Candi Nusantara: Candi Dadi

Penampakan Candi Dadi dari sisi atas. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Candi Dadi ini merupakan situs sejarah dan tempat ritual keagamaan yang terletak di Desa Dadi, Kecamatan Wajak, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Candi ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang patut dijaga dan dilestarikan. Candi yang berada di daerah perbukitan dan pegunungan ini memiliki keunikan khas dalam hal sejarah, arsitektur, dan keindahan alam di sekitarnya.

Candi Dadi diyakini berasal dari abad ke-14 Masehi yang dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Candi Dadi merupakan salah satu peninggalan sejarah dari masa kejayaan agama Hindu-Buddha di Jawa Timur. Sebagian ahli sejarah meyakini bahwa Candi Dadi jauh lebih tua dari masa Majapahit. Mereka memperkirakan kalau candi ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri sekitar abad ke-11 Masehi.

Sebagian ahli sejarah meyakini bahwa candi ini didirikan sebagai tempat ibadah agama Budha atau sebagai tempat peringatan kegiatan keagamaan yang sakral. Namun ada juga yang berpendapat bahwa candi ini hanyalah sebagai penanda wilayah atau titik penting dalam sistem navigasi pada masa lampau.

Candi Dadi memiliki arsitektur yang unik dan menarik. Candi ini terdiri dari satu candi utama yang berbentuk persegi empat dengan atap candi yang khas. Meskipun sebagian besar strukturnya telah rusak akibat usia dan faktor alam, tetapi setelah proses pemugaran, bagian-bagian tertentu dari candi ini masih dapat dilihat dengan jelas. Termasuk relief-relief yang menghiasi dinding candi. Relief-relief ini menunjukkan kemegahan dan keindahan seni ukir pada masa itu, serta menceritakan berbagai cerita dan kehidupan masyarakat Majapahit pada masa lampau.

Selain keindahan arsitektur candi, di sekitar Candi Dadi ini dikelilingi oleh keindahan alam yang memukau. Lokasinya yang terletak di lereng gunung dan perbukitan, menjadikan candi ini memiliki pemandangan yang menakjubkan. Terutama pada saat matahari terbit atau terbenam. Banyak pemburu sunrise dan sunset yang berjibaku menunggu terbit dan tenggelamnya matahari di daerah ini. Suasana sejuk dan hening di sekitar candi juga menambah nilai estetika dan spiritualitas bagi pengunjung yang datang.

Candi Dadi memiliki arsitektur yang khas dengan bentuk yang relatif kecil dibandingkan dengan candi-candi lain di Jawa Timur. Ciri khasnya adalah atap candi yang berbentuk piramida yang terdiri dari beberapa tingkat, dengan ukiran relief yang indah menghiasi dinding-dindingnya. Meskipun telah mengalami berbagai kerusakan, keindahan arsitektur candi ini tetap memukau.

Salah satu hal yang membuat Candi Dadi begitu menarik adalah aura mistis yang terasa begitu kuat di sekitarnya. Konon, beberapa cerita rakyat lokal menyebutkan bahwa candi ini dihuni oleh roh-roh halus yang menjaga kesucian tempat ini. Beberapa pengunjung bahkan mengaku merasakan kehadiran entitas gaib saat mengunjungi candi ini pada malam hari. Saya enggan menceritakan pengalaman gaib di seputar candi ini, daripada nanti kamu tidak mau menengok warisan budaya leluhur ini.

Sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga, penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan Candi Dadi. Upaya pelestarian dapat dilakukan melalui berbagai cara. Misalnya dengan pemugaran struktur candi yang rusak yang dilakukan oleh pemerintah melalui pihak terkait. Pemerintah juga membuka jalur akses yang nyaman bagi pengunjung. Selain itu, masyarakat di sekitar candi juga berpartisipasi mengembangkan fasilitas pendukung yang dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengunjung.

Candi Dadi di Tulungagung adalah salah satu peninggalan sejarah dan keagamaan yang memiliki nilai budaya, sejarah, dan arsitektur yang tinggi. Keindahan dan keunikan candi ini, baik dari segi arsitektur maupun alam di sekitarnya, membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Tulungagung.

Selain keberadaan Candi Dadi, daerah Wajak juga popular dengan adanya situs manusia purba Wajakensis atau sering disebut juga Manusia Wajak. Manusia Wajakensis adalah manusia purba yang ditemukan di situs arkeologi Wajak, Kabupaten Tulungagung. Mereka diperkirakan hidup sekitar 1,5 juta tahun yang lalu pada masa Pleistosen Awal hingga Pertengahan. Penemuan manusia Wajakensis ini menjadi penting karena memberikan gambaran tentang keberagaman spesies manusia purba di Indonesia.

Potensi wisata Candi Dadi sering kali juga dihubungkan dengan wisata arkeologi manusia purba Wajakensis ini. Tulungagung, mungkin hanya sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur. Namun keindahan alam dan rekam jejak sejarah kota ini, sangatlah penting di kancah pembicaraan sejarah dan arkeologi dunia. Daerah yang terkenal dengan keindahan alamnya ini, juga sangat popular dengan kuliner khasnya yang disebut ayam lodho. Biasanya orang kalau berkunjung ke daerah ini, ya wisata sejarah-arkeologi dan kulineran. Bagaimana? Apa kamu tertarik untuk menengok Candi Dadi yang unik ini?

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *