Pas saya ikut kelas etnofotografi dan foto kuliner, saya menemukan kesamaan pandangan: yang terpenting niatmu 😀 Masalah alat, keahlian, itu menyusul. Jadi kalau kamu memotret sesuatu mung nggo update status sosmed, yo hapemu itu
wes cukup.
Kecuali potret-potret untuk tujuan komersial, iklan produk, dll. Nah kuwi alatnya kudu memadai dan syukur-syukur ter-update. Printilan beragam alat pendukung untuk membuat fotonya layak, bagus, menarik tur memikat itu juga kudu disiapin. Tukang motretnya yo kudu paham prinsip-prinsip fotografi dan operasional penggunaan alat-alat beserta pendukungnya. Pokoke kudu tenanan yes. 😃🤗
Sama juga kan prinsipnya dengan menulis 🤔 Kalau kamu menulis untuk sekedar hobi, yo ndak usah ngeyel mo produktif seperti penulis profesional. Itu jian cita-cita yang nggarahi mumet tur ngelu 😂 Santai-santai ajalah, kalem bae. Bikin satu buku satu tahun wes cukup. Kamu masih bisa bekerja di bidangmu
dengan tenang, tur yo iso pamer duwe buku baru 😆 Wes bisa disebut penulis juga kan? Dan mereka yang begini ini, ya ampun bangga dan hebohnya bisa memenuhi jagat sosmed berhari-hari. Wes gakpapa, bagi saya pokmen menambah luas dunia literasi, itu oke saja.
Nah sekarang kamu sendirilah yang bisa milih dan nentuin masalah target penulisanmu. Bagi saya, apapun tujuanmu menulis; yang penting tetap semangat menulis sampai merampungkannya. Biar bisa terbit, bisa pamer, bisa narsis, bisa eksis 🙏💪 Sekurangnya mulailah dengan menulis yang baik untuk update status di sosmedmu. Lha ya kan mumpung-mumpung sosmed di Indonesia ora bayar 😂😆
Happy weekend dan happy writing ❤️
Ari Kinoysan Wulandari