Festival Lampion Waisak Borobudur 2024

Sesaat setelah pelepasan lampion di Borobudur 2024. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Kemarin ketika mengikuti festival lampion Waisak 2024 di Borobudur, perasaan saya campur aduk. Jam 20-an kami sampai parkiran Borobudur. Sedari jam 05 WIB kami sudah keluar rumah, ada acara sampai jam 19-an di 3 tempat yang berbeda, berjauhan, menuntut ekstra energi.
.
Wes berasa capeknya. Ngantuk, laper, hujan, jalan jauh, antri ribuan orang yang mengular. Mood saya sudah hilang dan tiba-tiba cuman pingin pulang, mandi, tidur. Kalau rombongan saya masih foto-foto; saya wes diem. Mengikuti semua instruksi panitia Waisak dan guide untuk mengikuti puja bakti Waisak, melihat pelepasan lampion, dan melepaskan lampion.
.
Saya wes nggak ambil foto-foto lagi. Pas mulai masuk areal pelepasan lampion, saya rada kesal. Air minum harus dihabiskan. Bawa botol air minum dll plastik isi snack nggak boleh masuk. Ya ampun, nanti pulang jalan segitu jauh dan nggak ada orang jualan air kemasan, terasa bikin stres.
.
Tapi ini tempat ibadah agama Budha. Saya harus patuh aturan panitia. Pasti tujuannya baik. Di dalam ada ribuan orang yang beribadah. Saya pun menghabiskan air dan membuang botolnya.
.
Karena saya sudah nggak mood jadi yo mung nyimak. Nggak ada foto-foto di HP saya. Kalau ke sini bawa fotografer dan kamera harus izin, gak bisa seenaknya. Saya nggak ajak fotografer. Terus panitia bilang wes ada dokumentasi.
.
Saya mulai rada senang karena bisa menyalakan lilin dengan mudah. Mitosnya itu pertanda hidup saya akan lebih mudah, dan happy sepanjang masa. Terus ada seremonial, pemberkatan, dan persiapan pelepasan lampion. Saya menulis beberapa harapan dan berdoa untuk orang-orang tercinta. Lalu mengikuti persiapan pelepasan. Saya melepaskan lampion bersama 4 orang dari SBY, JKT, KL, dan Seoul 🤩 Beneran berasa WOOW itu lho liat ribuan lampion di atas saya❤ Tidak terkatakan bahagianya❤
.
Pas lampion mulai mengudara inilah, Mbak Bekti, salah satu anak muda di rombongan saya nyeletuk. “Bu, ayo saya fotokan! Dari tadi Ibu belum foto!”
.
Dia mengambil HP saya dan memotret saya di sini situ. Alhamdulillah. Kalau nggak ada dia, saya nggak ada foto-foto lampion. Bejo yo begitu. Maturnuwun, Mbak ❤
.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *