
Usai thawaf. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari
Hati saya mulai tenang ketika sudah sampai mesjid Bir Ali. Ya kita harus ambil niat untuk umroh. Wudu, sholat dua rakaat, baru membaca niat. Sebelumnya tentu sudah berpakaian ihram lengkap.
Saya berdoa jiwa raga fisik mental saya kondusif dan sehat kuat untuk ibadah umroh kali ini. Perkara Bu X selama perjalanan dan di Madinah itu menguras energi emosional saya. Meskipun sudah saya charge energi berulang sampai full, terasa kalau orang satu itu memang untuk menguji kesabaran saya.
Saya sempat tanya ke Ustad Sule, itu Bu X bagaimana umrohnya. Di situasi normal aja begitu heboh bikin kisruh, apalagi kalau pas thawaf dan sa’i di tengah kerumunan dan tuntutan jalan mengikuti kecepatan rombongan.
Ustad Sule bilang dia pake kursi roda. Syukurlah, sekurangnya kali ini dia nggak akan bikin rempong jamaah lainnya. Tentu juga tidak akan jadi pikiran saya dan Bu B, kalau misalnya dia ikut umroh dengan kami, njur tiba-tiba pingsan di areal thawaf atau sa’i kan jadi panjang urusannya.
Kami umroh pertama di malam hari. Areal thawaf di pelataran Ka’bah penuh sesak. Begitu pun areal sa’i. Sepertinya banyak dari umat Islam yang memilih umroh di bulan November ini karena udara yang lebih sejuk dan bersahabat. Byuuk full.
Saat malam kami umroh itu penuh sesak mungkin juga karena Malam Jumat, Kamis hari yang dimuliakan. Foto itu saya nungguin lengang, eh kok nggak bisa-bisa. Jadi yo wes, fotonya di antara banyak orang.
Setelah thawaf atau keliling Ka’bah 7x kami dipersilakan sholat sunah dua rakaat. Saya sholat dan berdoa banyak-banyak. Kemudian kami bersama-sama minum air zamzam.
Kemudian kami menuju pelataran sa’i. Di saat sa’i ini sandal saya pakai karena kaki saya sensitif untuk ubin yang kotak-kotak kecil ada lubang-lubangnya. Bukan lantai rata seperti di pelataran Ka’bah.
Beres sa’i kami menuju areal tahalul. Potong rambut 3 helai. Tentu sambil minum-minum air zamzam. Usahakan selama di Madinah atau Mekkah minum air zamzam sebanyak-banyaknya sambil berdoa semua keinginan kita.
Selesailah ritual umroh kami. Alhamdulillah umroh pertama wes beres; dan jangan tanya capek klengernya. Selain siap fisik mental, bagi yang mau umroh siapkan baju umroh yang nyaman dan tentu alas kaki yang membuat kaki ringan melangkah. Jangan lupa juga makan minum secukupnya dan bawa air zamzam ya….
Semua titipan doa sudah saya sampaikan juga di depan Ka’bah. Semoga diijabah dan makbul adanya. Amin YRA.
Ya Allah, saya datang memenuhi panggilanMu. Mohon undang, panggil saya lagi di waktu berikutnya dengan kondisi dan fasilitas yang terbaik. Amin.
Oh iya, saya nyaris lupa. Pas umroh pertama itu ada juga jamaah yang ilang terpisah dari rombongan. Seorang bapak, entah suami dari ibu siapa. Yang kayak begini bikin nungguin lama. Di-WA, ditelpon gakbisa, dan gak ada satu pun jamaah yang merasa dipamiti atau bareng dia. Istrinya sudah kayak mo nangis.
Ustad Sule yang kembali ke areal sa’i untuk mencari bapak-bapak ini sampai ketemu. Katanya pas sudah kembali ke rombongan, dia juga bolak-balik nyari-nyari rombongan, tapi nggak ketemu dan berkali-kali salah mengenali orang. Wallahua’lam.
Ari Kinoysan Wulandari