.

Orang ngancam begini begitu, ya kita balas dengan kasih tahu aturan yang berlaku. Lhah kita itu nggak ada niatan mangkir bayar utang, cuma duitnya belum ada.

7. Yang dibantu juga harus dimandirikan secara finansial dan sadar untuk survive. Kalau saya, karena memandang satu satunya cara untuk memangkas kemiskinan itu sekolah tinggi; ya sekurangnya sarjana itu jadi modal dasar untuk bisa kerja layak. Jadi, yang saya usahakan bagaimana saudara saudara saya sarjana. Ya, setelah itu mereka bisa kerja sesuai kelayakan masing masing.

8. Di luar pekerjaan saya di Multivision saat itu, di hari sela atau liburan, saya tetap menulis, menerjemahkan, dan tentu belajar untuk upgrade ilmu keterampilan. Biar tetap update dan bisa menambah uang dari jalur non pekerja tetap.

Uang dari sinilah yang sebagian saya tabung untuk diri sendiri, seberapapun besar dan berat tanggungan saya untuk keluarga. Intinya tetap menabung untuk diri sendiri.

9. Berdoa dan meminta Tuhan ambil alih semua beban, saat semua terasa begitu berat. Nangis keras pas usai tahajud pun boleh. Karena curhat sama Tuhan pasti didengar dan tidak akan bocor oleh mulut ember.

10. Setelah semua beres, saya tidak pernah lagi beribetan ini itu. Saudara saya sama kuatnya satu sama lain. Semuanya sarjana. Semuanya kerja sesuai pilihan masing-masing.

 Bahkan mereka sekarang jauh lebih mapan dan kaya (versi saya) dibandingkan saya. Dan tentu saja, saya juga tidak jadi tanggungan mereka. Saya ya tetap kerja mandiri. Tidak minta ini itu pada saudara. Saya mensyukuri semua itu sebagai pengalaman yang menguatkan kami semua.

Saya mengatakan pada si A, mungkin dari pengalaman saya; dia bisa bersepakat dengan adik satu satunya; bagaimana ke depannya. Asal dengan saudara rukun aja, masalah seberat apapun pasti bisa selesai. Tidak usah terlalu menghiraukan omongan orang. Kita menanggung ujian masing masing. Menolong orang tua dan saudara, pasti berbalas langsung. Saya sekarang toh yo baik baik saja, yo tetep hidup layak sesuai standar umum.

Ini adalah bagian dari perjalanan hidup saya. Alhamdulillah, semua sudah lewat. Terimakasih ya Allah atas penyertaan-Mu yang istimewa ❤ Terimakasih dan cinta untuk semua saudara saya yang luar biasa ❤ Terimakasih untuk cinta dan doa Ibunda yang tidak pernah berhenti menyemangati kami semua ❤ Bagi saya, hidup memanglah untuk menyelesaikan masalah satu demi satu dengan bergantung kuat pada sang Maha Pencipta ❤

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Kalau Rumahmu Terkena Kiriman Energi Gaib Negatif

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Energi Gaib yang Negatif itu bisa bermacam-macam wujudnya. Kalau di kalangan orang Jawa biasa ada yang disebut dengan disantet, diguna-guna, dituju, dipelet, digendam, diedanake, dll bentuk yang bersifat merusak, mengganggu, membuat gila, hingga yang paling parah membunuh orang dari jauh tanpa jejak.

Walaupun sudah zaman modern seperti sekarang, ilmu yang begituan yo masih ada dan eksis. Bahkan ada banyak juga “dukun” yang mengiklankan diri via sosmed di internet, termasuk harga tarifnya. Dunia memang sudah setua itu ya… Duit bisa membuat orang lupa pada ajaran kebaikan dan kebenaran.

