Workshop Januari dan Februari 2020

Halo Teman-teman….

Sudah tahun 2020, dan rencanamu bikin buku masih nanti-nanti saja? Ayo, yang program tahun 2020 nya menulis buku nonfiksi dan menulis novel, bisa ikutan program ini. Satu #KuliahOnlineJanuari pada tanggal 23-24 Januari jam 19.30 wib. Biaya 500rb dengan beragam fasilitas, termasuk kalau tulisanmu keren bisa disalurkan ke penerbit mayor ya….

#BikinBukuNonfiksi

Nah, program kedua buat kamu yang seneng piknik dan nulis, bisa ikut program #PiknikDrini tanggal 29 Februari 2020 dengan all in transport, snack, makan 2x, air mineral, materi penulisan, pendampingan online 2 minggu hanya dengan 595 ribu saja. Jangan sampai ketinggalan ya… karena seat nya terbatas banget.

#PiknikDrini

Tempat-tempat yang dikunjungi juga keren-keren lho, dari Tebing Breksi, Candi Ijo, Embung Nglanggeran, dan tentu saja pantai yang kondang di Gunung Kidul, yaitu Pantai Drini. Jadi pastikan kamu ikut program ini ya.

Tebing Breksi
Candi Ijo
Embung Nglanggeran
Pantai Drini

Nah, tunggu apalagi? Segeralah daftar dan ikuti dua program keren ini 🙂 Silakan WA 081380001149 untuk pendaftaran atau cek nomor yang ada di flyer ya… Ditunggu lho …

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Maluku: A Hidden Paradise (2)

Pantai dan Laut yang Mempesona (2)

Halo semuanya…. Selamat Tahun Baru 2020 ya…. Setelah lama nggak aktif di web ini, hari ini saya berusaha untuk ngecek dan nerusin yang sudah tertulis terakhir tentang Maluku. Berikut ini lanjutannya ya….

Bagi mereka yang sudah malang melintang turun dan pesiar laut ke laut di Indonesia, bisa jadi Kepulauan Maluku adalah surganya. Hampir di setiap laut dan pantai yang ada di pulau-pulau tersebut, indah luar biasa. Jangankan yang sampai jauh-jauh, lha yang di Ambon saja bagus-bagus.

Anda tidak perlu ribet untuk pesiar laut di Pulau Ambon. Karena hampir semua wilayah Ambon dikelilingi laut. Anda bisa dengan mudah tanpa keluar atau turun dari kendaraan untuk menikmati pemandangan laut. Namun kalau ingin ke laut, ya mau tidak mau anda harus turun.

Sejauh yang saya amati, pantai-pantai di sini bersih sekali. Warna airnya itu beda. Tidak hanya biru, tapi campuran antara hijau, tosca, putih, biru, perak. Sangat indah. Sulit dideskripsikan dengan kata-kata. Kalau kita datang sendiri ke sana, baru bisa melukiskan dengan pas sesuai dengan pilihan kosakata kita masing-masing.

Laut Ambon

Pagi dan senja adalah warna yang menurut saya sangat indah. Matahari bisa bersinar dengan terang dan sempurna di depan mata kita saat pagi. Kebetulan pas ke Ambon saya tinggal di Mess Transit TNI AU Pattimura, yang langsung berhadapan dengan laut. Kalau pagi, wow…. sinar mataharinya menyilaukan mata. Jam 4 pagi waktu Ambon, yang berarti jam 2 waktu Jogja semburat cahaya mulai nampak dan terus semakin terang sampai sore. Di senja, matahari senja di sepanjang pantai selalu indah.

Laut Maluku

Dan matahari baru benar-benar tenggelam ketika pukul 7 malam waktu Ambon. Bagi saya, yang bermimpi punya rumah atau villa menghadap laut, pengalaman tinggal di Ambon seminggu itu benar-benar istimewa. Oh, masih lebih istimewa lagi karena di samping kanan dan kiri tempat tinggal itu ada Masjid dan Gereja. Bagus sudah. Setiap pagi dengar orang ngaji dan adzan terdengar sempurna.

Pemandangan bawah laut di semua laut Kepulauan Maluku dapat dikatakan luar biasa. Anda harus datang ya. Silakan merencanakan liburan ke Maluku. Mengajak saya yo boleh. Jujur saja saya pingin banget bikin acara traveling writing ke Maluku. Pasti seru. Apalagi kalau yang ditulis benar-benar setting Maluku. Tentu lebih hidup dan bernyawa tulisannya. Sementara segini dulu ya soal Maluku. Nanti kalau ada energi lagi pas ke sana lagi, akan saya tuliskan lagi.

 

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Maluku: A Hidden Paradise (1)

Ayo pergi ke Maluku…!

Pantai Batukuda

Maluku adalah negeri kepulauan yang sangat indah. Itu kesan saya begitu saya pertama kali datang dan tiba di Ambon. Sebuah negeri yang saya terpikir untuk datang saja tidak pernah. Mengapa begitu? Ya karena saya tidak tahu. Ketidaktahuan itu karena berbagai hal. Pertama, tidak ada yang cerita ke saya tentang Maluku. Kedua, gambaran tentang Ambon pernah rusuh berdarah juga mempengaruhi referensi saya tentang Maluku. Ketiga, tidak cukup waktu untuk browsing melihat keindahan Maluku dari para traveller yang sudah pernah datang. Keempat, yach, you know it lah… Wisata ke Indonesia Timur itu lebih mahal daripada ke Eropa 🙂 Beneran lho….

Akhirnya, Tuhan mengubah pandangan saya dengan hal sederhana saja. Saya harus datang ke sana karena pekerjaan. Yes, senang dan senep sekaligus. Senang karena saya akan datang ke negeri yang belum pernah saya kunjungi. Senep ya karena ini pekerjaan di luar prediksi dan datang di akhir tahun yang kita biasanya sudah plan gak ada kerjaan lagi. Tapi saya melihat sisi positif nya saja. Pasti bisa lah dikerjakan kalau pekerjaan itu sampai di tangan saya.

Benteng di Bandaneira

Dan begitulah, alhamdulillah semua urusannya dimudahkan. Karena saya sendiri ingin, ada banyak orang yang melihat dan datang ke Maluku. Mau berwisata, mau usaha, mau cari tempat tinggal, mau tanam modal, mau bangun restoran, hotel, bisnis ikan, bisnis pariwisata, dll. semua serba mungkin dilakukan di Maluku. Negeri ini kaya raya banget. Harus datang untuk lihat pantai-pantainya yang memikat, menikmati alunan musik yang beragam, menyantap ikan yang segar, mencicipi kuliner yang khas, ketemu orang-orang yang luar biasa, atau sekedar mengingat jejak sejarah di Maluku. Semuanya harus dilihat. Liburan jangan hanya ke Bali. Helllo…. kita punya Maluku 🙂

Bersambung

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Jenis Penulis

#AriKinoysanTips

Kamu jenis penulis yang mana?
Penulis idealis atau penulis industrialis?

Ciri ciri Penulis Idealis:
1. Menulis tidak memperhatikan kebutuhan pasar.
2. Tidak mudah menerima masukan pihak lain.
3. Imbalan Finansial bukan tujuan utama.
4. Kualitas lebih penting dari pada produktivitas.

Ciri ciri Penulis Industrialis:
1. Tidak akan menulis jika tulisannya tidak akan diterima penerbit.
2. Terbuka dan lapang dada terhadap intervensi pihak lain.
3. Imbalan finansial merupakan tujuan utama.
4. Produktivitas lebih penting dari pada kualitas.

Disarikan dari kuliah Pak Joko Irawan Mumpuni di Griya Kinoysan University, beberapa tahun yang lalu.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Waruga: Kubur Batu Orang Minahasa

Pintu Masuk Areal Waruga

Waruga adalah kubur batu orang Minahasa. Kubur ini terdiri dari dua bagian, yang atas berbentuk segitiga dan yang bawah berbentuk kotak dengan ruang di bagian tengahnya. Pada mulanya sebelum dikenal tradisi waruga, saat orang Minahasa meninggal, mayatnya akan dibungkus dengan daun woka atau sejenis janur, yang kemudian diganti dengan rongga pohon kayu atau nibung.

Tradisi waruga atau kubur batu baru digunakan oleh orang Minahasa pada abad ke-9. Penguburan mayat diletakkan dengan posisi menghadap ke utara. Posisi menghadap utara ini karena keyakinan bahwa leluhur orang Minahasa berasal dari bagian utara. Posisinya didudukkan, tumit menempel pada pantat, dan kepala mencium lutut. Hem, agak sulit juga ya membayangkan bagaimana mereka pada zaman dulu mengatur dan memasukkan mayat pada posisi tersebut. Karena mayat lho, sudah kaku… bukan manusia hidup yang mudah ditekuk-tekuk atau diatur atur gerakannya. Tradisi ini terus berlangsung sampai lama, sebelum akhirnya pada tahun 1860 Belanda melarang tradisi penguburan mayat dalam waruga ini.

Bentuk Waruga

Sebagai bentuk adaptasi dari larangan kubur batu Waruga, orang Minahasa mulai menggunakan peti mati pada tahun 1870. Hal ini karena saat itu muncul wabah tipus dan kolera yang disebarkan oleh mayat-mayat dari orang yang telah meninggal. Apalagi kemudian Belanda membuat aturan seluruh mayat harus dikubur di dalam tanah, menjadi tradisi baru dalam penguburan mayat di Minahasa.

Oh iya, pada waruga itu di sisi atasnya ada berbagai bentuk relief yang menandakan tentang si mati pada saat hidup; bisa pekerjaannya, bisa posisi jabatannya. Semua digambarkan sesuai dengan kemampuan orang Minahasa membuat reliefnya. Satu waruga tidak hanya berisi satu mayat, meskipun ada yang berisi satu mayat saja. Namun ada yang dua, empat, lima, tujuh, bahkan dua belas. Mereka yang dikuburkan dalam satu waruga itu umumnya satu keluarga sedarah. Penguburannya tentu tidak bersamaan, tetapi berbeda-beda sesuai waktu masing-masing meninggal.

Its Me…

Waruga di Minahasa ada sekitar 370 buah, tersebar di beberapa wilayah; yaitu di kelurahan Rap-rap ada 15, di Airmadidi Bawah ada 211, di Sawangan ada 144. Waruga yang saya kunjungi itu terletak di Desa Sawangan, jadi di sana ada 144 buah waruga. Kini kubur batu waruga itu telah menjadi salah satu tujuan wisata. Eeh, tidak ada aroma angker sama sekali; karena kalau ke sini berbeda dengan di Jawa misalnya, nggak ada dupa, nggak ada bunga-bunga yang jadi aroma mistis. Dan tempatnya sangat bersih. Di sekitar waruga itu juga ada kubur baru untuk memakamkan orang-orang yang meninggal di desa tersebut.

Me and Friends

Nah, bagaimana? Apakah anda tertarik mengunjungi Taman Wisata Waruga ini? Kalau anda mau mengunjungi kubur batu waruga, harus datang ke Manado. Baru deh dari sana bisa berlenggang dengan kendaraan menuju Taman Wisata Waruga ini. Oh iya, tarifnya murah sekali hanya 5 ribu untuk umum, 3 ribu untuk pelajar, dan 10 ribu untuk warga asing.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Sup Ikan Manado

Sup Ikan Manado

Kalau di Jogja, sup ikan semangkuk besar itu mungkin untuk 3-4 orang. Kalau di Manado boleh saya habiskan sendiri 😋😋 Bagi para pecinta masakan olahan hasil laut, maka Manado adalah salah satu surganya untuk makan ikan. Di sana ikan melimpah ruah. Saking melimpahnya ikan, muncul omongan kalau di sana ikan baru mati sekali untuk dimakan. Artinya ikan di sana benar-benar segar dan berbagai masakan dari hasil ikan pun sangat enak.

Sup ikan Manado kali ini berbahan dasar ikan mujair. Kuahnya bening dan segar. Jangan tanya ke saya apa resepnya atau bagaimana memasaknya, karena saya tinggal makan dan porsi besar pun habis saking enaknya 🙂

Namun yang saya ingat, di dalam olahan sup itu ada daun sereh, tomat, kemangi, seledri, daun bawang, dan daun jeruk kunci yang khas dipakai di daerah Manado. Mungkin cara memasaknya juga sama dengan sup ikan lainnya, anda bisa cari di google atau tanya setiap ibu rumah tangga pasti tahu cara memasak sup ikan 🙂

Yach, tiap daerah di Indonesia selalu kaya kuliner. Dan menikmati setiap kekhasan kuliner itu menjadi hal yang menyenangkan setiap kali saya berada di daerah baru. Itulah kenapa kita harus banyak jalan dan banyak piknik, agar semakin mencintai Indonesia.

Ari Kinoysan Wulandari

 

Please follow and like us:

Pasar Tomohon

Pasar Tomohon

Adik laki laki saya menelpon, “Kak, kau sudah di Jogja?”
.
“Sudah.”
.
“Saya kira sudah jadi orang Manado. Lama sekali pergi dan kelihatan happy-happy saja.”
.
Saya tertawa, “Yach kalau happy siy di mana aja. Kemarin urusannya banyak, jadi marathon.” Lalu dia menanyakan aktivitas saya di Sulut dan saya menceritakan dari A sampai Z.
.
“Tidak ke Pasar Tomohon?”
.
“Tahun lalu saya pingin pergi, tapi saya jijay dan hampir muntah saat dikirimi video pasar Tomohon oleh seorang kawan yang pergi ke sana. Akhirnya nggak ada pingin lagi. Mending ke pantai aja deh.”
.
“Terus anak-anak yang mo bikin film pendek kemarin juga cerita, itu isinya masih ekstrem. Ular, buaya, tikus, anjing, kucing, monyet, biawak, dll. Semua disajikan dalam kondisi horor. Kamu cari di internet. Larangan memperjualbelikan satwa-satwa yang dilindungi sudah ada, tapi ya masih sering ditemukan di sana. Itu pasar jadi pro dan kontra, antara yang setuju ditutup atau tetap dilestarikan.”
.
“Yeach kalau kakak yang “kuat hati” saja gak pingin ke sana, pasti horornya lebih ekstrem dari yang di internet.”
.
Ada yang tertarik menyaksikan langsung keekstreman Pasar Tomohon? Anda bisa segera ke sana; sebelum nanti ada aturan baru atau penguasa yang menutupnya.
.
Noted: Foto ilustrasi saya ambil dari internet. Silahkan cari sendiri gambar-gambar atau video ekstremnya. Saya tidak cukup kuat hati untuk melihatnya.
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us: