Hal Penting dalam Menulis Cerita Anak

Gambar sebagian cover buku cerita anak karya Ari Wulandari. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menulis cerita untuk anak, sedikit berbeda dengan penulisan fiksi lainnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Ending cerita anak umumnya bahagia. Anak-anak memang cenderung sensng dengan cerita yang fun, happy, gembira, banyak kreativitas.

2. Anak-anak tidak senang membaca cerita dengan karakter favorit berakhir sedih atau buruk. Namun dengan berbagai pengolahan cerita, anak perlu dibawa mengerti hidup tidak selalu “seperti dongeng”.

3. Lihat dunia dengan perspektif anak. Artinya melihat semua hal dari sudut pandang anak. Pernah melihat anak tetap bergembira meski hujan deras? Mereka bermain seolah tak khawatir atau cemas. Ya semua hal tetap menggembirakan bagi anak-anak.

4. Jelaskan tempat-tempat dan karakter sehingga pembaca dapat membayangkan hal tersebut dengan “cara mereka sendiri”. Ajak anak berfantasi dengan kemampuan mereka melalui tulisan.

5. Sebisa mungkin gunakan kosakata yang riil dan mudah dipahami. Kosakata abstrak sangat menyulitkan anak, terutama anak-anak di usia dini.

6. Alam dan kehidupan dalam cerita anak sering digambarkan sebagai sesuatu yang “cerah, membahagiakan, warna-warni, optimis.”

7. Atribut atau unsur-unsur “gelap” dalam cerita anak, tetap diperbolehkan asal kemasannya menarik anak. Seperti cerita Where the Wild Things Are atau seri Goosebumps.

8. Judul biasanya sesuai isinya. Pastikan membuat judul dengan kosakata yang riil, agar mudah dipahami.

9. Kalimat biasanya pendek-pendek dan praktis. Panjang cerita pun tidak terlalu panjang karena umumnya disertai gambar yang menarik.

10. Jadikan anak-anak yang sesuai umur segmentasi naskah sebagai first reader. Perhatikan komentar mereka tentang cerita tersebut. Perbaikilah apa yang menurut mereka kurang atau tidak dimengerti.

Menulis buku cerita anak kadang lebih menantang dan perlu usaha lebih banyak dari penulis. Biasanya penulis yang sudah dewasa “perlu ekstra keras” untuk menyelami dunia anak. Masa kecil si penulis (di masa lalu) tentu sangat berbeda dengan masa kecil anak-anak di saat cerita ditulis (di masa sekarang).

Happy Writing, be a Good Writer 🙂

Ari Kinoysan Wulandari

#arikinoysanwulandari #ariwulandari #kinoysanstory #dibalikbuku #tipsproduktif

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *