Watu Putih Berwarna Emas ❤

Penampakan Depan Watu Putih. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Pas dikasih tahu kalau mau ke Watu Putih, saya nggak ingat sudah pernah ke sini tahun lalu. Dengan bocil-bocil super yang membuat saya memilih duduk saja, nungguin mereka lelarian di areal yang cukup luas itu.
.
Yach, ini bangunan yang sebenarnya “belum selesai”. Rencana awal yang saya dengar (CMIIW) pemilik ingin membuat miniatur Borobudur dilengkapi dengan hotel dan resto. Waktu itu, saya cuman mikir kok gitu ya. Maksud saya, karena jarak Candi Borobudur hanya “sejengkal” saja dari tempat ini. Kayaknya dari segi areal dan jarak, konsep itu sudah “gagal” dari awal. Orang mau wisata, pasti akan milih datang ke tempat aslinya.
.
Beda kasus kalau rencana tersebut dibuat di Papua atau Sulawesi, mungkin orang malah tertarik untuk datang. Ingat tempat wisata dengan miniatur Eiffel, Liberty, dll keajaiban dunia di berbagai tempat di Indonesia? Meskipun jauh wujud dari aslinya, tempat itu toh tetap ramai laris manis dikunjungi orang; ya karena bangunannya jauh dari Indonesia.
.
Kembali ke Watu Putih. Ketika awalnya tentu banyak investor yang berniat turut serta, tapi setelah berjalannya waktu banyak yang mangkir melipir —mungkin karena pertimbangan seperti yang saya katakan. Jadilah bangunan itu “belum selesai”, kalau tidak boleh dibilang “mangkrak”.
.
Lalu dengan fasilitas yang sudah ada itulah dibuka untuk umum. Cukup baik untuk piknik wisata keluarga muda. Kelompok pesepeda, motor besar, vespa, motor bebek, pelari, anak camping, dll sering memanfaatkan tempat ini untuk kumpul-kumpul acara mereka. Tahun lalu saya jumpa dengan rombongan motor besar yang sedang touring.
.
Oh ya, tentu saja di sini pendapa pertemuan sudah bisa dipakai, toilet ada, mushola ada, keran air cukup banyak, terus penjaga juga ada. Orang jualan yo ada. Aman laah… meskipun rencana bangunan tidak berjalan seperti niat awalnya. Tapi untuk wisata keluarga, cukup baik.
.
Cuman perhatikan kakimu ya. Keliling sampai atas cukup bikin gempor 😆😂 Di bagian atas itu ada relief Budha yang berwarna keemasan. Hampir keseluruhan batu di sini mayoritas berwarna merah bata dan emas. Sebutan watu putih tidak merujuk pada batu berwarna putih.
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *