Menulis Script Secara Otodidak

Jadi Penulis Skenario

Sangat ingin menulis skenario, tetapi masih belum bisa belajar secara profesional? Cobalah belajar menulis skenario dengan otodidak. Anda bisa membaca #JadiPenulisSkenario di atas untuk lebih memudahkan. Tapi kalau benar-benar ingin “mudah” versi anda, cobalah langkah-langkah berikut.

1. Tonton filmnya. Sekurangnya lima kali. Jadi pilih film-film yang anda suka banget.
2. Cek skenario aslinya  —biasanya film-film lama sudah beredar pula script dalam versi bukunya.
3. Buat sinopsisnya. Ini silakan dibuat sederhana, versi anda dengan 1-2 halaman lengkap dengan karakter-karakternya.
4. Buat skenario versi kamu. Tutup film, tutup buku script, dan tulislah versi anda sendiri mengikuti pengetahuan yang sudah anda ketahui.
5. Makin sering berlatih, akan semakin terampil membuat skenario dengan cerita dan versi kamu sendiri.

Nah, mudah kan? Tips skenario di atas bisa loh dicoba untuk belajar menulis novel atau nonfiksi. Alah bisa karena biasa. Eittt, tapi belajar dengan ahlinya akan sangat menghemat waktu anda. Ikutlah kelas-kelas online di Griya Kinoysan University, anda bisa jadi penulis sesuai bidang anda dengan sangat mudah.

Ari Kinoysan Wulandari

 

Please follow and like us:

Membangun Karakter

Model Karakter

Dalam penulisan fiksi, baik skenario maupun novel, KARAKTER memegang kunci keberhasilan. Tanpa karakter, tulisan menjadi tidak bernyawa dan berputar-putar tidak jelas. Karakter perlu dirinci agar tampak nyata.

Tips skenario ini akan memberikan cara bagaimana kita menempatkan karakter dalam praktik penulisan.

Pada hari pertama, anda bisa menuliskan gagasan/ide sebagai latihan terpisah.

Pada hari kedua, tulis karakter anda sebagai latar belakang cerita.

Pada hari ketiga, buatlah secara khusus satu halaman dialog untuk melihat bagaimana karakter berbicara.

Pada hari keempat, habiskan banyak waktu mencari nama yang tepat untuk karakter anda.

Jika anda bekerja melalui semua tips skenario ini sebagai latihan terpisah, anda akan menghasilkan sketsa karakter yang kuat dan siap memasuki plot cerita anda.

Sketsa karakter tidak wajib. Anda juga bisa mulai menulis draft naskah anda dan melihat bagaimana masing-masing elemen berkembang secara alami untuk setiap karakter.

Pada masa revisi, anda dapat memeriksa narasi anda apakah sesuai dengan daftar yang telah anda buat pada hari pertama hingga hari keempat. Ini untuk memastikan karakter yang konsisten dan memiliki “kesungguhan” seperti karakter yang alami.

Bagaimana cara anda membuat karakter? Apakah anda mulai dengan sketsa karakter atau apakah anda hanya mulai menulis? Apakah anda memiliki daftar (seperti di atas) untuk membantu anda mengetahui dan memahami karakter anda?

Bagaimanapun tiap penulis punya cara untuk menghasilkan karya terbaik. Tidak usah ragu kalau berbeda. Ini hanyalah gambaran untuk membantu menghasilkan karakter yang baik.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Penulis Skenario Senior vs Pemula

Penulis Skenario

Halooo… anda para penulis skenario senior, jangan meracuni anak anak muda kreatif dengan mengatakan tanpa lewat jalur senior, skenario langsung ke PH tidak punya kesempatan lolos atau cerita akan dibuang tanpa dibaca. 😭

Kalau anda dulu begitu itu semata-mata karena anda yang tidak tahu jalur praktisnya. Jangan halangi kreativitas muda dengan info yang tidak benar. Bahwa lewat senior lebih cepat itu benar, tapi tak kurang juga penulis senior yang kurang ajar memanfaatkan penulis pemula dengan fee yang tidak layak.

Siapa saja yang mau setor skenario ada baiknya langsung ke bagian script PH- nya atau langsung dengan produser (kalau anda beruntung jumpa atau kenal). Kalau tidak ditanggapi itu berarti cerita/script anda yang masih terlalu buruk. Bukan tidak dibaca.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Cara Gampang Menulis Skenario

Jadi Penulis Skenario

1. Anda mesti ‘gila’/sangat suka film.
2. Anda mesti tahu jenis film yang anda sukai.
3. Carilah DVD film dari film yang paling ingin anda tuliskan dalam bentuk skenario.
4. Tontonlah film tersebut dengan sungguh-sungguh.
5. Setelah kelar nontonnya, istirahatkan sejenak pikiran anda.
6. Tonton lagi dengan mulai nulisin scene by scene film yang anda tonton. Tuliskan dalam format skenario.
7. Berlatihlah terus dengan film yang lain, sebisa mungkin dari berbagai jenis.
8. Makin sering anda berlatih dengan cara seperti itu, makin mahir dan cepat pula anda bisa menulis skenario.
9. Kalau sudah yakin benar dengan penulisan skenarionya film-film tersebut (untuk latihan), mulailah belajar dan berpikir untuk nulis skenario dengan ide asli.
10. Kalau sudah punya skenario dengan ide asli, mulailah bekerja untuk menawarkan skenario anda.

Baca selengkapnya di buku JADI PENULIS SKENARIO? GAMPANG, KOK! Kinoysan, Penerbit Andi Jogja.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Riset untuk Nonfiksi

Herbal Nusantara

http://andipublisher.com/produk-0213004642-herbal-nusantara-1001-ramuan-tradisional.html

Menulis nonfiksi sering kali lebih “ribet” daripada menulis fiksi. Nonfiksi tidak boleh berdasarkan imajinasi. Anda harus memiliki data yang sesuai. Oleh karena itu, sebelum menulis nonfiksi anda perlu melakukan riset terlebih dahulu. Tips nonfiksi ini semoga membantu.

Kalau anda sangat ahli di bidang yang anda tulis, tentu mudah bagi anda untuk mengumpulkan referensi yang mendukung. Anda tidak perlu lagi melakukan riset ulang. Ini akan sangat menguntungkan. Namun tetap lebih baik kalau anda melengkapinya dengan referensi terbaru.

Anda yang tidak sangat menguasi bidang yang anda tulis, dapat melakukan riset di lapangan dengan mewawancarai narasumber, terlibat langsung dengan sesuatu yang hendak anda tulis di lapangan, membuat kuesioner, memeriksa jurnal-jurnal terbaru, membaca buku, dan juga web-web yang kompeten berkaitan dengan tema-tema anda.

Riset memang dapat memperlambat proses Anda dalam menulis. Oleh karena itu, lakukan riset penulisan sesuai kebutuhan. Kalau misalnya anda menemukan kesulitan penulisan saat menulis maka beri saja tanda, teruskan menulis. Nanti kalau sudah selesai, risetlah pada saat anda tidak menulis.

Data-data atau apapun dari hasil riset yang tidak anda gunakan saat itu, jangan dibuang. Anda bisa menggunakannya lain waktu ketika anda menulis hal lain yang mungkin masih berhubungan dengan riset anda.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Memilih Topik

Membangun Indonesia Dari Desa

Memilih topik untuk naskah nonfiksi dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sulit-sulit gampang. Gampang banget enggak, sulit banget juga enggak. Bagi mereka yang sudah terbiasa menuli nonfiksi, menemukan topik itu seperti menikmati kopi saja. Tinggal memilih dan tinggal minum.

Topik yang harus dipilih sebaiknya topik yang sedang populer, terutama kalau anda menulis nonfiksi untuk jangka pendek ya. Kalau contoh naskah #MembangunIndonesiaDariDesa di atas topiknya ditentukan ketika Undang-Undang Desa baru saja dibicarakan. Nah, karena ada kesesuaian maka dibuatlah topik tentang desa dan pembangunan.

Pilihlah TOPIK untuk proyek Anda dengan hati-hati. Hal ini mungkin tampak seperti tidak ada yang baru dan tidak ada aturan. Ini adalah tantangan pribadi. Anda sendiri yang tahu apakah Anda berhasil atau gagal.

Oleh karena itu, Anda harus memilih topik yang pas, terutama jika anda memiliki pekerjaan tetap lainnya yang tidak berurusan dengan penulisan. Jangan memulai menulis sesuatu yang sangat besar dan nyaris tak terjangkau dengan kekuatan anda. Menulis dengan topik sederhana, yang diselesaikan, dan dipublikasikan jauh lebih baik daripada menulis sesuatu yang besar tetapi nggak selesai-selesai.

Mulailah dengan topik yang cocok untuk hal yang terasa bisa dilakukan dengan mudah. Yang memberikan Anda kesempatan keberhasilan yang lebih tinggi. Gunakan tips nonfiksi ini kalau anda ingin mendapatkan topik yang dapat diselesaikan dengan cepat.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Membaca dengan Mata

Revolusi Mental

Pada saat membaca ulang tulisan kita, jenis apapun —membaca dengan mata itu sangat penting. Membaca dengan mata artinya membaca menggunakan mata, bukan menggunakan pikiran atau asumsi yang bisa kita gunakan. Tips nonfiksi ini sangat penting terutama kalau anda sedang memeriksa naskah nonfiksi yang penuh dengan angka. Anda tahu kan, kurang angka 0 saja nilainya sangat berbeda jauh. Jadi, pastikan anda tidak melakukan kesalahan.

“Mbak, tulisan saya sudah saya periksa berulang-ulang sebelum saya kirim ke media. Saya yakin tidak ada yang salah ketik dan sudah benar. Setelah lewat waktu, saya baca ulang masih saja ada yang salah, ada yang kurang, masih singkatan. Bagaimana solusinya?”

“Baca dengan mata.”

“Saya tidak mengerti, Mbak.”

“Baca dengan mata itu menggunakan “mata” atas setiap tulisan. Apa yang tertera ‘yg’ kalau pikiran pasti bacanya ‘yang’, tapi kalau mata ya tetap ‘yg’. Begitu pula ‘dgn’ kalau pikiran akan terbaca ‘dengan’, tapi kalau mata ya tetap terbaca ‘dgn’. Begitu pula kesalahan-kesalahan lain, karena kita memfungsikan pikiran bukan menggunakan mata saat memeriksa.”

Cara membaca anda pun sepertinya perlu direvolusi agar tepat dan sesuai.


Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us: