Telonan: Selamatan Bayi 3 Bulan (105 Hari)

Artikel ini telah dimuat di nongkrong.co pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 dengan link berikut ini https://www.nongkrong.co/lifestyle/pr-4313690642/telonan-selamatan-bayi-3-bulan-105-hari

Telonan adalah selamatan bayi yang berumur 3 bulan (Jawa) atau 105 hari. Setiap bulan Jawa itu dihitung dengan lapan atau 35 hari. Jadi kalau disebut 3 bulan di sini, yang dimaksud adalah 3 bulan versi orang Jawa atau 3 kali lapan yang berarti 105 hari. Seperti acara selamatan bayi brokohan, sepasaran, selapanan, selamatan telonan ini pada prinsipnya merupakan acara syukuran dan permohonan doa kepada Tuhan YME demi keselamatan dan kebahagiaan si bayi, lahir batin dunia akhirat.

Pada saat acara telonan ini, semua uborampe atau perlengkapan selamatan dapat dikatakan sama persis dengan acara selapanan. Sebagian orang Jawa hanya menambahkan porsi atau jumlah nasi berkat yang dibuat untuk dibagi-bagikan. Pada acara ini uborampe yang harus disiapkan ada sembilan macam, yaitu (1) tumpeng, (2) sayur 7 macam, (3) telur ayam rebus 7 butir, (4) cabai, bawang merah, dan bawang putih, (5) nasi gudangan, (6) kalo ‘saringan santan dari bambu’, (7) buah-buahan sebanyak 7 macam, (8) bubur merah putih 7 porsi, dan (9) kembang setaman  (mawar merah, mawar putih, kembang kanthil, melati, dan kenanga). Setiap uborampe tersebut menjadi simbol sesuatu dan memiliki makna filosofis yang berbeda-beda.

Karena uborampe atau perlengkapan selamatan telonan sama persis dengan selapanan, silakan membaca tulisan saya sebelumnya tentang selamatan Selapanan: Selamatan Bayi 35 Hari. Hal penting yang membedakan antara acara selapanan dan telonan adalah bagian doanya. Kalau pada acara selapanan, doa yang dibaca masih doa secara umum untuk permohonan keselamatan dan kebagiaan, pada acara telonan, doa yang dibaca lebih khusus.

Pada acara selamatan telonan, kegiatan doa yang dibaca oleh sesepuh atau pemimpin selamatan lebih banyak. Doa tersebut sekurangnya meliputi empat hal penting, yaitu (1) doa mohon keberkahan untuk si bayi atau anak, (2) doa mohon perlindungan dari godaan setan, (3) doa agar bayi menjadi anak yang sholeh atau sholeha, dan (4) doa anak sholeh.

Doa-doa tersebut menjadi sangat penting dalam acara telonan. Karena si bayi sudah yang sudah berumur 3 bulan versi orang Jawa dianggap sudah lebih sehat, lebih kuat, dan siap untuk mengarungi kehidupan yang lebih panjang di dunia. Demi mempersiapkan si bayi menghadapi kehidupan tersebut, orang tua dan para sesepuh mengadakan selamatan telonan dengan doa yang lebih banyak untuk si bayi.

Berikut ini uraian doa dan maknanya demi mendapatkan keselamatan dan kebagiaan lahir batin bagi si bayi.

  • Doa Mohon Keberkahan untuk si Bayi

Sesuai namanya doa ini merupakan doa yang meminta banyak keberkahan atau kebaikan yang berlimpah bagi si bayi sepanjang hidupnya. Doanya adalah sebagai berikut.

Dalam hadist dikisahkan bahwa Abu Musa RA mengatakan, “Ketika anakku lahir, aku membawanya ke hadapan Nabi SAW (Muhammad SAW). Beliau memberi nama bayiku Ibrahim, dan mentahnik dengan kurma, lalu mendoakannya dengan keberkahan. Kemudian beliau kembalikan kepadaku.” (HR Bukhari 5467 dan Muslim 2145).

Berkaitan dengan doa keberkahan untuk si bayi, tidak ada doa yang khusus atau tertentu. Namun di kalangan orang Jawa, banyak di antara mereka yang membacakan doa ini.

Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii wa athil hayaatii ‘ala tho’atik wa ahsin ‘amalii wagh-fir lii.

Artinya:

“Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.

Doa Meminta Perlindungan dari Godaan Setan

Setipe dengan doa meminta keberkahan, sering kali orang Jawa menggunakan doa dengan bahasa Jawa. Doa ini dianggap lebih sesuai dan dapat meresap di hati masing-masing karena semua orang memahami maksud dan tujuan doa tersebut. Namun ada juga sebagian yang menggunakan doa berbahasa Arab yang diambil dari Surat Al Baqarah ayat 255 atau yang terkenal dengan sebutan ayat kursi berikut ini.

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim”.

Artinya:

“Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain  Dia yang hidup kekal, lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”

Doa agar Bayi Menjadi Anak Sholeh dan Sholeha

Setiap orang tua pasti berharap anak-anaknya akan menjadi anak yang sholeh atau  sholeha. Anak-anak yang menjadi idaman dan harapan hidup setiap orang tua. Anak sering dianggap sebagai titipan dan investasi yang paling berharga dalam kehidupan manusia, lahir batin dunia dan akhirat.

Demi mempersiapkan hal itulah, orang tua biasanya mendoakan setiap anak-anaknya dengan sebaik-baik doa. Pada acara telonan, selain doa agar anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholeha, para sesepuh dan undangan kenduri biasanya juga melakukan hal berikut ini. Pertama, membacakan Al Fatihah untuk Nabi Muhammad SAW. Kedua, membacakan Al Fatihak untuk para aulia dan ulama. Ketiga, membacakan Al Fatihah untuk seluruh nabi, aulia, ulama, syuhada, sholihin, dan seluruh umat islam. Keempat, membacakan Al Fatihah untuk seluruh leluhur keluarga. Kelima, membacakan Al Fatihah secara khusus untuk orang tertentu.

Berikut ini bacaan Surat Al Fatihah dan artinya:

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Alhamdu lillaahi Rabbil ‘aalamiin

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,

Ar-Rahmaanir-Rahiim

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

Maaliki Yawmid-Diin

Pemilik hari pembalasan.

Iyyaaka na’budu wa lyyaaka nasta’iin

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Ihdinas-Siraatal-Mustaqiim

Tunjukilah kami jalan yang lurus

Siraatal-laziina an’amta ‘alaihim ghayril-maghduubi ‘alaihim wa lad-daaalliin

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Baru setelah kegiatan membacakan Al Fatihah untuk banyak orang ini selesai, akan dibacakan doa untuk si bayi.

Allahummaj ‘al awladana awladan sholihiin haafizhiina lil qur’ani wa sunnati fuqoha fid diin mubarokan hayatuhum fid dun-ya wal akhirah

 Artinya:

“Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami anak yang saleh salehah, orang-orang yang hafal Alquran dan sunah, orang-orang yang paham dalam agama dibarokahi kehidupan mereka didunia dan di akhirat.”

 Doa Anak Sholeh

Doa anak sholeh ini sebenarnya lebih pada pengkhususan dari doa sebelumnya. Sebagian besar orang Jawa menggunakan doa dengan bahasa Jawa. Ada juga sebagian yang menggunakan bahasa Arab berikut ini.

Allahummaj’alhu sholiihan kaamilan, wa aqilan haadziqon wa aaliman amilan.

Artinya:

Ya Allah, jadikanlah ia anak yang sehat dan sempurna, berakal cerdas, berilmu, dan beramal.

Itulah doa-doa khusus yang dibacakan pada saat selamatan telonan. Kegiatan pembacaan doa dilakukan setelah sesepuh melakukan pemberkatan atau memberikan doa pada semua uborampe perlengkapan selamatan yang telah dipersiapkan. Selanjutnya akan membaca semua doa tersebut.

Setelah doa bersama yang agak panjang, bila dibandingkan pada acara selamatan brokohan, sepasaran, maupun selapanan; akan dilanjutkan dengan kenduri atau makan bersama. Kemudian ditutup dengan doa selamat dan keberkahan untuk semua pihak. Seterusnya semua tamu kembali ke rumah masing-masing dengan membawa nasi berkat yang telah dipersiapkan.

Seperti itulah selamatan telonan bayi di lingkungan orang Jawa yang masih umum dilakukan. Berbagai komponen uborampe selamatan bisa jadi tidak sama persis dengan kebiasaan di Tulungagung. Namun semuanya memiliki tujuan dan kebaikan sesuai dengan pemahaman masing-masing penyelenggaranya.

Catatan:

Penulis adalah peneliti budaya Jawa dan dosen PBSI, FKIP, Universitas PGRI Yogyakarta. Web pribadi: arikinoysan.com

 

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *