Secara prinsip, menulis materi “panjang” akan lebih mudah bila sudah ada gambaran keseluruhannya. Dengan demikian, saat menulis sudah bisa fokus untuk menyelesaikan naskah. Hal ini biasa disebut dengan adanya outline. Mari kita cek hal-hal yang berkaitan dengan outline.
- Outline adalah kerangka, regangan, garis besar, guratan, sinopsis global, ringkasan seluruh cerita. Outline merupakan rencana penulisan dengan membuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap; rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
- Outline sangat penting sebagai pemandu langkah demi langkah dalam proses penulisan. Outline yang bagus ibarat 80 persen materi siap. Tinggal mengetiknya sebagai bentuk naskah lengkap.
- Outline masing-masing penulis sangat tergantung dari karakter dan kepribadian penulisnya. Ada yang garis besar saja, ada yang rinci bab per bab, ada yang lebih detail sampai ke karakter dan adegan. Pilihlah yang paling mudah bagi anda.
- Outline yang paling baik adalah outline yang membuat kita bisa fokus dan terus menulis sampai selesai; hindari menilai dan mengatakan outline anda tidak bagus. Harus pede bahkan dari sejak membuat outline.
- Apakah boleh keluar dari outline yang sudah dibuat? Tentu saja boleh. Tapi ingatlah, outline dibuat agar kita tidak keluar jalur. Jadi fokuslah pada yang sudah dioutlinekan agar tidak semakin bingung dan naskah segera selesai.
- Bagaimanakah mengatasi keinginan untuk mengubah cerita dari outline karena ada ide baru? Berhentilah menulis. Tuliskan ide baru itu dalam kertas/file kerja lainnya. Lalu kembalilah menulis sesuai outline.
- Saat membuat outline, sebenarnya kita sudah diajak “merancang” keseluruhan kinerja kita, baik kinerja intrinsik (judul, premis, opening, isi/konflik, dialog, karakter, setting, suspense, ending, dll) maupun kinerja ekstrinsik (segmentasi, berapa lama dikerjakan, kemasan produk, dll).
- Bagaimana cara mudah membuat outline? Pakai rumus 5W dan 1H, what: apa ceritanya?; why: mengapa cerita/peristiwa itu terjadi?; where: di mana cerita berlangsung?; when: kapan cerita berlangsung?; who: siapa yang menjadi tokoh ceritanya?; how: bagaimana jalan ceritanya?; jawaban itulah yang menjadi rangkaian cerita dalam novel.
- Bolehkah saya menulis tanpa menggunakan outline? Boleh, asal anda bisa menjaga konsistensi cerita secara keseluruhan. Ingat, dengan outline anda tak perlu mengingat-ingat keseluruhan cerita (semisal 200 halaman di otak anda), cukup menuliskannya sebagai outline dan bisa melihatnya kapan saja. Dengan outline kita juga mudah mengetahui kekurangan dan kelebihan format cerita kita.
- Kenapa saya sudah pakai outline tapi tetap macet di tengah penulisan? Jawabannya macam-macam; bisa bosan, malas, materi kurang, tidak menguasai materi, dll. Tinggalkan meja kerja. Cari tahu masalah anda, lalu selesaikan. Kalau bosan, refreshing. Kalau malas, cari motivasi kenapa menulis. Kalau materi kurang, tambah lagi dengan browsing, baca, cari narasumber. Kalau tidak menguasai materi, carilah ahli sebagai pendamping.
Happy Writing. Be a Good Writer 🙂
Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!
Jadi Penulis Produktif? Gampang Kok!
Ari Kinoysan Wulandari
Griya Kinoysan University
Please follow and like us: