Bereskan Soal Ejaan

Panduan penulisan. Pesan buku cetak bisa langsung wa.me/6281380001149.

Ejaan kelihatannya sepele, tapi kalau sering salah jadi fatal untuk seorang penulis. Sebaiknya sebelum naskah sampai ke tangan pihak lain, EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) sudah beres. Kalau nggak tahu apa itu EYD googling aja…. Berikut ini hal-hal yang harus kita perhatikan dalam penulisan EYD.

  1. Kata-kata baku. Cek di KBBI. Jangan malas buka kamus.
  2. Jangan terpengaruh bahasa lisan, kecuali anda ingin membuat gaya penulisan anda seperti bahasa lisan. Tapi konsekuensinya, tidak semua penerbit suka gaya seperti ini.
  3. Perhatikan penulisan gabungan kata, mana yang disambung, mana yang dipisah.
  4. Perhatikan tanda baca…. jangan berlebihan.
  5. Perhatikan pula penulisan huruf-huruf kapital.
  6. Perhatikan penulisan kata-kata serapan yang dicetak miring. Ingat, terlalu banyak cetak miring akan bikin mata pembaca sakit.
  7. Penggunaan kata depan harus tepat dan sesuai.
  8. Perhatikan juga penulisan dialog, kutipan, dll yang menggunakan tanda petikan langsung.
  9. Jangan salah ketik. Kalau sudah jadi penulis, wajib tepat menulis. Kurang satu huruf bisa bermakna jauh berbeda dari yang dimaksud.
  10. EYD tidak untuk membatasi gaya dan karakter tulisan anda. EYD justru membantu anda untuk menulis dengan baik dan maksudnya dapat diterima pembaca sesuai dengan keinginan anda.

Dalam dunia industri kreatif, memang selalu ada editor. Tapi ingat, editor juga sebel kalau penulis melakukan kesalahan berulang dan sama. Jadi, daripada membebani orang lain kenapa kita tidak memulai menulis yang rapi dan tertib? Eeh, tulisan yang baik dan benar itu sungguh memudahkan pembaca lho….

Happy Writing, Be A Good Writer ❤️

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Pilihlah Sebahagiamu

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Bagaimana cara menyiapkan tabungan untuk hidup dua tahun? Bukankah itu jumlah yang besar dan sulit bagi PNS atau pekerja kantoran standar?

Saya tertawa. Ya kalau PNS atau pekerja kantoran standar, kayaknya nggak perlu-perlu amat begitu. Kan wes gajian rutin tiap bulan. Setahu saya, tidak pernah ada kasus PHK untuk PNS kecuali pemecatan karena tindakan melawan hukum yang sudah diputus sah dengan ketetapan pengadilan/hukum. Kalau pekerja kantoran swasta siy masih mungkin ada PHK massal. Jadi memang lebih baik bersiap-siap dengan dana darurat super urgent itu.

Mungkin bagi mereka yang sudah hidup aman dengan gajian tiap bulan; cukup atur saja persiapan dana darurat untuk hal tidak terduga. Terus besarannya berapa? Ya tergantung masing-masing. Sekurangnya aturan standar itu 3x biaya hidup bulanan. Jadi cek saja biaya hidup sebulan berapa, cukup kalikan tiga. Lebih besar lebih baik. Kalau sudah, kunci saja. Tabung di rekening non ATM atau non ibanking, m-banking dll itu biar nggak dicomot-comot. Tapi pastikan cek cek biaya bulanannya yes. Karena kalau tidak ditambah ntar menyusut dengan besarnya biaya admin dll dari bank.

Kalau freelancer, itu berbeda aturan mainnya. Situasinya tidak pasti, tidak tetap. Pekerjaan dan rezekinya pun tidak menentu. Saya pribadi mempersiapkan dana hidup non operasional juga tidak ujug-ujug banyak. Semula ya 1/2 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dst sampai terkunci sesuai tujuan saya. Misal 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dst. Dan tentu akan saya perpanjang terus, sesuai kemampuan. Lha kalau nggak begitu, siapa yang menjamin masa pensiun saat saya sudah tidak produktif bekerja?

Keberadaan dana seperti ini, tidak selalu mudah disediakan atau diusahakan. Karena kebanyakan kita, prinsipnya itu belanja dulu baru nabung. Kalau kurang malah bisa pake kartu kredit, paylater, kredit berjangka, cicilan, dll yang sebenarnya perpanjangan dari utang berbunga, sesuatu yang sering kita abaikan karena terlihat cicilannya kecil saja untuk setiap bulan. Padahal mestinya ya kita itu nabung dulu baru belanja. Yo weslah, bebas ini. Urusan masing-masing 😀🙏

Atur atur ajalah biar duit anggaranmu bisa sesuai dengan pilihan yang bikin kamu happy. Boleh nabung dikit dikit, boleh auto debet, boleh beli emas, boleh arisan, bisa reksadana, saham, coin, tanah, rumah, dll. Kalau nggak bisa nabung banyak, ya nggak usah maksa. Apalagi buat mereka yang wes dapat jaminan masa pensiun, kalem kalem bae.

Kalau bagi saya pribadi, bagian ini sangat penting. Sekurangnya ada bagian ini yang bikin saya pribadi jadi tenang, anteng, tidak menerima pekerjaan yang nggak masuk akal (baik deadline maupun fee-nya), tidak disetir orang karena tidak ada urusan utang. Mandiri secara finansial akan membuat seseorang merdeka dalam berpikir, bertindak, bekerja, dan bisa hidup dengan happy damai. Pokmen ora kemrungsung 😍

Saya sering menganggap bagian itu “tidak dingat-ingat”. Hanya untuk digunakan saat situasi beneran tidak terprediksi, seperti kasuistik pas pandemi kemarin. Kalau situasi normal ya tidak diutakatik. Juga bukan untuk dipinjam-pinjamkan😀🙏 Tenan, mbok suka berbagi gitu, saya cenderung menolak utang utang pribadi. Jadi nggak usah ngutang ke saya 😁

Nah, bagaimana dengan kamu? Setiap orang dan keluarga punya manajemen duit berbeda. Carilah model manajemen keuangan yang bikin kamu bahagia, bikin kamu nyaman. Ada banyak pilihan tabungan dan investasi. Ada banyak cara mempersiapkan diri untuk situasi darurat. Pilih-pilih yang sesuai. 🙏

Alhamdulillah, saya hidup dengan baik karena kemandirian finansial dan tidak diribeti urusan utang. Kerja pun tetap tenang. Bisa do the best atau just let it go. Karena versi saya, hidup itu untuk bahagia; bermanfaat bagi sesama dan semesta dengan cara sebaik-baiknya ❤

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tips Menulis Anti Galau

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menulis memang nggak selalu gampang. Bahkan saat naskah sudah selesai pun, ada saja hal yang bikin penulis galau. Ini nggak cuman di kalangan pemula aja siy, kadang penulis profesional atau yang sudah banyak menulis pun mengalaminya.

Kegalauan itu biasanya muncul dari pertanyaan pertanyaan seperti di bawah ini.

  1. Tulisanku sudah bagus atau belum?
  2. Teori yang kugunakan sudah benar atau masih salah?
  3. Kalau menerbitkan buku ini pakai uang atau tidak?
  4. Kalau ke penerbit/PH, aku mesti ketemu siapa?
  5. Kirim naskahku ke mana ya? Cocok nggak ya mereka?
  6. Naskahku kok mirip-mirip dengan yang sudah ada di pasaran? Gimana dong?
  7. Kayaknya aku mesti berguru niy biar pede… tapi biaya nya berapa ya?
  8. Duuh, kok aku nggak bisa bikin gaya bahasa seperti penulis si A… gaya tulisanku kok buruk gini?
  9. Kenapa tulisanku nggak selesai-selesai ya? Duh sayang kelewat lomba kemarin…
  10. Kok tulisanku jadi ke mana-mana siy? Padahal aku sudah pake sinopsis lho….

Terasa relate banget dengan keseharian kita saat menulis kan? Nah, berikut ini tips anti galaunya 😀🙏

  1. Minta tolong baca teman baik atau ikutkan kelas bedah karya, biar TAHU PENDAPAT ORANG atas tulisanmu.
  2. Dalam menulis, semua teori BENAR asal tulisan BAGUS dan MENARIK.
  3. Tidak pakai uang kecuali kamu menerbitkan secara INDIE, MANDIRI, SELF PUBLISHING.
  4. Editor atau script editor inilah yang berurusan dengan lalu lintas naskah di Penerbit atau PH.
  5. Ke mana saja Penerbit atau PH yang kamu rasa cocok, alamatnya searching di google atau di buku JADI PENULIS FIKSI? GAMPANG KOK! dan JADI PENULIS SKENARIO? GAMPANG KOK! ada komplit. Sekarang jumlah mereka jauh lebih banyak daripada yang tercantum di dua buku tersebut.
  6. Banyak buku yang mirip, asal punya kamu LEBIH BAGUS orang akan tetep beli. PEDE sajalah…. kamu sudah do the best untuk tulisanmu.
  7. Pede itu dari diri sendiri, nggak mesti berguru. Tapi dengan berguru pada ahlinya, kita mencegah jatuh pada lubang yang sama. Biar orang lain saja yang pengalaman jatuh, kamu bisa memilih jalan yang lempeng.
  8. Ya jelas nggak bisa, karena kamu bukan si A. Jadilah dirimu sendiri. Cari ciri khas sendiri. Setiap penulis itu unik dan istimewa dengan gaya tulisan masing-masing.
  9. Karena kamu suka ngedit saat menulis. Jangan mengedit saat menulis. Ikuti saja program yang sudah kamu buat.
  10. Karena kamu nggak pakai sinopsis untuk menulis 😀🙏 Kalau pun sudah ada sinopsis, tapi pikiranmu nggak fokus ke sinopsis pada waktu menulis. Artinya menambah ini itu, sehingga melenceng jauh dari sinopsis awal.

Oke, semoga tips ini membantu. Happy weekend, happy writing. Tulisan yang paling baik adalah tulisan yang diselesaikan dengan jujur. ❤️

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

… yang Terpenting Niatmu Menulis….

Mo dolan saja kalau nggak niat ya nggak jadi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Pas saya ikut kelas etnofotografi dan foto kuliner, saya menemukan kesamaan pandangan: yang terpenting niatmu 😀 Masalah alat, keahlian, itu menyusul. Jadi kalau kamu memotret sesuatu mung nggo update status sosmed, yo hapemu itu
wes cukup.

Kecuali potret-potret untuk tujuan komersial, iklan produk, dll. Nah kuwi alatnya kudu memadai dan syukur-syukur ter-update. Printilan beragam alat pendukung untuk membuat fotonya layak, bagus, menarik tur memikat itu juga kudu disiapin. Tukang motretnya yo kudu paham prinsip-prinsip fotografi dan operasional penggunaan alat-alat beserta pendukungnya. Pokoke kudu tenanan yes. 😃🤗

Sama juga kan prinsipnya dengan menulis 🤔 Kalau kamu menulis untuk sekedar hobi, yo ndak usah ngeyel mo produktif seperti penulis profesional. Itu jian cita-cita yang nggarahi mumet tur ngelu 😂 Santai-santai ajalah, kalem bae. Bikin satu buku satu tahun wes cukup. Kamu masih bisa bekerja di bidangmu
dengan tenang, tur yo iso pamer duwe buku baru 😆 Wes bisa disebut penulis juga kan? Dan mereka yang begini ini, ya ampun bangga dan hebohnya bisa memenuhi jagat sosmed berhari-hari. Wes gakpapa, bagi saya pokmen menambah luas dunia literasi, itu oke saja.

Nah sekarang kamu sendirilah yang bisa milih dan nentuin masalah target penulisanmu. Bagi saya, apapun tujuanmu menulis; yang penting tetap semangat menulis sampai merampungkannya. Biar bisa terbit, bisa pamer, bisa narsis, bisa eksis 🙏💪 Sekurangnya mulailah dengan menulis yang baik untuk update status di sosmedmu. Lha ya kan mumpung-mumpung sosmed di Indonesia ora bayar 😂😆

Happy weekend dan happy writing ❤️

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Kebiasaan-Kebiasaan Baik dalam Penulisan

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Sebenarnya, kalau menulis menjadi kebiasaan kita sehari-hari seperti kita bicara, kemampuan kita menulis juga akan terlatih dan terasah dengan sendirinya. Hanya, tidak banyak orang yang percaya bahwa menulis adalah KEBIASAAN.

Tips ini mungkin membantu meningkatkan kualitas penulisan kita.

1. Ikut kompetisi menulis yang sesuai.
Ada banyak lomba menulis dari yang kecil sampai besar, ikuti saja mulai dari yang kecil dan ringan. Kebiasaan ini bagus untuk mengukur kualitas tulisan kita.

2. Tidak mengedit.
Mungkin sudah sering kali saya menyampaikan, menulis saja. Tidak usah mengedit saat menulis agar naskah cepat selesai.

3. Membiasakan 10-30 menit menulis setiap hari.
Kalau anda merasa tak cukup punya waktu 10-30 menit untuk menulis setiap harinya, lupakan saja keinginan untuk memiliki buku.

4. Pelajari teori penulisan.
Baca buku panduan, ikuti kelas, sekolah, workshop, dll. mana saja yang anda sukai. Kalau tidak mau bayar, ikut saja kelas-kelas gratis juga banyak, download ebook-ebook internasional juga ada di mana-mana.

5. Menulis 5-10 halaman naskah dari buku penulis favorit anda.
Ini kebiasaan buruk saya di masa lalu, karena tidak bisa mengarang, saya mencontek saja tulisan-tulisan penulis di buku script saya. Dan akhirnya kebiasaan, saya mulai bisa memilih kata yang terbaik dan menulis sendiri.

6. Menerima kritik.
Jadi penulis, pengkritiknya banyak, pun pengganggunya beragam, godaannya macam-macam. Ya sudah, terima saja dengan legawa. Mereka hanya ingin tahu apa kita cukup bertahan atau sekedar ingin jadi penulis. Banyak penulis yang sekali naskahnya “dibantai” menghilang dari peredaran. Sebagai pembedah karya yang blak-blakan mengatakan “buruk” pada naskah, sudah sering pula saya menemukan penulis yang tak cukup mental untuk masuk industri kreatif.

7. Jadi pembaca yang baik.
Syarat mutlak penulis yang baik, tentu pembaca yang baik. Cermati, ikuti, kisahkan kembali, dan mengertilah gaya penulisannya.

8. Gunakan kata-kata baru, pakai kamus.
Kata-kata baru memperkaya tulisan kita. Hindari pengulangan karena akan membosankan, kecuali untuk memperoleh rima yang sesuai dan mendapatkan efek puitis.

9. Fokus.
Setiap orang kaya ide, terlebih yang mau jadi penulis. Tanya saja, idenya berlimpah. Tapi mereka tidak fokus. Menulis satu, belum selesai, loncat ke lainnya. Belum selesai lagi, loncat lagi, dst. akhirnya tak ada yang selesai dan tidak ada yang bisa dipublish. Niat, fokus, konsistensi, komitmen itulah yang bisa menyelesaikan naskah anda.

10. Cari Dukungan.
Hindari orang-orang yang tidak support. Untuk hal ini saya termasuk “kejam” dan “tegas” menolak orang-orang yang tidak support. Kita boleh berteman dengan siapa saja, tapi hati-hati dengan sejenis orang yang meracuni pikiran dan mengatakan kita tidak mampu. Itu membuat kita tidak mencapai apa-apa. Bergaul dengan orang positif dan semangat agar dapat spirit dan supportnya. Bergabung dengan komunitas yang sesuai.

Happy Writing, be a Good Writer ❤️
*Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Produktif? Gampang Koq!
*Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Hal-hal yang Bikin Editor Sebel Sama Naskah (Kamu)

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Editor adalah orang kunci yang bikin naskah jadi “lebih baik” dan “lebih menjual”. Nah, biar jalan naskahmu mulus di tangan editor, berikut ini beberapa hal yang harus dihindari. Kalau bisa ditiadakan, biar editor nggak sebel sama naskah kamu dan kadang jadi merembet ke kamu (penulisnya).

  1. Banyak salah ketik. Modal dasar penulis adalah menulis huruf dengan benar. Kalau belum terbiasa menulis, minta orang untuk mengecek masalah salah ketik. Sekurangnya naskah harus bebas dari salah ketik.
  2. EYD yang masih berantakan (baca: penulisan tidak sesuai EYD). Sekarang EYD bisa diakses online dan nggak berbayar. Cek-cek ketentuannya, sehingga naskahmu lebih rapi dan terbaca sesuai EYD.
  3. Penyajian bahasa terlalu kaku. Dalam penulisan mengikuti aturan KBBI, EYD itu sangat baik. Namun kalau terlalu kaku demi mengejar kebakuan, ini juga bukan tulisan yang menyenangkan.
  4. Penyajian naskah bertele-tele dan melantur ke mana-mana, tidak fokus. Pastikan memeriksa bawa dari judul sampai bagian akhir, semuanya merupakan satu kesatuan dengan benang merah yang sama.
  5. Banyak kalimat yang tidak dimengerti apa maksudnya. Biasanya ini karena penulis berusaha membuat kalimat kalimat puitis, tapi kurang tepat pilihan kosakata dan penempatannya.
  6. Banyak kosakata jorki (baca: sadisme, pornografi, makian/umpatan, pertentangan SARA). Untuk kosakata yang harus sangat ekstrim wajib ada, cobalah memilih kosakata yang lebih ringan tanpa kehilangan maknanya. Beberapa penerbit langsung membuang naskah yang kosakatanya jorki, sadis, atau makian yang dianggap terlalu kasar.
  7. Tidak sesuai dengan orientasi penerbit. Kamu punya naskah fiksi, tapi kirim ke penerbit yang cuman bikin buku kesehatan. Ya jelas ditolak langsung. Jadi sebelum kirim naskah, cek-cek dan periksa orientasi penerbit atau medianya.
  8. Naskah tidak lengkap (tidak ada pengantar, daftar isi, sinopsis/intisari, proposal, dan biodata penulis). Daripada sulit-sulit, biasanya editor langsung meninggalkan naskah yang begini. Jadi pastikan naskahmu komplit ya, terutama kalau kamu baru berurusan dengan penerbit tersebut.
  9. Penulis tidak mau revisi. Kalau ketemu penulis yang begini, besoknya editor jadi males berurusan dengan penulisnya. Kalau memang sudah disepakati untuk perbaikan, lakukan saja dan jangan mangkir-mangkir.
  10. Penulis sulit dihubungi. Waah, hari gini kalau ada penulis yang sulit dihubungi, ya wislah, ditinggalkan saja. Jadi, pastikan memberi nomor contact yang online 24 jam…. apalagi kalau kasih contact ke produser…. itu jenis orang-orang ajaib, yang suka seenaknya mencari penulis. Nggak peduli jam dua pagi, kalau dirasa harus dibicarakan, pasti ditelpon. Hihi…. penulis memang hidupnya penuh keajaiban 😀

Editor juga sama manusiawinya dengan kita. Ada banyak capeknya, ada banyak deadline dan kerjaannya. Be nice-lah. Jangan mengejar-ngejar mereka tak kenal waktu. Kalau baru kasih naskah hari ini, ya jangan besok ditanyakan. Bulan depan mungkin, biar sekalian ingat.

Percaya deh, kalau naskah kamu bagus bingit nggak sampai seminggu kamu pasti sudah dapat kabar gembira. Apalagi kalau produser, bisa dua jam berikutnya sudah dapat kabar. Tapi kalau nggak, ya yang sabar dikit…. karena nggak cocok itu, bukan berarti naskah kamu selalu nggak bagus. Bisa jadi karena nggak cocok saja.

Happy Writing, Be A Good Writer ❤️

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tabungan Emas di Pegadaian

Buku rekening tabungan emas di pegadaian. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


“Mbak Ari, di mana kita beli emas kl uang sedikit? LM kecil juga mahal. Saya bisa nyisihin uang sebulan 100 s/d 200 rb. Masih jauh dari harga LM yang paling ringan.”
.
LM yang banyak dijual bebas di pasaran mulai dari 0,5 gram dengan rate harga 650rb, 1 gram 1,2 juta untuk harga normal tahun 2024 ini. Tiap hari harganya bisa naik turun lagi. Relatif fluktuatif.
.
Ternyata belum semua orang tahu tabungan emas pegadaian. Kalau buka tabungan ini, akan gampang beli emas. Setoran terendah hanya 10 rb IDR dan langsung dikonversi dengan emas.
.
Tiap bulan kena biaya 7rb an. Dulu siy dari 2014 sampai entah kapan gratis, saya lupa. Daftarnya juga gampang. Tinggal ke pegadaian terdekat bawa materai 10 rb, copy KTP dan uang setoran pertama.
.
Akan kena charge kl cetak emas karena yang diperjualbelikan harga dasar emas. Cetak bisa dari 1,5,10,25,50,100,250,500,1000 gram dst. Kl LM di pasaran tersedia dari 0.5,1,2,3, 4,5,10, 25,50,100,250,500,1000 gram. Saya gemas belum pernah punya yang 1000 gram😅 Siapa tahu pas undian tabungan emas pegadaian saya dapat yang 1000 gram😍😇
.
Buat teman teman yang tidak sepakat dan berpikir model tabungan emas ini riba, begini begitu, sumonggo. Harap tidak berdebat di web pribadi saya. Anda bisa juga mengambil cara mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dan membeli emas, saat uang mencukupi untuk membeli LM cetak terendah.
.
Dulu saya juga begitu sebelum mengenal tabungan emas pegadaian. Seringnya sudah merencanakan untuk beli LM 10 gram pas uangnya sudah cukup; halah uangnya malah kecomot-comot untuk aneka kepentingan yang urgent-urgent amat 😅 Jadi lama ngumpulin buat beli 10 gram aja.
.
Makanya pas ada program ini, saya ikut. Nabungnya bisa dari mana aja via online semudah ngisi gopay. Aman dan duit tabungan tidak ke sana sini lagi😅🙈
.
Emas bebas inflasi. Nabung emas juga serasa bawa cash. Kl saya siy, sudah buat sekolah, piknik jauh, beli rumah, beli barang yang rada mahal, buat kondisi darurat, ngumrohin ibu dan saudara, bantu orang, dll.
.
Kadang kalau saya pas butuh uang banyak tapi dalam waktu dekat bisa dapat duit, saya gadaikan. Kalau belum tahu ada jaminan untuk membayarmya, ya saya jual saja. Ntar ada uang beli lagi. Simpel aja mikirnya.
.
Kuncinya disiplin. Mo emas murah atau mahal, kalau sudah niat nabung emas ya nabung aja. Nggak usah mikir nunggu pas harga emas murah. Sejak saya nabung emas, rasanya nggak pernah turun harga😅
.
Ayo, semangat menabung. Freelancer pun bisa hidup sejahtera dengan manajemen duit yang sesuai dan pilihan tabungan yang pas sesuai kantong 😍🤗
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us: