Kenali Dirimu dengan Baik ❤

Sesaat setelah saya dkk mengikuti Puja Bakti Waisak Borobudur 2024. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Saya muslim, Islam sejak lahir. Bapak Ibu saya Islam taat, dengan tradisi NU dan Jawa yang kental. Saya mengenal syahadat, sholat, zakat, puasa, mengaji dari orang tua. Termasuk kebiasaan puasa sunah Senin-Kamis dll ajaran kebaikan.
.
Bahkan ibu saya karena tumbuh besar di lingkungan priyayi Jawa, masih menambahkan beragam puasa untuk nirakati kami anak-anaknya. Entah itu puasa weton hari lahir, saat kami harus menghadapi hari-hari berat (ujian, tes, seleksi kerja, tugas luar negeri, dll).
.
Saya terbiasa mengikuti ibadah sebagai muslim ya karena dicontohkan begitu. Tapi saya beneran menjadi seorang muslim, memilih jalan Islam karena kesadaran pribadi, saat berusia 18-19 tahun. Setelah perjalanan panjang saya “mencari Tuhan”. Belajar, berguru, bertanya tentang beragam ajaran agama; sampai akhirnya saya memilih Islam sebagai jalan hidup.
.
Kebiasaan untuk turut mendengar, menyimak, belajar kebaikan dari agama lain itu, berlangsung hingga sekarang. Bagi saya, setiap agama memiliki koridor dan aturannya masing-masing. Kunci besar yang bisa dijadikan benang merah adalah setiap agama pasti mengajak umatnya pada tindak kebaikan, agar selamat dunia akhirat.
.
Itu saja bagi saya sudah cukup untuk menghormati penganut agama lain, tanpa diribetkan dengan beragam perbedaan. Prinsip dasar toleransi bermasyarakat, bagi saya sudah cukup untuk memberikan ucapan selamat merayakan hari besar mereka masing-masing.
.
Masa iya misalnya kawan saya Katolik dan Budhis, yang setiap saya lebaran datang berkunjung memberi ucapan selamat, besok-besok pas mereka perayaan hari besar saya (nggak balas) memberi selamat merayakan? Lalu etika saya sebagai teman, di mana letaknya?
.
Kalau bagi sebagian yang lain tindakan itu dianggap bisa mengganggu kualitas keimanannya, ya tidak usah melakukan. Tapi janganlah merusak model toleransi sosial “bermasyarakat” yang sudah ada. Pemahaman setiap orang terhadap agama berbeda-beda. Kualitas iman dan ibadah setiap orang juga beragam. Kenali dirimu dengan baik, lalu bijaklah bersikap terhadap sesama.❤
.
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *