Pada saat saya menyusun list keinginan 2022, lho kok daftarnya jadi panjang banget. Ada sekurangnya 25 point yang mau saya beli dan lakukan di tahun 2022. Buanyak karena biasanya mung 7 s/d 10 point. Dan karena list panjang, budgetnya pun ikutan besar. Wah, bisa satu milyar sendiri kalau diturutin semua keinginan ini.
Dari banyak list itu, yang teringat banget pingin beli rumah di dekat kampus tempat kerja saya. Radius maks 500 meter, biar kalau pulang pergi saya bisa jalan atau lari saja. Sudah ada yang nawarin, harganya 750 juta. Bikin saya antara pingin dan mundur. Pingin karena jaraknya dekat kampus, tanahnya cukup luas muka belakang masih bisa buat berkebun dan beternak. Masih mundur karena duitnya belum ada… hahahaha…. Jadi tahu kan, kenapa dari 25 list budgetnya bisa 1 milyaran lebih 🙂
Saya santai saja, namanya juga keinginan. Malah kalau nggak punya keinginan, kita seperti sudah mati dalam hidup. Keinginan itu bukan kebutuhan, tapi bisa memotivasi kinerja dan output produktivitas kita. Kalau kebutuhan saya, alhamdulillah semua sudah terpenuhi. Kalaupun ada yang belum saya punya, sudah ada atau ketemu solusinya.
Saya tersenyum bae melihat list tersebut, dan membatin, “Ini ya Allah rincian yang saya minta. Penuhi dengan caraMu yang selalu ajaib. Amin.” Dan yo wes, saya taruh saja. Paling tiap pagi pas mau kerja, saya lihat dan baca lagi. Berharap satu per satu akan dicoret dari list karena sudah terpenuhi.
Januari juga baru beberapa hari. Masih ada 12 bulan kurang beberapa hari untuk Tuhan membuat cara. Saya tidak tahu caraNya, tapi saya tahu mencatat dan meminta kepadaNya. Biarkan saja Allah dengan Semesta Raya mengatur pengirimannya kepada saya.
Eeh, lha kok kemarin di grup keluarga, pas bahas iuran keluarga —kami bersaudara sudah sejak lama punya kewajiban iuran bulanan. Besarannya tidak banyak. Namun itu sangat membantu untuk aneka keperluan; kalau pas ada acara besar dadakan bisa diambil, untuk invest tanah dan kebun yang terus ada duitnya, dll keperluan rame-rame. Tapi intinya, sebenarnya melatih kami semua untuk tetap menabung dalam situasi apapun.
Ipar saya bertanya apakah suaminya (saudara ke-4 saya) sudah lunas sampai Januari. Yach, seperti iuran apapun, tetap ada aja yang sok nunggak. Saya pun kalau pas nggak ada duit ya kadang nunggak 🙂
Karena di rincian sudah ada, saya ikut menjawab: sudah lunas sampai Januari 2022, tapi kalau sampai Januari 2023 belum.
Lalu kok berbalasnya lucu, “nanti kalau pendapatan 1 bulan 1 Milyar, langsung dilunasi sampai Januari 2023, Mbak.”
Saya masih nggak inget tentang 1 Milyar itu jumlah dana yang saya perlukan kalau mau semua keinginan saya di 2022 terpenuhi. Membalasnya singkat, lha kalau rutin setoran tiap bulan ya nggak perlu sampai 1 Milyar wes ringan.
Lah kok saudara saya ke-3 malah menyahut, “Bulan kemarin transferanku sudah sampai 1 Milyar lho…. Tapi ya numpang lewat doang.” Lalu dia mengirimkan foto bukti transfernya.
Transferan 1 Milyar 🙂
Saya lalu bilang, pinjem fotonya dan minta duitnya biar nanti tinggal di rekening saya. Tidak numpang lewat doang. Dia pun tertawa.
Istrinya (ipar saya) nyambung kalau suaminya sombong, dari duit segitu dia kalau dikasih 16 juta aja sudah senang.
Saya menimpali ipar saya, kok sedikit sekali mintanya. Kalau saya mintanya satu: saya minta semuanya 🙂
Kami pun tertawa. Karena versi ipar saya, dari duit segitu banyak, suaminya pun tidak banyak uangnya. Yach, karena uang kudu didistribusikan, dikirimkan ke pihak-pihak yang berwenang menggunakan uang tersebut.
Tapi bagi saya, ini seperti pertanda baik. Serasanya Allah ngajak ngomong saya: “Tenang Ari, nanti waktunya tiba pasti Aku (Allah) penuhi keinginanmu.”
Berasa begitu lho di hati saya. Karena nggak ada yang tahu sama sekali, kalau saya memikirkan jumlah itungan keinginan saya itu sekitaran 1 Milyar. Nggak ada yang tahu list keinginan saya yang superinci untuk 2022.
Berdasarkan keinginan rinci saya di 2021, Allah justru memudahkan banyak hal dengan cara yang masyaAllah, memikirkan saja saya tidak bisa. Mengangankan pun tidak terbertik di pikiran. Jadi, untuk 2022 saya belajar enteng saja mencantumkan list keinginan. Tersenyum happy seolah semua sudah dikasih aja.
Kalau keinginan kan kita nggak boleh ngotot. Terpenuhi alhamdulillah, belum terpenuhi ya tetap alhamdulillah. Kalau kebutuhan, nah itu anda harus berjuang agar survive. Karena kalau enggak, dampaknya akan ke mana-mana dalam keseharian kita.
Bermohon Tuhan yang Kuasa mengabulkan dengan caraNya yang ajaib. Karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Dan ya, tiba-tiba saya inget cerita kawan kemarin.
Ini suami istri sedang menempuh S-3 pada waktu itu (sekarang sudah lulus semua). Dua anaknya ya sudah besar, si bungsunya saja sudah SMA waktu itu. Lha kok, tidak ada angin tidak ada hujan, tahu-tahu sang istri hamil di usia yang menginjak 50 an tahun saat mereka baru selesai S-3.
Padahal dulu, sempat pingin sekali punya anak lagi perempuan. Biar rumah ada anak laki-laki dan perempuan. Tapi sampai anak bungsu SMA, tidak pernah ada tanda-tanda kehamilan lagi. Ya wes pasrah, nyatanya juga sudah punya dua anak laki-laki.
Lalu si calon anaknya itu bagaimana? Lahir bayi perempuan dengan selamat dan sekarang masih awal SD. Kalau diantar bapaknya, si anak ini selalu tidak mau dekat-dekat karena nanti dibilang cucunya 🙂 Betapa ajaibnya Tuhan kalau sudah berkehendak.
Kamu belum bikin list permohonan untuk 2022? Nggak ada kata terlambat kok. Bikin aja. Tulis aja apa yang kamu inginkan, lalu biarkan Tuhan mengaturnya dengan kerja Semesta yang selalu tidak bisa kita pikirkan.
#kinoysanstory #happylife #happywriter #produktif #semangat #keinginan #transferansatumilyar
Ari Kinoysan Wulandari