Setiap Naskah Memiliki Takdirnya Masing-masing

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menulis adalah kebiasaan saya sejak belia. Karena biasalah, menulis saya menjadi kebisaan atau keahlian yang teruji oleh nilai nilai ekonomi dan standar kebaikan lainnya. Namun “menulis” dan “mempublikasikan” tulisan adalah dua hal yang berbeda.

Saat menulis, mungkin saya bisa lebih bebas daripada saat mempublikasikan naskah. Saya sebut mungkin, karena sejatinya untuk bisa menghasilkan tulisan yang baik; kita sudah dibombardir dengan serangkaian teori dan doktrin tentang menulis. Lebih lebih saat kita hendak mempublikasikan naskah –terutama untuk komersial, aturan dan seleksinya bisa sepanjang jalan kereta api 😅

Toh ya karena dunia menulis sudah seperti hidup itu sendiri bagi saya, maka menulis dan mempublikasikan naskah adalah satu paket yang saling mendukung. Prinsipnya, kalau nulis kita baik, publishnya pun lebih gampang. Kecenderungannya kalau proses publish nya gampang, bestseller, rating, box office nya juga mudah ❤️🙏

Toh dari pengalaman bertahunan, saya melihat bahwa dalam menulis, setiap NASKAH memiliki takdirnya masing-masing. Nggak setiap naskah bagus, bestseller. Nggak setiap naskah buruk, jeblok pasarannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi; kemasan, tema, moment, public figure, iklan, waktu rilis, resensi, review, film setipe, dll yang kadang itu tidak terprediksi.

Ada naskah yang kita tulis dengan totalitas yang sangat tinggi dan seluruh komponen industrinya dipersiapkan, tetapi ternyata jeblok di pasaran. Ada naskah yang sederhana kita siapkan tanpa fasilitas
yang berlebihan, ternyata melejit di pasaran dan jadi hits di mana-mana.

BESTSELLER adalah rahasia yang tidak terprediksi. Meskipun setiap penulis, penerbit, distributor, marketing selalu memiliki RUMUSAN tertentu, tapi itu semua TIDAK PASTI. Pun dengan film-film laris atau series yang rating dan mendapat skor tertinggi dalam hitungan platform. Semua serba tidak menentu dan tidak seperti 1+1=2.

Jadi, versi saya untuk urusan “laku laris” itu sederhanakan saja. Jangan tanya saya apa rumusnya bestseller, cukup menulislah dengan totalitas dan kapasitas terbaik, biarkan produksi membuatnya dengan versi terbaik mereka, lalu izinkan MANAJEMEN TUHAN yang mengaturnya. Ingat, kita tak pernah bisa MENDIKTE TAKDIR. Rezeki tiap orang sudah tertentu, yang tak akan tertukar atau SALAH TEMPAT 🙂

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *