Pertanyaan itu kelihatannya mudah dijawab, tapi saya perlu waktu untuk menjawabnya. Banyak orang yang masih saja bertanya bagaimana saya survive dengan menulis, dan seringnya mereka melihat saya dolan-dolan. Yes, gaweyan saya memang dolan dan hobi menulis😍
.
Sejujurnya saya tidak tahu. Apakah menulis bisa dikategorikan untuk hidup layak atau tidak, karena standar hidup tiap orang berbeda. Saya memiliki prinsip, kalau kita sungguh-sungguh mengerjakan sesuatu, pasti ada hasil baiknya.
.
Tuhan memberi saya “skill” menulis, jadilah saya menulis dalam berbagai tema, mengajar tentang penulisan; dan sejauh ini, alhamdulillah baik-baik saja. Saya sekolah S2 dan S3 di UGM tidak dengan beasiswa, uangnya ya dari menulis. Saya sudah mandiri membiayai kuliah S1 dengan menulis sejak usaha ayah bangkrut. Tidak ada alasan saya tidak mandiri setelah lebih dewasa.
.
Ingat lho sebagai penulis saya nggak terima duit bulanan. Berhentilah bertanya berapa penghasilan saya setiap bulan. Karena itu bisa banyak sekali, atau sama sekali berbulan-bulan tidak ada penghasilan. Tinggal pinter-pinter mengatur agar duit yang diterima satu kali bisa untuk satu tahun, misalnya.
Tidak mudah, apalagi kalau gaya hidup tidak terkontrol. Saya hidup sederhana; menikmati dan mensyukuri berkah hidup saya😍 Saya merasa beruntung karena tidak punya utang pada pihak lain. Itu berkah lho… karena banyak orang yang hidupnya glamour, tapi tiap bulan ribet dikejarkejar penagih utang😎
.
Jadi, bagaimana saya harus menjawab pertanyaan tadi? Simpulkan sendiri ya. Saran saya jangan asal banting setir mau jadi penulis demi ego. Bekerjalah baik-baik, investasi ilmu penulisan terbaik, cari mentor terbaik, alokasikan waktu untuk menulis. Kalau sudah eksis karya dan duitnya dari menulis, anda baru boleh resign dari kantor.
.
Ari Kinoysan Wulandari