
Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.
Sejak belia hingga sekarang, menulis sudah jadi bagian hidup saya. Menulis telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian saya. Versi saya, tulisan memiliki kekuatan untuk mengabadikan kisah, menyampaikan pengetahuan, dan menyalurkan emosi.
Sebagai penulis profesional, menulis telah menjadi sumber penghasilan saya. Toh, menulis bukan sekedar mencari uang. Tujuan saya menulis sering kali melampaui aspek finansial. Ada banyak tulisan yang saya buat tanpa imbalan uang, tetapi lebih pada melepaskan beban ingatan; yang bisa saya akses lagi kapan saja diperlukan dan syukur-syukur bermanfaat bagi orang lain.
Sekurangnya inilah manfaat menulis, yang bisa saya temukan dan share. Bisa saja point-point ini tidak mencakup manfaat yang ditemukan oleh penulis-penulis lainnya. Bagaimanapun setiap penulis memiliki tujuan dan orientasi yang berbeda-beda.
1. Ekspresi Diri dan Identitas
Salah satu alasan utama orang menulis adalah untuk mengekspresikan diri mereka. Menulis memberikan medium bagi individu untuk mencurahkan pikiran, perasaan, dan ide-ide mereka.
Melalui tulisan, seseorang dapat menemukan identitasnya dan memperkuat kepribadiannya.
Misalnya, menulis jurnal pribadi adalah cara untuk merenung dan memproses pengalaman hidup, yang membantu penulis memahami dirinya sendiri dengan lebih baik.
2. Berbagi Pengetahuan dan Pengalaman
Menulis juga menjadi sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman. Banyak penulis yang menulis buku, artikel, atau blog untuk mendidik orang lain tentang topik tertentu.
Penulis nonfiksi sering kali berbagi keahlian mereka dalam bidang tertentu, seperti kesehatan, bisnis, atau teknologi, untuk membantu orang lain.
Bahkan dalam fiksi, penulis sering menyisipkan wawasan dan nilai-nilai yang dapat memperkaya pembaca.
3. Meninggalkan Warisan
Tulisan adalah warisan yang bisa bertahan melampaui masa hidup penulisnya. Buku dan tulisan yang dihasilkan oleh penulis terkenal seperti Shakespeare, Tolstoy, atau Pramoedya Ananta Toer masih dibaca dan dihargai hingga kini, beberapa masa setelah karya mereka ditulis.
Melalui tulisan, seorang penulis dapat meninggalkan jejak yang abadi dalam sejarah dan budaya manusia.
4. Mengubah Dunia
Banyak penulis yang berusaha menginspirasi perubahan sosial atau politik melalui tulisan mereka. Buku, artikel, dan esai sering digunakan untuk mempromosikan hak asasi manusia, keadilan sosial, dan kesetaraan gender.
Contohnya adalah karya-karya para aktivis dan pemikir seperti Kartini atau Soe Hok Gie, yang melalui tulisannya, telah mendorong perubahan signifikan dalam masyarakat.
5. Terapi dan Penyembuhan
Menulis juga dikenal sebagai bentuk terapi. Banyak psikolog merekomendasikan menulis sebagai cara untuk mengatasi trauma atau stres.
Menulis dapat menjadi cara bagi seseorang untuk melepaskan emosi yang terpendam dan menemukan kedamaian batin.
Dalam konteks ini, menulis bukan hanya tentang menghasilkan karya yang bisa dijual, tetapi juga tentang penyembuhan pribadi.
6. Kreativitas dan Imajinasi
Menulis adalah salah satu bentuk ekspresi kreatif yang paling fleksibel. Penulis fiksi, misalnya, menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan dunia baru, karakter yang kompleks, dan plot yang menegangkan.
Menulis memberi kebebasan kepada penulis untuk bermain dengan ide-ide tanpa batasan, yang memberikan kepuasan kreatif yang luar biasa.
7. Komunikasi dan Hubungan
Tulisan adalah alat komunikasi yang sangat kuat. Melalui tulisan, penulis dapat berkomunikasi dengan audiens yang luas, menyampaikan pesan, ide, atau cerita mereka.
Artikel, novel, puisi, dan bahkan media sosial adalah platform sarana untuk penulis agar dapat terhubung dengan orang lain, membangun komunitas, dan membentuk hubungan yang mendalam.
8. Menumbuhkan Empati dan Pemahaman
Menulis, terutama dalam bentuk fiksi, dapat menumbuhkan empati dan pemahaman terhadap pengalaman orang lain. Dengan membaca cerita yang ditulis oleh orang dari latar belakang yang berbeda, pembaca dapat memahami sudut pandang yang beragam dan memperluas wawasan mereka tentang dunia.
Sebaliknya, menulis tentang pengalaman dan perjuangan pribadi juga bisa membantu orang lain merasakan dan memahami apa yang dialami oleh penulis.
9. Menulis untuk Diri Sendiri
Tidak semua tulisan ditujukan untuk publikasi atau pembacaan umum. Banyak orang menulis untuk diri mereka sendiri, sebagai cara untuk merenung, refleksi, atau sekadar mencatat momen-momen penting dalam hidup mereka.
Menulis untuk diri sendiri bisa menjadi cara untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional.
10. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Menulis memerlukan proses berpikir yang mendalam dan kritis. Saat menulis, penulis harus mengorganisasikan ide-ide mereka, menyusun argumen yang kuat, dan menyajikan informasi dengan cara yang logis dan koheren.
Proses ini membantu meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, yang bermanfaat dalam banyak aspek kehidupan.
Pada akhirnya, menulis dapat menjadi kegiatan yang kaya akan manfaat dan tujuan yang melampaui sekadar mencari uang.
Dari ekspresi diri hingga berbagi pengetahuan, dari terapi hingga kreativitas, menulis memberikan nilai yang tak ternilai bagi penulis dan pembacanya.
Meskipun menulis bisa menjadi profesi yang menghasilkan uang, nilai sejati dari menulis terletak pada kemampuan untuk mengubah pikiran, menyentuh hati, dan meninggalkan warisan abadi.
Oleh karena itu, bagi banyak orang, menulis adalah panggilan hidup, bukan sekadar pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan.
Ari Kinoysan Wulandari