Wonderful Umroh (5) Air Putih Itu Gratis

Sebagian jamaah umroh Dewangga yang berangkat bersama saya. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Malam sebelum keberangkatan, saya tidur lebih awal. Bangun jam 2 pagi, mandi beberes, makan mie goreng, sholat, doa, ngecek ini itu, tahu-tahu wes hampir jam 4 pagi. Karena diantar adik laki-laki, lebih ringan saya. Ikut serta pula dua bocil anaknya, si Mail dan Fara, Utinya (neneknya atau mertua adik saya). Ipar saya tidak ikut karena dinas pagi.

Dari rumah saya ke Bandara YIA, sejam-lah kalau normal nggak macet. Kami bisa berangkat jam 6 kalau mau tiba jam 7. Adik saya, tetap minta berangkat jam 5. Kami sampai bandara jam 6, sejam lebih awal dari rombongan Dewangga. Masih sempat foto-foto, sarapan, makan jajanan, cerita sampai rombongan berangkat.

Jam 8 rombongan jamaah umroh Dewangga sudah ada di dalam bandara. TL kami, Ustad Jordan sudah membagikan ID card, slayer, tas kantong berisi nasi box dan snack box.

Saat itulah Ustad Jordan meminta mereka yang bawa koper kabin tapi nggak diperlukan saat terbang, bisa disertakan di bagasi bawah. Biar lebih ringan.

Saya lihat ada emak-emak sebut aja Bu X, yang selain bawa tas selempang, koper kabin, plus kresek-kresek (lebih dari 4) entah apa isinya. Diminta untuk taruh bagasi bawah oleh TL, dianya nggak mau. Pikir saya, mungkin tas kreseknya isi makanan, yang mau dimakan di pesawat. Karena ada kan, tipe orang yang mudah lapar dan harus bawa makanan minuman ke mana-mana.

Alhamdulillah, kami terbang. Dari Jogja ke Singapura. Sebentar saja. Prosesnya yang suwe. Si Bu X tetap dengan kerempongannya bawa koper kabin plus tas kresek pating crentel.

Penerbangan kami dengan Scoot, maskapai berbayar ringan dari Singapore Airlines. Baru kali ini saya pakai Scoot. Pesawatnya ya standar lah. Fasilitas memadai. Makan minum standar. Cukup baik dengan biaya yang ringan. Apalagi bagasi bawahnya yo 30 kg, bagasi kabin 7 kg, dan tas tangan. Sangat bisa dipertimbangkan untuk jadi pilihan kelas ekonomi.

Penerbangan berikutnya yang jadi banyak cerita. Kami transit sebentar di Singapura, lanjut ke Jeddah. Begitu naik pesawat, saya cari nomor kursi, lah kok sudah terisi tiga orang. Emoh beribetan karena semuanya yang duduk ngeyel nomornya benar, saya panggil pramugari. Akhirnya satu orang disuruh pindah, satu orang disuruh duduk sesuai nomor, satu orang disuruh geser; baru saya bisa duduk. Ealah, nomor kursi sudah jelas yo kok isih ngeyel. Dikira naik bus dadakan, yang duluan bisa milih tempat duduk.

Setelah taruh bagasi kabin, taruh tas selempang di bawah, duduk, pake sabuk pengaman, nonaktifkan HP, saya hendak tidur. Sebelah saya ngomong. “Bu, ini sampai Medinah 5 jam kan?”

Saya membalas singkat, “Ke Jeddah, Pak. 9 jam.”

“5 jam. Kita kan dari Singapura.”

Saya yang sedang males berdebat hanya membalas, “Oh ya.”

Saya lalu membaca, baru tidur. Kira kira wes 5 jam terbang, sebelah saya nanya lagi. “Ini sudah 5 jam, kenapa belum sampai juga, Bu?”

Lah piye to orang ini? “Masih kurang 4 jam. Itu pun kalau cuaca bagus terus.” Dia ngomong apa, saya nggak merespon.

Saya agak lupa, ini makannya dapat 2x atau 1x makan dan 1x snack. Yang jelas, kalau saya merasa kenyang terus. Minta air atau minuman juga mudah. Pramugari/a sangat cepat membantu.

Cuma ada sebagian jamaah, mungkin karena bahasanya beda, atau segan, atau entah apa; nggak minta air putih atau minum tambahan. Jadi praktis hanya dapat 2x air putih @1/2 gelas pas makan dan snack. Pas turun itu pada beributan soal air karena kehausan. Katanya di pesawat nggak dikasih minum. Laaah, piye to 😁 Padahal air putih atau minuman di pesawat ini gratis asal minta. Kalau kondisi darurat, obat P3K juga tersedia.

Terus si Bu X yang rempong itu, bawaannya yang pating cerentel sudah diletakkan di kabin oleh pramugari, diturunkan lagi. Karena mengganggu jalan untuk lewat, dinaikkan lagi oleh pramugrari. Diturunkan lagi. Begitu bolak balik dan kayaknya dikerasi sama petugas, baru nggak diturunkan. Mungkin takut ilang.

Ada lagi jamaah yang mungkin nggak tahu, biasa hidup sederhana, naik pesawat pun pake sendal jepit. Biyuu, saya wes ketarketir kalau mereka disuruh turun ganti sepatu. Lha kalau sepatunya di bagasi bawah, apa nggak jadi gawe? Biasanya disuruh beli atau nggak bisa terbang. Haish, aturan dasar bae kok ditabrak. Padahal seinget saya pas manasik wes dijelaskan oleh Ustad Pemandunya.

Kasus di toilet belum dikunci lalu beributan saat dibuka orang, ya masih ada. Kasus-kasus yang kalau saya ikut umroh dengan Kosudgama nggak bakalan ada. Rerata jamaah ya keluarga guru besar, dosen-dosen, kerabatnya, dll relasinya yang umumnya wes biasa bepergian jauh dengan pesawat. Inilah serunya kalau perjalanan umroh massal, bukan privat. Macam-macam saja karakter orangnya.

Pas turun pesawat pun tak kalah hebohnya. Saya sudah bilang ke sebelah, agar sabar tunggu sampai pesawat mendarat sempurna. Baru ambil tas bawaan, tapi wes ngeyel bae mendesak saya berdiri dari kursi. Saya pun berdiri, dan dia langsung buka kabin atas, tarik tas-tasnya.

Padahal lho, biasanya kalau pesawat masih bergerak itu ada 20-an menit lagi sampai kita diizinkan turun. Saya yang wes duduk lagi, nggak mau berdiri balik agar dia bisa duduk di kursinya kembali. Sungguh membagongkan. Jarene wes biasa pergi pake pesawat, tapi kelakuannya nggak mencerminkan omongannya.

Dan begitu turun, mendarat di Jeddah, mulailah banyak kisah penuh drama yang harus saya saksikan.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Wonderful Umroh (4) Tentang Uang Saku, Internet Luar Negeri, dan Oleh-oleh

Air Zamzam 5 liter dalam wadah galon yang umum. Ini biasanya kita peroleh saat umroh atau haji. Ada juga yang versi lain bentuk jerigen minyak ukuran 5 liter atau 1 liter. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Umroh nggak lepas dari urusan uang saku, jaringan internet untuk komunikasi, dan oleh-oleh. Sebenarnya kalau biro umroh yang kita pilih profesional yang sudah memasukkan semua komponen dari berangkat sampai pulang wes masuk charge (kita bayar, mereka tanggung), nggak bawa uang saku pun sudah aman.

Dewangga juga sudah menanggung semuanya. Bahkan transport pp bandara pun disediakan dari kantor ke bandara dan sebaliknya. Ini membantu sekali, karena bandara di YIA itu sekarang jauh. Dari rumah saya saja naik grab 250-300 rb. Pp ya wes jelas lumayan. Itu sebabnya alternatif saya kalau tidak diantar, ya naik kereta bandara. Dengan grab sekitar 70 rb saja.

Cuman ya namanya bepergian, tetap lebih bagus kalau bawa uang cukup. Buat jaga-jaga. Kalau tiba-tiba pingin jajanan khas Madinah Mekkah, barang lucu lucu, panggilan roaming, laundry, taksi, oleh-oleh, dll.

Lalu berapa uang saku yang harus disiapkan? Bebas, secukupnya semampu sampeyan masing-masing. Uang riyal Arab Saudi setara 4 rb rupiah dengan pembelian antara 4,2 sd 4,7 rb. Jadi silakan itung sendiri keperluan sampeyan.

Kalau nggak mau tukar, uang 100rb dan 50rb laku untuk transaksi di seluruh Mekkah dan Madinah. Kalau tukar ya bisa di bank syariah atau money changer terdekat. Jangan pas di Arab atau di bandara, nilai beli lebih mahal. Oh iya ambil uang di ATM Arab juga bisa, tapi pastikan ATM sampeyan sudah berlogo mastercard atau visa ya. Ini bisa untuk ambil uang ataupun bayar via debet.

Dan jangan khawatir soal belabeli belanja atau pembayaran, karena kita akan ketemu banyak toko dan pedagang yang fasih bahasa Indonesia, bahkan bisa bahasa Jawa. Jadi kalau hanya soal bayar pakai apa pun, mereka wes paham. Tapi yang paling umum ya tunai, baik pakai riyal atau rupiah.

Terus soal Internet Luar Negeri. Ini penting, ya karena sekarang kita komunikasi mayoritas pake WA, keperluan internet jelas vital. Bagi mereka yang pengguna pasca bayar seperti saya, sebenarnya tinggal mengaktifkan mode roaming; semuanya sudah beres.

Namun karena mode ini bisa bikin tagihan melonjak; saya pilih membeli nomor paket internet luar negeri sesuai waktu kunjungan. Karena umroh 10 hari, saya pilih 12 hari dengan 12 GB. Ada jeda 2 hari untuk jaga-jaga. Murah ini hanya 350 rb an plus harga no perdana. Sekalian minta registrasi dan aktivasi. Wes beres.

Karena 12 GB itu sedikit sekali, saya menggunakan akses Internet bandara atau hotel pas membuka video atau foto-foto. Pas akses pakai kuota, pembuka video dan foto tidak saya aktifkan; karena dua hal ini sangat menyedot kuota.

Sampeyan bisa datang ke gerai layanan resmi provider masing-masing untuk membeli paket internet ini. Lebih dekat hari keberangkatan lebih bagus. Pilih sesuai kebutuhan. Pastikan juga anda catat cara aktivasi biar nggak bingung kalau mengaktifkan saat tiba di Arab.

Berikutnya oleh-oleh. Biyuuu, di kampung ibu saya; kalau orang mau umroh itu, apalagi sekeluarga besar, pasti ada selamatan dulu; makan-makan, minta doa, pamitan. Iki wes biaya lagi. Lalu nanti pas pulang umroh juga ada selamatan syukuran, bagi-bagi oleh-oleh umroh, dan ucapan terimakasih. Biaya lagi.

Jadi umroh itu memang jihad harta tenan; 30-an juta untuk umrohnya (tidak termasuk bikin paspor, meningitis, internet, transport bandara pp, perlengkapan umroh yang harus kita sediakan pribadi), selamatan 2x bisa 10 juta (kalau ini saya enggak, karena di Jogja lingkungan saya nggak ada tradisi ini), oleh-oleh bisa juga 10 juta. Belum uang saku kita, misal 2-5 juta untuk 10 hari.

Westalah, kalau saya mikirin logika nalar pun, nggak bisa ngitung saya piye cukupnya, yang tiap kali dapat duitnya sedikit demi sedikit.😁Pokoknya saya selalu berdoa; ya Allah cukupkan, mudahkan. Wes gitu aja sejak terbersit niat umroh. Alhamdulillah ada saja jalan rezekinya. Jadi teman-teman nggak usah cemas, karena Allah akan cukupkan bagi siapa saja yang dipanggil haji atau umroh.

Berikutnya oleh-oleh. Soal ini ada yang fanatik kudu dibeli di Tanah Suci. Hayaaa, bagasinya bisa kena charge berlipat. Kalau saya wes praktis saja, pesan di toko oleh-oleh haji umroh, bayar, pesanan datang. Nggak ribet, nggak pusing bagasi. Pas pulang umroh tinggal membagikan saja. Tentu ada yang memang khusus dibeli di sana karena nggak tersedia di Indonesia atau permintaan khusus.

Itu yang bikin saya tenang di Tanah Suci. Fokus ibadah. Nggak kemrungsung belanja mikirin oleh-oleh buat orang lain. Pun di keluarga kami semua sudah tahu, nggak minta oleh-oleh pada yang bepergian. Karena kita juga ngerti yang bepergian apalagi umroh itu; belum tentu uangnya turah-turah, kadang yo terbatas. Kecuali ada yang nitip, terus transfer, dan bukan barang yang sulit diperoleh. Itu biasanya bisa kita maklumi.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Wonderful Umroh (3) Apakah Semua Perlengkapan Umroh Harus Baru?

Petunjuk atau Panduan dari Dewangga. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Jujurly, umroh kali ini bagi saya seperti ya wes pergi saja. Nggak bisa saya jelaskan, seolah sudah begitulah adanya. Setelah terima perlengkapan umroh Dewangga (koper besar, koper kabin, tas selempang, tas sepatu atau sendal, mukena lengkap tutup tangan, kerudung, aneka panduan, dll.).

Saya tanya, bagasi besar dapat berapa kg. Jawabnya 30 kg. Saya pertegas lagi; 30 kg sudah include air zamzam atau belum. Jawabnya sudah. Berarti maksimal saya bisa isi koper besar ini 20 kg, 5 kg untuk zamzam, 5 kg kalau beli ini itu kruncilan lucu-lucu yang sering beranak pinak 😁😆

Dewangga sudah rapi sekali memberi petunjuk list isi bagasi bawah apa, bagasi kabin apa, tas selempang atau tangan apa saja. Saya pun nyiapinnya lebih gampang. Karena ini umroh 10 hari transit 2x di Singapura; saya memutuskan untuk membawa 10 stel baju ibadah dan 2 stel baju harian; tentu nggak lupa piyama untuk tidur. Saya mencatatkan di sini agar mudah jadi acuan kalau ada teman-teman yang baru mau umroh. Meskipun sepele, packing dan bawaan ini bisa jadi gawe kalau nggak bener.

Koper Besar (Bagasi Bawah): kalau sebelumnya saya selalu menyiapkan baju baru, umroh kali ini saya hanya menjahitkan baju seragam dari Dewangga. Saya ambil gamis-gamis yang saya pakai umroh sebelumnya (terus disimpan saja). Ada 3 yang bisa saya pakai. Ditambah gamis wajib hitam dan putih (biasanya yang sudah pernah umroh pasti punya), plus seragam wes ada 6. Saya tinggal nyari 4 dari tumpukan gamis baru hadiah sana sini (yang belum terpakai) karena sehari-hari saya nggak pakai gamis 🙏Saya coba ada yang pas dan enak dipakai, saya cuci setrika. Wes beres 10 stel. Tambah baju harian 2 stel untuk jaga-jaga. Tidak lupa 2 piyama dan 2 kaos untuk tidur.

Secara prinsip ini wes beres. Saya tinggal menambah kerudung, ciput (daleman kerudung), kaos kaki, celana panjang, pakaian dalam, pantyliner, peniti bros dll. Saya mengemasnya per pax untuk sehari, lengkap dari ujung rambut ke ujung kaki.

Tiap pax saya tandai Madinah 2, Madinah 3, Madinah 4, dst sampai balik. Jadi pas baju habis dipakai, setelah diangin-anginkan saya masukkan kembali ke wadahnya. Wadah ini bisa dicuci, bisa dipakai lain waktu. Praktis, rapi, ekonomis. Piyama, kaos, manset, handuk dll kain saya packing terpisah.

Jadi ya perlengkapan baju dll untuk umroh nggak harus baru (karena ini butuh duit banyak), tapi pakailah milikmu yang terbaik dan paling nyaman. Umroh kali ini, yang saya beli baru itu 12 set pakaian dalam, 12 pasang kaos kaki. Saya membeli per 3 set sebanyak 4x biar terasa ringan. Saya cuci setrika dulu, sebelum masuk pax masing-masing.

Perlu juga bawa mantel hujan yang praktis, kacamata hitam, topi, gunting, selotip/lakban. Ini sesuaikan dengan keperluan masing-masing.

Obat-obatan: bawa semua obat (termasuk multivitamin yang biasa sampeyan konsumsi). Saya bawa banyak, tapi mayoritas obat warung; paracetamol, bodrex, decolsin, salonpas, pegal linu, komik, CDR, balsem geliga, minyak kayu putih, minyak zaitun, obat merah, penutup luka, dll. Pokoknya komplet saya hitung 3x sehari untuk 10 hari. Sampeyan bisa menyesuaikan.

Peralatan mandi: standar saja. Handuk, sabun, pasta gigi dan sikat gigi, shampo, pembersih wajah. Plus pembalut dan pantyliner untuk jaga-jaga kalau pun tidak sedang haid. Tambahkan detergen ukuran kecil kalau diperlukan darurat.

Tabir surya: pelindung panas matahari, pelembab, handbody, lipcare, botol spray kosong untuk diisi air zamzam untuk semprot muka dan tangan. Sesuaikan keperluan.

Lalu kruncilan lain: buku-buku panduan ibadah; notes dan bolpoin; 2 thumbler kosong 500 ml. Ini biasanya saat pulang saya isi air zamzam; 1 dari Madinah, 1 dari Mekkah. Aman? Oh jelas aman. Dibongkar diributkan di bandara kalau sampeyan bawa lebih dari 5 liter air zamzam secara ilegal. Disuruh buang. Kalau seperti saya aman. Petugas juga tahu kalau sedikit ya untuk diri sendiri, bukan diperjualbelikan. Tahu sendiri harga air zamzam di Indonesia 😁

Tas wadah sendal atau sepatu, gantungan baju atau hanger (bisa bawa 2-4 sesuai kebutuhan), tas lipat, tas plastik untuk barang basah, sandal, tissue basah, handsanitizer, dll. sesuai keperluan.

Koper Kabin: ini saya nggak bawa dari Dewangga. Kopernya bae wes 2 kg. Padahal maks hanya 7 kg. Jadi saya pakai backpack pribadi. Lebih ringan, gendong di punggung dan masuk bagasi kabin. Ini isinya 2 stel baju harian, mukena dan sajadah, payung, obat-obatan (jaga-jaga kalau belum bisa buka bagasi bawah), permen, makanan kering, copy identitas (paspor, visa, buku vaksin, ktp, buku rekening, nomor kontak darurat; dimasukkan kantong plastik, rapi aman dari air), power bank, kaki tiga (adaptor universal), charger HP. Wes ini nggak ada 4 kg. Jadi ringan dan masih ada ruang kalau belabeli kruncilan dadakan.

Tas selempang atau tas tangan: ini saya juga nggak bawa yang dari Dewangga karena kekecilan. Tas ini yang kita bawa ke mana-mana, bahkan sholat di mesjid pun kalau bisa tetap nempel di badan. Isinya HP, dompet uang, tas paspor dll identitas, kantong alat make up, thumbler isi air, makanan ringan, permen, obat ringan, outer atau jaket ringan kalau udara terlalu dingin.

Begitu semua isian tersedia; saya tinggal memasukkan. Sejam beres, kunci (pastikan pakai gembok); karena kalau password dengan lempar-lempar bagasi, sering berubah dan malah bisa sulit dibuka); kasih tanda yang mudah diingat dan nama yang cukup terbaca. Lalu koper besar saya antar ke Dewangga beserta paspor, buku vaksin. Beres sudah, tinggal siap-siap berangkat.

Pastikan bawaan sampeyan cukup 3 (koper besar, koper atau tas kabin, tas tangan atau selempang) itu saja biar gampang mengingat. Pastikan juga tidak overload. Kelebihan bagasi yang kelewat banyak akan dikenai charge —yang nggak murah.

Cek-cek penerbangannya, ukuran bagasi bawah berbeda; ada yang 20, 25, 30, 35 bahkan 42 kg tergantung maskapai. Kalau bagasi kabin rerata sama 7 kg. Tas tangan atau selempang ya secukupnya. Kalau terlalu besar nanti malah dianggap bagasi kabin, ditimbang juga kalau berlebih.

Intinya, sesuaikan kebutuhan dengan aturan biro yang anda pilih. Ukur-ukur diri sampeyan; kalau misalnya bawa semua barang itu sendiri harus terasa ringan dan tidak memberatkan. Ingat kita mau ibadah, bukan gotong-gotong barang berat 😁🙏

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Wonderful Umroh (2) Ini Manasik atau Mantu?

Saya di acara Manasik Umroh ke-1 Dewangga di Hotel Tara, Jogja. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Karena 2x manasik untuk grup 20-an orang saja dan biasanya hanya jam 10-14, break ishoma jam 12-13; saya kaget terima pesan manasik jam 07.30 sd selesai. Pas saya tanya admin jam berapa rampung, dijawab jam 13; pikiran saya sudah nggak tenang. Lama betul.

Terus tempatnya di Hotel Tara, jauh banget dari rumah saya. Ditambah dresscode putih-putih, hayaaa…. terniat. Wes, pokoknya manut sebisa saya.

Dan saya hampir lupa soal umroh itu ya karena antara Juli ke November itu cukup lama, banyak gaweyan. Kalau wes bayar kan nggak ditagih, jadi saya baru dapat info WA ya untuk manasik dan ambil perlengkapan umroh di awal November itu. Beneran kalau nggak ada ini, bisa terlewat itu jadwal 😁🙈

Karena di Dewangga baru kali ini, saya yo mangkat manasik, setelah menyesuaikan jadwal agar ada beberapa urusan yang sejalur bisa dibereskan juga. Ngirit bensin, ngirit ongkos.

Jam 07.20 WIB saya wes sampai Hotel Tara. Lha biyuuh, aula sudah penuh jamaah putih-putih melati alibaba, siapa yang baik hati gitu. Wes rame dan banyak betul 😁😄🙏

Perasaan grup saya isinya jarene ada 40 jamaah. Lah ternyata untuk bulan November itu Dewangga ada 10-an kloter dengan hari keberangkatan berbeda-beda. Hitung aja itu berarti 400-an jamaah.

Tidak usah ngitung yang budget tinggi di atas 40 juta (karena tiap kloter beda program), hitung rerata 30-an juta aja (charge umroh standar areal Jawa); itu berarti sudah ada duit 12.000.000.000 (12 miliar lho) yang masuk ke Dewangga.

Lha kalau 10 bulan setahun? (Minus masa haji lebih kurang 2 bulan). Banyak betul duitnya. Biyu biyuuuu… jago tenan saya ngitungin duit orang 😁🙈 Pantesan banyak orang tergiur buka travel umroh. Njur karena nggak profesional, banyak jamaah yang tertipu juga. Kita memang perlu hati-hati pilih biro travel umroh. Apalagi haji khusus dan furoda. Kalau nggak baik bironya, bisa kapiran betul di Tanah Suci.

Manasik lama. Jam 08 s/d 12 ndengerin ustad ceramah dan nggak ada lucu-lucunya itu bikin saya bosen betul. Sampai bolak balik keluar masuk ambil kopi, teh, snack biar waktu cepat berlalu.

Haish, kenapa manasik nggak divideoin aja terus dishare dan langsung tanya jawab?Suwe tenan dan berasa panas, meski semua AC nyala. Yach banyak orang. Ada 400-an ditambah petugas dan panitia itu bisa jadi 450-an orang.

Ketika tanya jawab usai, legalah saya dan sudah bersiap balik. Tapi ditahan petugas Dewangga, “Makan dulu, Bu. Baru pulang.”

“Ada makan?” Saya balik tanya. Dan begitu ruang makan dibuka, biyuuh itu lho yang disediakan prasmanan komplet aneka makan besar (seingat saya ada makan nasi sekompletnya, bakso, siomay, dll), terus es, jus, teh, kopi, air mineral, puding, buah, jajanan, dll.

Ampun dije, ini manasik atau mantu siy? Beneran makanan melimpah dan orang-orang antri makan begitu heboh. Makan ini itu, minum ini itu, cobain semuanya. Rame betul. Riuh betul suaranya.

Tapi saya sudah kehilangan mood untuk makan siang. Jadi makan jajanan, minum air, langsung balik. Lelah. Di tengah kerumunan orang yang ambil makanan seperti orang-orang nggak makan berhari-hari itu, wes bikin saya klenger duluan.

Terus gitu banyak yang makannya nggak dihabiskan. Padahal baru sebelumnya ustad ngasih ceramah kalau di Madinah Mekkah ambil makan secukupnya, kurang ambil lagi. Bukan ambil banyak-banyak njur nggak habis dibuangin. Yang lain nggak kebagian.

Di manasik kedua yang hanya berselang sehari dari keberangkatan, lebih singkat, 2 jam, dapat snack box. Dan ini per kloter, jadi lebih terkendali. Tapi karena uraiannya hampir mengulang separuh di manasik pertama, saya wes mulai bosen duluan.

Tapi inget ada pembagian kelompok dan anggota kamar, saya bertahan. Paling nggak tahu dulu teman sekamar saya. Begitu sudah tahu, saya pulang setelah memastikan dengan TL kalau saya tiba jam 07 dengan kereta bandara, masih aman. Karena semula saya memang mau naik grab dari rumah ke Tugu lanjut pake kereta ke bandara.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Wonderful Umroh (1) Ketika Terbersit Niat

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Saya, Dr. Ari Wulandari, S.S., M.A atau di industri kreatif lebih dikenal dengan Ari Kinoysan Wulandari; berulang bersyukur alhamdulillah tahun ini dipanggil Allah untuk umroh yang ketiga.

Oh iya, kalau kemarin pas umroh ada yang mendengar saya bilang dokter, itu karena kebiasaan ponakan saya belum bisa membedakan “dokter” dan “doktor”.

Jadi mereka manggil saya lebih sering “Budhe Dokter”, “Budhe Ari, Dokter”. Pun karena keahlian saya Linguistik Antropologis konsentrasi Pengobatan Tradisional Etnis, maka segala jenis obat pun nggak asing bagi saya.

Saya cukup terbiasa membaca ini obat kandungannya apa saja, bisa untuk obat penyakit apa. Karena ya nggak akan pernah ada obat modern kalau nggak ada obat tradisionalnya.

Silakan cek buku-buku saya, bisa dibeli di seluruh Gramedia dan toko-toko buku online (Herbal Nusantara, Herbal Papua, Herbal Bali, Herbal Kalimantan, Herbal Jawa, dll).

Nah, umroh kesatu dan kedua, saya ikut Kosudgama Travel (di bawah naungan UGM) dan semuanya sangat memuaskan; karena ini umroh grup semi privat, isinya hanya 18-22 orang atau maksimal 25 sudah dengan TL, muthowib.

Harganya ya sesuai untuk layanan super kelas satunya. Upgrade hotel atau pesawat bisnis pun bisa dengan mudah di sini. Pas nulis ini aja, masih terasa kok nyamannya saya tidur nyenyak berselimut tebal dengan AC sejuk di Etihad kelas bisnis. Makan minum pun beragam melimpah ruah. Beneran berasa tidur di tempat tidur di rumah. Yahaa, Etihad kelas ekonomi saja nyaman apalagi kelas bisnisnya. Kalau kita naik first classnya, turun pesawat, kita dijemput limosin.😀 Ya Allah saya bermohon juga suatu saat bisa pergi umroh dengan first class, pasti pengalaman nya beda lagi serunya ❤️🙏

Saya juga sudah berniat pake Kosudgama lagi untuk umroh ketiga. Niat itu muncul di awal bulan Juli. Diajak Agustus, emoh saya karena pas umroh tahun 2023 di bulan itu panasnya sampai 53-57 C di siang bolong.

Ketika Kosudgama merilis jadwal musim dinginnya, 19 November, hati saya mencelos. Duh, 19-20 November saya masih ada gaweyan yang nggak bisa ditinggal.

Terus kalender periodik saya, itu waktunya haid. Kalaupun gaweyan bisa dioper nego ulang, jadwal haid itu yang bikin saya pikiran. Bisa siy pake obat penahan haid; tapi kebanyakan kasus tetap jebol dan malah di badan meriang nggak karuan. Itu yang sering saya dengar.

Jadi saya nggak bisa ikut jadwal Kosudgama. Desember bukan pilihan saya, harganya cenderung lebih tinggi karena lonjakan harga tiket dan hotel di musim liburan.

Mulailah saya googling. Saya nggak cocok dengan biro umroh yang dipake adik saya. Usai nanya, saya malah dikejar-kejar untuk daftar. Beuh, berasa kayak buronan. Terus ada yang saya tanya, adminnya jawab 10 jam berikutnya. Haish, kalau ada apa-apa repot sendiri ini. Ada yang murah banget, tapi ke Jakarta bae ngebis, hadeuh. Ada yang berangkatnya kudu dari Solo. Lah kayak Jogja nggak ada bandara aja.

Sampai akhirnya saya abaikan urusan cari biro umroh ini. Besok-besok aja lagi googlingnya. Entah kapan gitu Dewangga muncul di beranda FB saya.

Kayaknya bagus niy, pikir saya. Chitchat admin, semua terjawab cepat, sistematis, solutif. Nggak sampai 15 menit, saya wes langsung tahu jadwal, harga, syarat administratif, pendaftaran, dll.

Seinget saya itu hari Jumat, jadi saya nggak daftar dulu. Biasanya Sabtu Minggu biro juga libur, kalau ada kisruh pendaftaran kelamaan nungguin Senin. Dan tahu-tahu Senin saya wes bayar dan daftar. Alhamdulillah.

Setelah itu, saya minta dikirim bahan seragam. Kan kudu dijahit dulu itu. Usai bayar-bayar, haish saya wes nyaris lupa kalau nggak diingatkan soal manasik dan ambil perlengkapan umroh.

Ya kan saya bukan pengangguran. Kerja. Dosen, peneliti budaya, penulis, trainer, bakul buku, dll. Banyak gaweyan ya biar banyak duit. Kalau dipanggil umrohnya tiap tahun kan jadi lebih enteng bayarnya. Amin YRA 😃❤

Dan mulailah saya mengomel ke Dewangga karena ya ampun, ini kantornya jauuuh betul dari rumah saya. Manasiknya pun 2x di tempat yang jauh pula. Haish, tapi belakangan saya no protes lagi ketika tahu ada yang dari Kulon Progo, Magelang, Purworejo… ya Allah segitu niatnya mereka, saya malah ribet aja soal jarak. Padahal naik motor atau mobil ya bisa 😀

Ya Allah, saya bermohon sungguh untuk dipanggil umroh lagi tahun depan. ❤️🙏 Untuk sahabat-sahabat Kinoysan; tunggu ya. Saya baru sempat menuliskan pengalaman umroh mulai hari ini. Begitu pulang, selain sakit batpil demam, juga sudah ada setumpuk gaweyan menunggu dibereskan. Sampai ngos-ngosan rasanya beresin gaweyan akhir hingga awal tahun depan. Ya, mungkin sesuai janji Allah, yang akan mengganti seluruh biaya umroh kita dengan berlipat ganda. Dengan cara nggak terduga pula. Amiiin YRA. ❤

Nanti semua pengalaman umroh dan senang happynya akan saya tulis bersambung sampai selesai. Teman-teman bisa mengakses di Web pribadi saya http://arikinoysan.com/ atau mengikuti via sosmed saya.

Dan pastikan juga Teman-teman yang pingin, berniat umroh ya, agar segera dipanggil ke Baitullah. Siapa tahu kita bisa umroh barengan. Amin YRA.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Cek Kesehatan

Setelah senam. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Minggu pagi, senam dulu 😀🤩 Usai senam, ada periksa kesehatan gratis di komplek saya. Meskipun seminggu sebelumnya saya sudah periksa kesehatan rutin; kali ini saya nimbrung saja. Hasilnya? Alhamdulillah normal lah. Mung satu pesan sang konsultan; turunkan berat badan 5-6 kilo… jangan sampai obes atau kegemukan; haizh iki podho bae sama dokter saya (cek postingan saya tentang Tubuh Fisik yang Saya Cintai ❤ di web ini).
.
Yang dicek apa? Standar saja: berat badan, tinggi badan, lingkar perut (hihihi… ati-ati ya kalau perutmu semakin njemblik, makin banyak potensi duitnya, eh penyakitnya ding 😆😅), terus tekanan darah, dan gula darah. Kalau dari sini ketahuan super nggak normal, biasanya dirujuk periksa lebih lengkap di rumah sakit.
.
Abis itu masih ada konsultasi dan boleh nanya-nanya macem-macem. Saya ditanya, kalau dari jawaban sebelumnya; Bu Ari ini hidupnya sehat dan pola makan ya sehat; kira-kira apa yang nggak sehat?
.
Saya langsung ngikik sebelum jawab, “Begadang Bu…”

Ada gaweyan yang memang harus saya kerjakan jam malam (karena Amerika pagi siang itu di Indonesia sore malam). Lalu sarannya simpel; diganti tidur siang agar waktu tidurnya tetap 8 jam…
.
Beuh, ya kali kampus saya nyediain apartemen atau ruang yang lega bisa taruh bed praktis buka tutup gitu untuk tiap dosen, sehingga saya bisa tidur siang pas break mengajar 😄😅 Ruang dosen kan kaplingan meja kursi kuecil-kecil gitu. Ya nggak di kampus saya aja, di tempat-tempat lain rerata ya begitu. Bahkan ada yang lebih parah kondisinya.
.
Cuman untuk kepatutan menerima saran, saya bilang iya. Saya baru sadar, ternyata begadang itu juga salah satu sebab bikin gemuk. Iya lah, kan melek saya yo makan minum. Lha kerja kok, ngomong, mikir ya jelas lapar dan haus. Mung makan minumnya rada kebanyakan 😆😅
.
Westalah, karena sudah diingatkan dua orang ahli untuk turunin berat badan; ada baiknya saya manut 😆😅 Ya ben tetap sehat, awet muda, awet cantik, dan tentu saja awet bahagia ❤
.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Foto-foto Buruk: Banyak Temannya

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Foto-foto Buruk: Banyak Temennya 😀
.
Kesel nggak siy kalau kita piknik; foto temen kita (sebut aja si A) bagus-bagus karena kita serius fotoinnya; eh giliran foto kita entah ke mana fokusnya karena si A itu embuh nggak niat, embuh nggak punya sense of fokus dan seni pada gambar, atau ya memang nggak bisa; tapi jelas bikin ambyar foto-foto kita 😄😁😅
.
Hihi, saya mung ketawa bae dengerin temen saya ngomel gegara foto-fotonya kok versi dia nggak ada yang bagus. Kasusnya ya seperti di atas tadi. Lalu kalem aja saya mung bilang bawalah fotografer. Percayalah, fotografer itu untuk dapetin foto bagus nggak cuman karena keahlian; tapi kadang kudu lama nungguin moment dan adegan yang keren. Kadang motretnya berulang-ulang.
.
Jelas beda dengan orang awam yang ambil gambar sambil buru-buru; pake HP yang nggak biasa dipakenya pula; masih ditambah takut ketinggalan rombongan saat dengar teriakan TL (tour leader) waktunya kembali ke mobil karena waktu sudah habis 😃
.
Eh, ada yang samaan? Piknik bersama kalau tanpa dokumentasi dari penyelenggara itu memang sesuatu😄 Apalagi kalau temen kita ternyata jagonya difoto aja bukan motoin. Percayalah, yang begini banyak temennya. Jadi pastiin, temen piknikmu juga jago motoin.
.
Atau ya kalau chargenya tidak termasuk dokumentasi; mintalah bantuan penyelenggara untuk bisa dapetin dokumentasi yang baik. Biasanya tinggal kena charge tambahan karena ada fotografer lokal setempat yang diminta ikutin kita di lokasi. Bawa fotografer sendiri? Jelas boleh 😀 Mung ya chargenya dobel dobel. Karena ini orang kan kudu diitung 1 pax kalau ikut kita… haha 😀
.
Happy weekend Semuanya. Sudah mulai sering hujan. Yang suka piknik, sebaiknya lebih menjaga kesehatan. Pilih-pilih lokasi yang aman dan nyaman saat hujan.
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us: