
Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.
Dunia penulisan di Indonesia bergerak sangat dinamis. Semua bidang pekerjaan hampir dipastikan pernah berurusan dengan dunia tulis menulis. Sekurangnya membuat nota transaksi jual beli pun berurusan dengan tulis menulis.
Namun dalam industri kreatif, penulisan berkaitan dengan karya; cerpen, cerbung, novel, buku, sinetron, film, dokumenter, biografi, dll. Menciptakan karya tersebut, berbasis penulisan yang memiliki banyak tantangan. Mari kita lihat satu per satu.
1. Menulis itu (tidak) gampang. Lebih tidak gampang lagi pada mereka yang tidak disiplin. Segala teori penulisan menjadi sia sia kalau kita tidak menulis.
2. Ada banyak orang yang sebenarnya tidak tahu dan tidak mengerti cara menulis, tapi mereka menulis. Tidak selalu baik, tapi ada tulisan yang bisa dikoreksi untuk menjadi baik.
3. Kebiasaan harus selalu diingatkan, ditagih, diomelin, jelas bukan kebiasaan yang baik untuk seorang penulis. Anda harus melatih disiplin.
4. Tanpa disiplin, kita sulit progress dengan tulisan karena nyaris tak ada yang peduli ketika tulisan itu baru berupa embrio. Anda harus menjadikannya naskah agar bisa dijual.
5. Tantangan terberat penulis: menulis naskah pertama dan mempublish naskah pertama.
Tak peduli semahir apa anda sekolah penulisan, menulis pertama tetap tidak mudah. Butuh tekun dan disiplin.
6. Sebagus apapun tulisan pertama kita, tetep juga diover sana sini kalau di media. Bisa ditaruh dulu, dibawa dulu… Dan bisa 3-4 tahun lho berjuang untuk first publication 😭
7. Urusan teknis menulis sungguh urusan gampang. Anda bisa baca tulis, cukup sudah. Tapi menyelesaikan naskah pertama, terlalu banyak godaan. Kalau anda nggak cukup niat, seringnya naskah tak selesai.
8. Lalu berikutnya proses publikasi pertama, bisa makan hati kalau tak sabar. Dan saya sudah belajar menulis itu kesenangan. Diterbitkan atau belum, tulis saja terus. Apalagi zaman internet gini, yang anda boleh pilih suka suka medianya sebebas anda memilih rasa es krim 😂
9. Jadi yang bikin sulit menulis ya jelas diri kita sendiri. Baru nulis sedikit ributnya ampun 🙈 baru kirim naskah 6 bln sudah beriweuh di mana mana. Lha gimana to, persaingan makin ketat penulis makin banyak. Kalau lebih suka ribut daripada nulis ya anda ditinggal. Karena tak punya naskah baru untuk ditawartawarkan lagi.
10. Kisah jatuh bangun menulis saya sudah banyak saya tuliskan. Tapi kemarin saya dapat cerita penulis script yang laris manis, katanya dulu sampai tiga tahun hidup menyusu pada istrinya (dihidupi istrinya) demi bisa jadi penulis script.
Ditolak di sana sini, dicuekin produser, tidak dipedulikan. Lalu kesempatan berubah ketika ia datang di acara pralaunching film. Dia datang awal sekali, panitia saja belum semua ada.
Membantu orang di situ untuk menyiapkan kursi kursi untuk tamu. Dush, dia tidak tahu produser datang dan malah mempersilakan duduk. Lalu dia ikut membantu kegiatan. Pas acara tahulah dia siapa produser. Dan dia minta waktu 5 menit saja untuk presentasi 1 sinopsisnya. Tapi 5 menit itu jadi 1 jam dan esoknya dia dapat kontraknya dan karya hits.
Lalu semua cerita nya yang ditolak-tolak dulu menjadi diburu-buru produser. Hingga sekarang sudah hampir 30 tahunan dia menulis.
Hidup tenang dan tetap sabar tekun meskipun namanya seperti jaminan sinetron panjang.
Komitmen dan kesabaran sepertinya adalah dua makhluk langka di kalangan penulis pemula. Pinginnya nulis langsung bagus langsung hits. Lupa kalau yang bagus itu ada prosesnya. Yang hits itu pasti ada kisah berliku yang panjang untuk diceritakan.
Bagaimana, kamu masih tertarik menulis dan menghasilkan karya? Ikut kelas mentoring privat atau pesan buku panduan penulisan, wa.me/6281380001149.
Ari Kinoysan Wulandari