Menjadi penulis lepas (freelance writer) atau lebih sering disebut “freelancer” terlihat sangat menyenangkan, karena hidupnya santai-santai saja. Yach, begitulah bagi mereka yang sudah tahu ritme kerjanya. Hidup akan mudah dan banyak hal bisa dilakukan. Namun tidak cukup mudah bagi mereka yang tak punya disiplin pribadi dan komitmen.
Hal-hal berikut ini dapat jadi pertimbangan, bagi mereka yang mau total berkarir sebagai freelance writer. Selain seru-serunya jadi freelancer, sebenarnya di dalam industri kreatif ada banyak “ruang gelap” yang tidak seglamour dan seindah yang dipikirkan orang.
1. Milikilah KEMAMPUAN MENULIS yang bagus. Itu syarat wajib untuk menjadi penulis lepas, tak peduli jenis tulisan apa yang paling anda kuasai.
2. Cari MEDIA tulis yang paling anda sukai.
Ada banyak jenis penulis; ia bisa menjadi penulis di media (koran dan majalah), buku (penerbitan) dengan berbagai jenisnya, penulis iklan, penulis script tv dan film, penulis untuk blog dan web, penulis platform, dll.; tiap orang punya spesifikasi dan kesenangan yang berbeda. Tetapkan media anda, dan totallah di sana. Jangan serakah. Jangan mencoba semuanya dalam waktu bersamaan, hasilnya tak akan maksimal.
3. REALISTIS dengan dunia penulisan.
Menulis memang menyenangkan, tetapi di balik itu juga ada banyak masalah; deadline, naskah tak kunjung kelar, writer block, honor tak kunjung cair, royalti yang dikemplang penerbit, produser yang jail, revisi berulang-ulang, kebebasan berkarya yang dipangkas habis oleh industri kapitalis, dll.
4. PROFESIONAL.
Percayalah, rata-rata penulis memiliki tingkat “ego” yang sangat tinggi. Diperlukan kebesaran hati untuk menyadari bahwa anda telah masuk industri. Di dunia industri berarti harus siap kompromi dengan ide yang tidak sejalan, waktu yang terbatas, menuruti kata klien (PH, penerbit, media, pihak ketiga, aturan platform) yang sebenarnya tidak cocok dengan kata hati, dll. Begitu anda menerima pekerjaan, kooperatiflah dan jangan mengedepankan ego anda. Sering kali pihak ketiga itu sangat “kejam” dan “membantai” karya yang sudah anda tulis dengan sepenuh hati. Kompromi saja dengan menyelipkan di berbagai tempat “nilai-nilai” yang anda inginkan.
5. Tahan MENTAL.
Kalau anda tak punya mental baja menghadapi cercaan, kritikan, permintaan revisi berulang, tengah malam sedang tidur nyenyak digedor pintu untuk revisi script, dll. sepertinya anda tidak pas untuk jadi freelance writer. Cari saja pekerjaan lain yang bisa menggaji anda bulanan, masuk kerja nine to six sabtu minggu libur tiap bulan gajian. Aman dan tak perlu jungkir balik dengan berbagai situasi pekerjaan yang sering unpredictable seperti di industri kreatif.
6. Tidak ada bayaran untuk PENELITIAN.
Tulisan tertentu harus dikerjakan dengan riset. Untuk para freelancer, itu sudah jadi tanggung jawabnya dan tidak ada bayaran lagi. Jadi pastikan kalau anda menulis yang memerlukan riset, honor yang anda minta sudah termasuk biaya penelitian. Ini bukan jenis pekerjaan dosen atau peneliti negara yang penelitian pun dibayar dengan cukup.
7. Perjanjian TERTULIS.
Umumnya tiap kerja sama, ada perjanjiannya, meskipun dengan tulisan tangan. Pastikan saja semuanya benar dan sesuai. Termasuk pembayaran yang biasanya sering jadi gegeran di belakang. Pastikan pekerjaan anda sudah dibayar selesai saat anda menyelesaikan pekerjaan atau sesuai perjanjian. Untuk berjaga-jaga saja. Saya pribadi, karena sebagian besar sudah klien lama, jadi sudah tahu sama tahu. Kalau orangnya masih itu-itu saja, ya biasanya semuanya berjalan lancar dan baik.
8. Masalah HAKI
Dalam penulisan tertentu kita mungkin harus mengambil HAKI milik orang lain, pastikan jelas pengalihannya dengan perjanjian agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Ada banyak perizinan pengalihan hak yang cukup dengan surat permohonan tanpa bayar. Tapi ada beberapa yang bersifat komersial dan harus diganti. Itu semua menjadi urusan penulis yang mengerjakan proyek, bukan urusan klien yang memberi pekerjaan.
9. Masalah HONOR
Dalam dunia freelancer tak ada yang baku soal honor. Bisa saja untuk tulisan dua lembar anda dibayar 200 juta, tapi untuk berlembar-lembar buku anda dibayar 20 juta. Ada saja cerpen 5 lembar penulis dibayar 2 juta, tapi untuk penulis yang lain hanya dapat 100 ribu, ada penulis script dibayar 700 juta sekali film, ada yang baru 10 juta untuk satu script film, dst. Semua tergantung kualitas penulisan, klien, penulisnya, negosiasi, jenis deadline, tingkat kesulitan, media, dll. Jadi luwes sajalah, kompromi dengan berbagai harga. Penulis yang bawel, itung-itungan, pasang harga, biasanya sulit dapat job. Fleksibel saja, tidak usah pasang tarif. Biasanya klien sudah mengerti sendiri berapa seharusnya membayar. Hanya pastikan semuanya jelas sejak awal agar tidak gegeran di belakang yang merusak hubungan baik.
10. Menguasai BAHASA INTERNASIONAL
Tak dapat dipungkiri, penulisan adalah industri kreatif yang dibutuhkan seluruh dunia. Begitu anda memiliki skill menulis, menguasai bahasa internasional (bahasa Inggris), lebih bagus bila didukung bahasa asing dominan lain seperti Mandarin, Jepang, dll; maka anda akan menguasai dunia penulisan dengan mudah. Anda bisa menulis untuk berbagai jaringan media internasional.
Yach, menjadi freelancer harus kuat, belajar terus, sekolah terus, memperbaiki kualitas tulisan secara terus menerus. Kalau mandeg, sesungguhnya anda telah mematikan sumber penghidupan anda sendiri. Jadi, jangan hanya puas hanya jadi penulis. Kalau penulis ya harus penulis yang berkualitas. Seperti nasihat mantan bos saya, kalau kita menulis dan berkarya dengan kapasitas terbaik, reward baik uang atau penghargaan akan datang sendiri tanpa perlu kita kejar.
Happy Writing, be a Good Writer 🙂
Ari Kinoysan Wulandari
#ariwulandari #arikinoysanwulandari #kinoysanstory #arikinoysantips