Kisah ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi. Sebagai pengingat bahwa ujian hidup itu beragam macamnya. Sebagai peringatan juga agar saya lebih mendekatkan diri pada Allah. 🙏

Sudah beberapa hari pas awal Ramadan itu saya merasakan ada yang aneh dengan rumah saya. Sesuatu yang tidak biasa. Hawanya itu juga nggak enak, bawaannya bikin orang emosi dan pingin marah marah aja. Jelas bukan saya banget.

Saya ukur ukur pake SM (Soul Meter) ajaran Bunda Arsaningsih memang ada yang kirim “sesuatu” agar saya tidak tenang. Biar saya tidak bisa bekerja dan gagal dalam urusan gaweyan. Ngerti ya kalau penulis itu kerjanya kudu tenang, fokus, dan konsentrasi. Begitulah intinya.

Dalam hati saya kok ya ada orang yang begini. Padahal lho hidup saya kayaknya begitu begitu aja. Tidak ada yang istimewanya dibandingkan orang lain. Bahkan ujian hidup belum berjodoh pun, kadang berasa di hati saya sedihnya itu luar biasa.

Sebagai orang beriman, yang mempercayai semua takdir Allah itu baik; saya memilih untuk menjalani hidup saya sebaik baiknya. Tidak terlalu ambil pusing dengan omongan orang yang kalau didengarkan hanya makin menambah sedih. Tidak menambah atau memberi kontribusi kebaikan apalagi menambah duit saya 😂 Jadi biarkan saja, ada orang menggonggong; saya tetap memilih bahagia ❤

Sebenarnya kalau saya detailkan lagi dengan SM pasti akan ketemu siapa pengirimnya, kapan dikirim, dari mana dikirimkan, bentuknya apa yang dikirim, hingga siapa orang yang disuruh (dukun) untuk kirim, hingga latar belakang pelaku mengirim hal buruk itu untuk saya.

Namun menimbang daripada nanti saya “dendam” dan “tahu” untuk membalas, SM saya hentikan hanya pada mengetahui ada orang yang mengirim sesuatu yang buruk kepada saya. Saya harus fokus ke solusi masalah. Biar yang kirim itu masalah karma dan urusannya sama Tuhan aja. Begitu pikir saya.

Wujudnya apa? Sekujur badan saya gatal-gatal dengan bentol bentol merah, kepala pusing luar biasa disertai mual akut tapi nggak bisa muntah. Jelas tidak enak dan sempat mau membatalkan puasa.

Semula saya pikir ya sakit biasa. Pas hari pertama begitu, saya curiga ada ulat bulu yang masuk ke rumah dan bulunya berterbangan di seluruh ruangan. Karena kan di depan rumah ada taneman-taneman. Belum lagi seberang sungai masih hutan bambu yang lebat rimbun gitu.

Jadinya ya saya bersihkan semua sudut ruangan. Sprei kamar, taplak, sarung sarung bantal, korden dll –yang baru saja sebelum puasa sudah dicuci bersih; saya ganti dan yang kotor dicucikan lagi. Lantai pun saya pel lagi sebersihnya di semua ruangan.

Mungkin saja saya pusing mual karena ada bangkai yang tersembunyi. Ya namanya cicak kan kadang bisa aja mati nggak ketahuan di tempat tersembunyi.

Pusing mual coba saya tahan dengan sedikit beraktivitas dan mencium aroma minyak kayu putih. Hari pertama puasa itu syukur saya bisa puasa tunai sampai berbuka. Lepas maghrib saya wes klenger, keringat dingin, ditambah gatal di sekujur tubuh yang nggak kira-kira. Tapi setelah berbuka dan minum obat, saya merasa lebih enakan.

P3K saya termasuk obat anti gatal. Karena kalau kepanasan dikit aja, kulit saya bisa gatal gatal dan merah merah mengerikan. Baru kalau sudah minum obatnya, nanti ilang sendiri.

Artinya saya wes yakin kalau secara fisik mestinya tidak akan terkena lagi. Sudah bersih. Sudah minum obat. Esoknya lhah kok gitu lagi. Saya wes nggak mengganti sprei yang saya pakai. Mosok baru sehari wes diganti lagi. Toh nggak ada wujudnya ulat bulu atau sesuatu yang bikin gatal.

Tapi bingung juga lho dengan gatal dan bentol-bentol yang menyiksa. Muka saya pun kena. Gatalnya ampun. Hari ketiga pun masih kena penyakit yang sama. Saya sudah mulai merasa ada yang tidak beres. Dari situlah saya pake SM.

Setelah ketahuan itu, saya mikir lama. Nyembuhinnya gimana ini? Di meditasi harian dari Soul itu ada bebersih rumah juga. Tapi kayaknya nggak mempan; karena pagi atau malam saya pasti meditasi pake media itu. Lha masih kena gitu kok.

Manggil dukun? Ya kali kalau mau sholat dan ibadah saya nggak diterima 40 hari dan diitung syirik. Karena itu dukun pasti minta bantuan makhluk gaib, tidak minta bantuan Tuhan. Wes jelas saya pilih enggak.

Lalu saya inget inget kayaknya Bunda Arsaningsih pernah memberi meditasi online khusus untuk membersihkan rumah. Saya carilah itu di youtube. Ya, pembersihan energi rumah. Rencana mau saya pake meditasi pagi dan malam untuk bebersih rumah. Mungkin saja cocok dan membantu memberi gambaran.

Ealah baru sekali meditasi, saya wes mendengar dan melihat ada anak yang nangis kekejer sambil melarikan diri dengan membawa barang bawaannya. Karena di meditasi itu saya mohon pertolongan Allah (terhubung dengan Tuhan) untuk membersihkan rumah saya, menyingkirkan semua energi negatif dll sesuai petunjuk Bunda Arsaningsih dalam meditasi itu. Seketika itu juga semua bentol bentol, gatal, pusing mual, ambyar bablas ilang dengan sendirinya…

Lhoh berarti si anak gundul itu sudah beberapa hari ada di rumah saya. Pantesan hawa rumah nggak enak banget. Rupanya si bocah gundul itulah yang disuruh nyebarin sesuatu yang bikin saya gatal, bentol-bentol, pusing dan mual. Cuman ya wujudnya nggak tampak di mata biasa.

Dan itu bocah gundul memang disuruh di tempat saya dalam waktu cukup lama. Astagfirullah. Niat tenan yang kirim, bayar berapa banyak itu sama dukunnya. Edan. Tapi ya sudahlah.

Setelah itu, meditasinya saya ulang lagi sampai tiga kali. Biar beneran bersih rumah saya. Dan ya berasa lebih plong lega. Hawa di rumah saya berasa normal kembali. Adem sejuk seperti biasanya.

Alhamdulillah. Maturnuwun, Terimakasih Bunda Arsaningsih. Terimakasih ya Allah. Saya mohon perlindunganMu lahir batin dunia akhirat. Amiin.

Jadi temen temen yang rumahnya cukup luas, terus nggak semua ruangannya tiap hari kepake atau ada orangnya; ada baiknya bebersih rumah pake meditasi ini ya. Gratis bisa diakses bebas di youtube. Cari aja lewat googling. Kalau kamu merasa terbantu, jangan lupa berdonasi. Cek cek link dan rekeningnya juga ada di sana.

Yayasan Cahaya Cinta Kasih yang didirikan Bunda Arsaningsih dkk ini melakukan berbagai kegiatan di seluruh negeri dengan basis penyembuhan dan penguatan kesehatan mental seluruh umat. Kegiatannya lintas agama, lintas etnis, lintas budaya, lintas negara.

Beragam kegiatan bakti sosial juga sudah dan akan terus dilakukan di berbagai tempat. Tentu donasi kita semua akan sangat mendukung berbagai kegiatan mereka untuk semesta raya. Dan pastinya, setiap kebaikan kita berbalas dengan kebaikan juga. Terimakasih.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tema Penulisan

Cahaya Cinta. Contoh tema nonfiksi sehari-hari. Buku bisa diakses di amazon.com

Saat mau menulis, kita sering berkutat dengan, “Temanya apa?”

Padahal tema ada terserak di semua tempat, bahkan di sekitar kita. Hanya mereka yang terlatih menulis yang dapat menemukan tema dengan mudah.

1. Tema merupakan dasar cerita atau pokok cerita yang paling penting dari seluruh naskah. Tema sering pula disebut ide pokok dalam suatu cerita. Tema menjadi patokan penulis untuk membangun ceritanya secara keseluruhan.

2. Tema menjadi salah satu unsur dan aspek cerita yang memberikan kekuatan dan unsur pemersatu fakta untuk mengungkapkan tentang kehidupan para tokoh-tokohnya.

3. Tema tidak dapat dipisahkan dari masalah-masalah yang dikemukakan penulis. Tema berkaitan dengan masalah, tetapi tema tidak sama dengan masalah. Tema berkaitan dengan pandangan, cara melihat sesuatu; masalah merupakan sesuatu yang harus dicarikan solusinya.

4. Tema yang paling klasik adalah tema cinta. Tema yang paling digemari adalah tema-tema unik karena menghasilkan cerita yang menarik.

5. Tema yang trend tidak harus baru, bisa saja tema klise tapi penggarapannya baru. Jadi, kemampuan dan keahlian mengolah kata menjadi dasar utama kekuatan naskah. Kemampuan tersebut dapat diperoleh dengan rajin berlatih dan rajin menulis.

6. Tema dapat kita temukan dengan mudah kalau kita kaya wawasan; banyak membaca; banyak meneliti; banyak mengamati; dll yang dapat memperluas cakrawala pemikiran kita.

7. Tema yang paling tepat bagi tiap-tiap penulis sangat berlainan. Semua tergantung minat dan orientasi penulisannya. Umumnya tema cerita terdiri dari tema cinta, persahabatan, laga, fantasy, kriminal, komedi, religi, petualangan, asimilasi budaya, kepahlawanan.

8. Tema yang kuat umumnya aktual, baru, tidak mengandung SARA, dikuasai penulisnya.

9. Setiap hari manusia berpikir dalam lebih kurang 60 ribu jenis pemikiran (tema); tapi segera terlupa kalau tidak dituliskan. Tema harus ditulis agar tidak hilang.

10. Saat mulai menulis, pilihlah tema yang paling unik, paling baru, dan paling ingin anda tuliskan. Ini merupakan energi besar untuk segera menyelesaikan tulisan.

Bagaimana? Sudah terpikir untuk tema penulisan naskah barumu?

Happy Writing, Be a Good Writer 🙂
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Pilih Lingkunganmu

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Makanan artistik. Seni kuliner.


… years ago 😍

Saya ketemu kawan ini pas dia baru mulai studi S3 Hukum di UGM. Kami beda etnis, ilmu, pekerjaan, baju, selera makan, hingga urusan piknik. Tapi UGM luar biasa “mencetak” perbedaan bisa jadi satu pola pikir kolektif yang lebih kurang “seragam”. Kemajuan. Semangat untuk terus maju dan berkembang. 😍💪

Saya yang sudah 11 an tahun berkutat mengurusi sinetron dan film; mulai familiar dengan kuliah jam piro, sesuk ada berapa matkul, dosene ganteng, dosene killer, aduh proposalku belum beres, waktunya bikin makalah, publish jurnal, sesuk ada kuis, ternyata ujiannya gampang, dll percakapan yang khas mahasiswa banget.

Ingin kuliah lagi? Nggak. Merasa sudah cukup dengan sarjana. Otak saya pun wes diracuni sinetron dan film. Nggak sanggup kalau dicecar beragam urusan ilmiah akademis.

Beberapa relasi bilang kalau sudah di tepi kolam, baiknya yo nyebur sisan. Maksudnya saya sudah berada di lingkungan kampus UGM, ngekos di rumah guru besar, kok nggak sekalian kuliah.

Ketemu guru besar Sasindo dan versi beliau kuliah S2 atau S3 itu sama gampangnya dengan studi S1. Yo wes, karena didorong sana sini, bismillah meskipun raniat niat tenan, saya yo daftar S2.

Ikut tes dan macem-macem prosedur yang teknis administrasi nya bikin mumet 🤣 Tapi Jogja itu selalu njujug saja. Selalu ada yang membantu. S2 saya lulus mulus 1 tahun 3 bulan. Cumlaude? Aaah itu sudah biasa 😄😁

Lalu, pembimbing S2 saya bilang kalau masih mau sekolah S3 ya segera saja. Karena makin lama aturan di UGM makin ketat dan selektif. Bismillah juga, saya lanjut S3. Meskipun jatuh bangun begini begitu, S3 saya juga lulus dalam 3 tahun 1 bulan. Alhamdulillah ❤

Mungkin kalau saya nggak tinggal di lingkungan kampus, saya nggak yakin akan tergerak kuliah. Pun semangat lulus cepat, nggak akan kuat kalau nggak di sekitaran saya ada banyak orang-orang yang biasa bekerja dengan cepat 💖🙏

Moral storynya, kalau kamu punya cita-cita; pilih lingkungan yang kondusif. Orang-orang yang support. Jangan sekitaran yang justru mengatakan kamu hanya mimpi 🙏

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Menjaga Semangat Menulis

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menjaga semangat menulis sangat penting bagi penulis. Dengan semangat yang tetap membara, menulis menjaga lebih mudah. Walaupun kadang kadang menulis tidak selalu memberikan hasil sesuai yang kita harapkan, dengan semangat yang baik, menulis menjadi lebih ringan.

Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga semangat menulis. Anda juga bisa menambahkan tips tips lain atau pilihan yang sesuai.

1. Memiliki sikap rendah hati.
Dalam bidang kerja apapun, rendah hati itu perlu. Mereka yang mau menerima kekurangan diri dengan baik, yang bisa melejitkan potensinya. Termasuk ketika berurusan dengan masalah penulisan.

2. Terus berusaha.
Anda tidak tahu batas-batas kemampuan Anda dalam menulis. Sukses atau tidak, jika Anda terus mendorong melampaui diri sendiri, Anda akan memperkaya hidup Anda sendiri.

3. Pertahankan pekerjaan Anda.
Organisasi, lembaga dan individu akan sering berpikir mereka tahu yang terbaik tentang pekerjaan Anda – terutama jika mereka membayar Anda. Ketika Anda benar-benar percaya keputusan mereka akan merusak pekerjaan Anda, sebaiknya angkat kaki. Bekerjalah dengan baik dan pastikan anda dihargai dengan layak. Menulis (tidak selalu mudah). Jadi pastikan anda dibayar layak untuk itu.

4. Membela diri. Cari tahu apa yang membuat Anda bahagia, termotivasi dan kreatif. Tulislah materi materi yang anda senangi dan anda kuasai.

5. Penulis itu menulis. Lakukan saja secara rutin, di manapun Anda berada. Tanpa menulis secara rutin, anda bisa bisa kehilangan semangat menulis.

6. Baca. Sebanyak yang Anda bisa. Sebagian harus diperdalam, sebagian cukup sambil lalu. Pilih pilih yang sesuai keperluan penulisan anda.

7. Jangan takut melakukan perubahan. Mungkin Anda terbiasa menulis fiksi, tak ada salahnya menulis biografi dan sebaliknya. Coba hal baru itu penting.

8. Ingat Anda suka menulis. Jika semangat menurun, kembalikan saja rasa suka Anda dan ingat bagaimana publikasi pertama yang luar biasa. Anda akan kembali semangat. Ingat ingat juga prestasi anda lainnya.

9. Perbaiki komunikasi Anda. Tidak setiap penulis pandai berbicara, tetapi dalam proses negosiasi, penawaran harga, kompromi materi, dll semuanya perlu komunikasi yang baik dan tepat.

10. Hiduplah dengan baik dan teratur. Menulis memang bisa kapan saja, tetapi hidup alami dan wajar seperti orang lainnya akan membantu Anda tetap hidup sehat bahagia dan panjang umur.

Tetap semangat dan mari kita terus menulis; demi menghasilkan tulisan yang berkualitas dan hidup yang lebih bahagia. ❤️🙏

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Candi Nusantara: Candi Penampihan

Candi Penampihan. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Candi Penampihan… hem, candi ini berada di lereng gunung di Tulungagung; yang kalau kita mau ke sini, rada butuh energi ekstra. Tempatnya di daerah pegunungan naik dengan medan yang tidak terlalu mudah.

Medannya belak belok naik turun dengan jalanan yang cukup licin kalau lepas hujan. Bagi yang masih belajar atau baru bisa naik motor atau mobil, jangan nyetir sendiri ya, daripada kamu celaka dadakan malah nggak jadi piknik nanti 😀🙏

Candi ini secara administratif pemerintahan bernaung di Dusun Turi, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Posisi candi berada di lereng Tenggara Gunung Wilis. Candi ini tepatnya berdiri pada ketinggian 815 meter di atas permukaan laut.

Wes, saya nggak kebayang zaman dulu piye bangunnya. Zaman sekarang aja dengan peralatan canggih masih nggak mudah membangun candi di ketinggian begini 😀🙏

Salah satu hal yang membuat Candi Penampihan begitu menarik adalah lokasinya yang strategis. Karena berada di atas bukit, lingkungan areal candi ini menawarkan pemandangan alam yang indah dan mempesona.

Dari atas candi, pengunjung dapat melihat panorama hamparan sawah dan perbukitan yang hijau serta desa-desa yang terhampar luas di bawahnya. Pokoknya capek capek mata gegara melototin laptop bisa langsung ilang dan kembali ijo matanya…. haha, pemandangannyalah yang hijau sejuk. Bukan matanya yang ijo. Ini siy orang yang mata duitan 😆

Candi Penampihan dari jarak lebih dekat. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Candi Penampihan ini secara umum merupakan sebuah struktur yang terdiri dari tiga teras atau halaman dengan dua kolam. Pada bangunan candi utama terdapat satu prasasti, di teras paling atas.

Dari prasasti inilah dapat diterangkan bahwa Candi Penampihan merupakan bangunan religi untuk pemujaan Dewa Syiwa berangka tahun 820 Saka atau 898 Masehi. Artinya candi ini sudah ada jauh sebelum masa Kerajaan Majapahit dan dapat kita akui kebesaran nenek moyang kita di masa lampau.

Bila ditilik dari angka tahunnya, maka candi ini diperkirakan dibangun semasa dengan Candi Borobudur oleh Wangsa Syailendra dari Kerajaan Medang atau era Mataram Kuno. Artinya bila masa itu yang berkuasa di Tanah Jawa adalah Dinasti Budha, keberadaan umat Hindu tetap dipelihara dan diberi kebebasan penuh untuk beribadah oleh negara. Buktinya ya dengan adanya candi dan prasasti di lereng Gunung Wilis ini.

Tokoh yang terkenal dari daerah ini adalah Dewi Kili Suci, yang disebut sebagai ahli penyembuhan yang mumpuni. Beberapa penduduk juga sering menyebut ada orang orang Jawa (penganut Kejawen) yang masih datang di hari hari tertentu dengan laku tertentu pula, untuk “ngalap berkah” ilmu Dewi Kili Suci ini. Ya, di Tanah Jawa pasti tiap bangunan kuno tidak lepas dari urusan mistik dan klenik. Bagaimanapun itu bagian dari akar sejarah budaya yang sangat lama.

Kalau kita datang ke areal candi ini, yang terlihat hanyalah lingkungan yang hijau dan sejuk. Kiri kanannya dipenuhi dengan taman-taman asri, yang membuat orang betah berlama lama di daerah ini. Pada kiri kanan struktur candi, juga dapat ditemui berbagai bangunan kuna berbentuk kura-kura yang dikelilingi naga. Sebagian lagi ada batu-batu candi dengan ornament dan relief manusia dan binatang.

Dari informasi juru kunci dan juru pelihara candi, di masa lampau konon pernah ada Arca Bima dan Arca Dwarapala. Namun kedua arca ini sekarang sudah tidak ada di areal Candi Penampihan. Entah dijarah, atau dipindahkan, atau hilang rusak ditelan waktu; tidak ada info atau keterangan yang pasti.

Sebagai bangunan untuk ibadah pemujaan terhadap Dewa Syiwa, Candi Penampihan memiliki ciri khas arsitektur candi Hindu yang umumnya ditemukan di Jawa Timur. Candi ini terdiri dari bangunan utama yang terbuat dari batu bata merah dan batu andesit.

Keistimewaan lain dari candi ini adalah adanya ornamen-ornamen yang menghiasi dinding dan relief-relief yang memperlihatkan cerita-cerita dari kitab Ramayana dan Mahabharata. Kisah epos yang menjadi rujukan dalam berbagai relief dan ornamen-ornamen religi candi-candi Hindu di Nusantara.

Keberadaan Candi Penampihan juga memberikan kita gambaran tentang perkembangan agama dan kebudayaan Hindu di Jawa Timur pada masa lampau. Arsitektur candi yang megah dan ukiran-ukiran yang sangat halus menjadi bukti akan kecanggihan teknik dan keahlian masyarakat pada masa itu dalam bidang seni bangunan.

Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu, Candi Penampihan mengalami kerusakan akibat alam dan ulah manusia. Untuk itu, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat setempat untuk menjaga dan merawat candi ini agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Bagi para wisatawan dan pecinta sejarah, Candi Penampihan merupakan destinasi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Selain dapat menikmati keindahan arsitektur klasik candi ini, pengunjung juga dapat belajar banyak mengenai sejarah dan kebudayaan Jawa Timur melalui relief-relief dan ornamen-ornamen yang ada di candi ini.

Oh iya, sebelum ke areal candi ini, kalau kamu datang berkunjung, kamu juga bisa menikmati areal kebun bunga —bermacam-macam jenis yang indah dipandang mata; serta areal kebun teh yang tidak jauh dari lokasi candi. Jadi memang daerah ini seolah-olah dipilih sebagai tempat untuk beribadah dan menenangkan pikiran.

Praktis, selain wisata candi juga bisa mengunjungi tempat-tempat wisata alam di sekitarnya. Makanan dan minuman? Mudah didapat dan enak-enak. Akses jalan sudah hampir semuanya beraspal, hanya ya naik turun belak belok, kudu hati-hati. Semoga Candi Penampihan selalu menjadi bagian penting dari warisan sejarah bangsa yang terus dijaga dan dilestarikan.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Pilihlah Sebahagiamu

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Bagaimana cara menyiapkan tabungan untuk hidup dua tahun? Bukankah itu jumlah yang besar dan sulit bagi PNS atau pekerja kantoran standar?

Saya tertawa. Ya kalau PNS atau pekerja kantoran standar, kayaknya nggak perlu-perlu amat begitu. Kan wes gajian rutin tiap bulan. Setahu saya, tidak pernah ada kasus PHK untuk PNS kecuali pemecatan karena tindakan melawan hukum yang sudah diputus sah dengan ketetapan pengadilan/hukum. Kalau pekerja kantoran swasta siy masih mungkin ada PHK massal. Jadi memang lebih baik bersiap-siap dengan dana darurat super urgent itu.

Mungkin bagi mereka yang sudah hidup aman dengan gajian tiap bulan; cukup atur saja persiapan dana darurat untuk hal tidak terduga. Terus besarannya berapa? Ya tergantung masing-masing. Sekurangnya aturan standar itu 3x biaya hidup bulanan. Jadi cek saja biaya hidup sebulan berapa, cukup kalikan tiga. Lebih besar lebih baik. Kalau sudah, kunci saja. Tabung di rekening non ATM atau non ibanking, m-banking dll itu biar nggak dicomot-comot. Tapi pastikan cek cek biaya bulanannya yes. Karena kalau tidak ditambah ntar menyusut dengan besarnya biaya admin dll dari bank.

Kalau freelancer, itu berbeda aturan mainnya. Situasinya tidak pasti, tidak tetap. Pekerjaan dan rezekinya pun tidak menentu. Saya pribadi mempersiapkan dana hidup non operasional juga tidak ujug-ujug banyak. Semula ya 1/2 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dst sampai terkunci sesuai tujuan saya. Misal 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dst. Dan tentu akan saya perpanjang terus, sesuai kemampuan. Lha kalau nggak begitu, siapa yang menjamin masa pensiun saat saya sudah tidak produktif bekerja?

Keberadaan dana seperti ini, tidak selalu mudah disediakan atau diusahakan. Karena kebanyakan kita, prinsipnya itu belanja dulu baru nabung. Kalau kurang malah bisa pake kartu kredit, paylater, kredit berjangka, cicilan, dll yang sebenarnya perpanjangan dari utang berbunga, sesuatu yang sering kita abaikan karena terlihat cicilannya kecil saja untuk setiap bulan. Padahal mestinya ya kita itu nabung dulu baru belanja. Yo weslah, bebas ini. Urusan masing-masing 😀🙏

Atur atur ajalah biar duit anggaranmu bisa sesuai dengan pilihan yang bikin kamu happy. Boleh nabung dikit dikit, boleh auto debet, boleh beli emas, boleh arisan, bisa reksadana, saham, coin, tanah, rumah, dll. Kalau nggak bisa nabung banyak, ya nggak usah maksa. Apalagi buat mereka yang wes dapat jaminan masa pensiun, kalem kalem bae.

Kalau bagi saya pribadi, bagian ini sangat penting. Sekurangnya ada bagian ini yang bikin saya pribadi jadi tenang, anteng, tidak menerima pekerjaan yang nggak masuk akal (baik deadline maupun fee-nya), tidak disetir orang karena tidak ada urusan utang. Mandiri secara finansial akan membuat seseorang merdeka dalam berpikir, bertindak, bekerja, dan bisa hidup dengan happy damai. Pokmen ora kemrungsung 😍

Saya sering menganggap bagian itu “tidak dingat-ingat”. Hanya untuk digunakan saat situasi beneran tidak terprediksi, seperti kasuistik pas pandemi kemarin. Kalau situasi normal ya tidak diutakatik. Juga bukan untuk dipinjam-pinjamkan😀🙏 Tenan, mbok suka berbagi gitu, saya cenderung menolak utang utang pribadi. Jadi nggak usah ngutang ke saya 😁

Nah, bagaimana dengan kamu? Setiap orang dan keluarga punya manajemen duit berbeda. Carilah model manajemen keuangan yang bikin kamu bahagia, bikin kamu nyaman. Ada banyak pilihan tabungan dan investasi. Ada banyak cara mempersiapkan diri untuk situasi darurat. Pilih-pilih yang sesuai. 🙏

Alhamdulillah, saya hidup dengan baik karena kemandirian finansial dan tidak diribeti urusan utang. Kerja pun tetap tenang. Bisa do the best atau just let it go. Karena versi saya, hidup itu untuk bahagia; bermanfaat bagi sesama dan semesta dengan cara sebaik-baiknya ❤

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us: