Editor adalah orang kunci yang bikin naskah jadi “lebih baik” dan “lebih menjual”. Nah, biar jalan naskahmu mulus di tangan editor, berikut ini beberapa hal yang harus dihindari. Kalau bisa ditiadakan, biar editor nggak sebel sama naskah kamu dan kadang jadi merembet ke kamu (penulisnya).
- Banyak salah ketik. Modal dasar penulis adalah menulis huruf dengan benar. Kalau belum terbiasa menulis, minta orang untuk mengecek masalah salah ketik. Sekurangnya naskah harus bebas dari salah ketik.
- EYD yang masih berantakan (baca: penulisan tidak sesuai EYD). Sekarang EYD bisa diakses online dan nggak berbayar. Cek-cek ketentuannya, sehingga naskahmu lebih rapi dan terbaca sesuai EYD.
- Penyajian bahasa terlalu kaku. Dalam penulisan mengikuti aturan KBBI, EYD itu sangat baik. Namun kalau terlalu kaku demi mengejar kebakuan, ini juga bukan tulisan yang menyenangkan.
- Penyajian naskah bertele-tele dan melantur ke mana-mana, tidak fokus. Pastikan memeriksa bawa dari judul sampai bagian akhir, semuanya merupakan satu kesatuan dengan benang merah yang sama.
- Banyak kalimat yang tidak dimengerti apa maksudnya. Biasanya ini karena penulis berusaha membuat kalimat kalimat puitis, tapi kurang tepat pilihan kosakata dan penempatannya.
- Banyak kosakata jorki (baca: sadisme, pornografi, makian/umpatan, pertentangan SARA). Untuk kosakata yang harus sangat ekstrim wajib ada, cobalah memilih kosakata yang lebih ringan tanpa kehilangan maknanya. Beberapa penerbit langsung membuang naskah yang kosakatanya jorki, sadis, atau makian yang dianggap terlalu kasar.
- Tidak sesuai dengan orientasi penerbit. Kamu punya naskah fiksi, tapi kirim ke penerbit yang cuman bikin buku kesehatan. Ya jelas ditolak langsung. Jadi sebelum kirim naskah, cek-cek dan periksa orientasi penerbit atau medianya.
- Naskah tidak lengkap (tidak ada pengantar, daftar isi, sinopsis/intisari, proposal, dan biodata penulis). Daripada sulit-sulit, biasanya editor langsung meninggalkan naskah yang begini. Jadi pastikan naskahmu komplit ya, terutama kalau kamu baru berurusan dengan penerbit tersebut.
- Penulis tidak mau revisi. Kalau ketemu penulis yang begini, besoknya editor jadi males berurusan dengan penulisnya. Kalau memang sudah disepakati untuk perbaikan, lakukan saja dan jangan mangkir-mangkir.
- Penulis sulit dihubungi. Waah, hari gini kalau ada penulis yang sulit dihubungi, ya wislah, ditinggalkan saja. Jadi, pastikan memberi nomor contact yang online 24 jam…. apalagi kalau kasih contact ke produser…. itu jenis orang-orang ajaib, yang suka seenaknya mencari penulis. Nggak peduli jam dua pagi, kalau dirasa harus dibicarakan, pasti ditelpon. Hihi…. penulis memang hidupnya penuh keajaiban 😀
Editor juga sama manusiawinya dengan kita. Ada banyak capeknya, ada banyak deadline dan kerjaannya. Be nice-lah. Jangan mengejar-ngejar mereka tak kenal waktu. Kalau baru kasih naskah hari ini, ya jangan besok ditanyakan. Bulan depan mungkin, biar sekalian ingat.
Percaya deh, kalau naskah kamu bagus bingit nggak sampai seminggu kamu pasti sudah dapat kabar gembira. Apalagi kalau produser, bisa dua jam berikutnya sudah dapat kabar. Tapi kalau nggak, ya yang sabar dikit…. karena nggak cocok itu, bukan berarti naskah kamu selalu nggak bagus. Bisa jadi karena nggak cocok saja.
Happy Writing, Be A Good Writer ❤️
Ari Kinoysan Wulandari