Manajemen Duit versi Saya

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Hal yang sangat krusial dalam kelangsungan hidup seseorang adalah manajemen hidup. Salah satunya adalah manajemen duit. Menjadi freelancer dalam waktu yang sangat lama, membuat saya “ketat” mengatur duit saya. Saya jelas tipikal orang yang berusaha dan gampang membantu, tetapi tidak setiap orang yang datang “nembung duit” atau “utangan” wajib dibantu.

Karena ini sering jadi pangkal masalah keuangan. Janjinya pinjam sebulan, molornya lima tahun pake nagih nagih pula. Jadi untuk beginian, saya lebih gampang skip aja. Kalau punya dan bisa ya saya bantu, kalau nggak paling saya diprenguti, dicuekin, diblokir, atau dikata-katai pelit. Lha mbok sakarepmu. Nilai pahala amalan berbagi saya tidak bergantung pada sematan sebutan dari mereka yang nggak kita kasih utangan.

Karena sadar freelancer itu duitnya tidak jelas, besaran, waktu, dll. Saya mengatur duit dengan point-point yang saya anggap cocok untuk diri saya. Orang lain belum tentu sesuai.

1. Begitu mendapatkan uang honor dari beragam kerjaan, saya langsung membagi dua. Separoh untuk hidup, separoh untuk tabungan.

2. Duit rentan dicomot comot, maka yang separoh untuk tabungan, saya alihkan logam mulia. Ini paling mudah, karena dapat honor sedikitpun bisa dikonversi emas. Anda bisa cari bentuk yang sesuai: saham, deposito, reksadana, tanah, rumah, ruko, apartemen, dll.

3. Separoh dana aktif itulah yang saya gunakan untuk hidup sehari hari dengan manajemen tersendiri. Saya terbiasa hidup sederhana. Tetap sejahtera dan happy. Penghasilan pas kecil atau besar, ya baik baik saja 😍😊

4. Hindari utang, baik kepada teman, saudara, kerabat. Kalau terpaksa ngutang, jangan ngemplang. Ada uang, bayar sebesar yang dipinjam. Kalau punya cicilan yang tertib bayarnya daripada krna penalti atau charge denda.

5. Tegas berkata tidak untuk pengutang, terutama yang nggak urgent. Kalau ada yang krusial untuk makan, sakit, sekolah; saya berikan semampunya biar tidak jadi pikiran dan nggak mengganggu keuangan.

6. Ketahui “keinginan” atau “kebutuhan”. Jangan iri lihat temen segeng beli barang branded. Kalau mampu dan butuh, beli. Kalau nggak jangan maksa kredit karena pingin. Kalau masa paceklik, kreditmu tak dibayari teman-temanmu 😃

7. Punyai hobi agar tidak konsumtif. Syukur hobi produktif menghasilkan, sehingga pendapatan makin besar.

8. Saya percaya sedekah menolak bala. Syukur menambah berkat. Lakukan sedekah dan syukur tiap hari. Kebaikan akan menyelamatkan kita pas krisis 😍

Besaran pengeluaran dari total pendapatan yang kamu gunakan bisa diatur dengan model 10-20% untuk sedekah dan berbagi, 10% untuk dana darurat, 10% untuk tabungan, 40-50% untuk keseharian, 10% untuk invest ilmu, 5% untuk hobi, 5% lain-lain. Besaran persen tiap jenis bisa beragam, sesuai keperluan. Saya pun kadang harus mencocokkan dan mengatur lagi setiap bulan, terutama kalau ada hal besar yang memakan biaya banyak.

Seberapapun uang, bisa diatur. Yang sulit dalam manajemen duit itu, kalau nggak ada duitnya…. naaaah 🤣 Makanya kerja biar duitnya ada yang bisa diatur 😁😁

Kalau kamu, bagaimana urusan manajemen duitmu 🤔 Bisa nabung dan invest tiap bulan?

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *