Hainan is Beautiful Island (3)

Hantu di Kamar Hotel

Tulisan di Atas Hotel

Saya tidak ingat jam berapa masuk hotel. Mungkin jam 11 an malam seperti sebelumnya. Hotel ini sangat besar dan kesannya klasik. Nama tidak tahu, papan namanya tulisan China. Masuk lobi hotel saya merasa orang-orang yang berkeliaran berasal dari zaman yang sangat jauh. Dapat kunci kamar saya baru sadar kalau sendirian. Tidak ada yang satu lantai dengan saya. Naik lift, saya merinding. Berasa kiri kanan ada banyak orang, padahal saya sendiri.

Budha di Lobi Hotel
Cek cek kamar, saya stres. Pintu balkon tidak ada kuncinya. Melongok ke bawah, hutan lebat dengan bendera-bendera China dan sedikit lampu. Tidak ada orang yang akan pecicilan ke lantai 12 dari balkon. Saya tutup dan amankan dengan meja kursi.
.
Lihat tempat tidur, lebih stres karena ada cermin besar yang berhadapan. Tahu sendiri kan, hantu sering muncul dari cermin 😆 Mau tuker kamar, tapi mengingat harus turun, cari TL, dan tunggu lagi, saya malas. Tidur sajalah, semalem doang.

Lukisan di Lobi Hotel

Mandi beberes, sholat, doa. Pas mau tidur, ampun gila; di atas kamar terjadi keributan seperti orang kerja siang hari. Bawa barang sana sini. Teriakan ribut sekali. Ini kamar memang bermasalah. Belum lagi, sepasang baju mandi di gantungan bergerak sana sini. Horor tenan. Saya turunkan, lipat, taruh di lemari.
.
Saya bilang, “Siapapun kamu jangan ganggu. Saya mau tidur dan tidak
ganggu kamu.” Tenang bentar, lalu suara ribet lagi. Beuh, bikin emosi 😁 Saya setel murotal Quran kenceng. Sana kamu dengerin orang ngaji, pikir saya.
.
Saya sudah nyaris tidur, yaelah itu murotal dimatiin 🤣 Ngajak becanda ini hantu. Saya setel lagi, tapi bolak balik dimatiin 😃 Sampe pagi saya tidak tidur. Hantunya belum menampakkan diri.

Penampakan Belakang Hotel


Mandi pagi, yaelah kantong peralatan mandi yang semalem saya pake nggak ada. Beuh, ambil sajalah kalau suka 😀. Saya tidak menghiraukan. Pas keluar kamar, ada putri China dandanan klasik melambaikan tangan. Saya mendekat, tapi ingat petugas hotel tidak begitu bajunya. Tempat itu terhubung dengan balkon. Bisa-bisa saya diajak terjun bebas. Saya balik arah menuju lift. Tidak ingat kakinya sentuh lantai atau tidak.

(Bersambung)

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *