Outline Naskah

Outline

 

1. Outline adalah kerangka, regangan, garis besar, guratan, sinopsis global, ringkasan seluruh cerita.

Outline merupakan rencana penulisan dengan membuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap; rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

2. Outline sangat penting sebagai pemandu langkah demi langkah dalam proses penulisan.

Outline yang bagus ibarat 80 persen materi siap. Tinggal mengetiknya sebagai bentuk naskah lengkap.

3. Outline masing-masing penulis sangat tergantung dari karakter dan kepribadian penulisnya.

Ada yang garis besar saja, ada yang rinci bab per bab, ada yang lebih detail sampai ke karakter dan adegan. Pilihlah yang paling mudah bagi anda.

4. Outline yang paling baik adalah outline yang membuat kita bisa fokus dan terus menulis sampai selesai.

Fokuslah pada outline yang sudah dibuat. Hindari menilai dan mengatakan outline anda tidak bagus. Harus pede bahkan dari sejak membuat outline.

5. Apakah boleh keluar dari outline yang sudah dibuat?

Tentu saja boleh. Tapi ingatlah, outline dibuat agar kita tidak keluar jalur. Jadi fokuslah pada yang sudah dioutlinekan agar tidak semakin bingung dan naskah segera selesai.

Jadi Penulis Produktif

http://andipublisher.com/produk-0214005068-jadi-penulis-produktif-gampang-koqjadi-p.html

6. Bagaimanakah mengatasi keinginan untuk mengubah cerita dari outline karena ada ide baru?

Berhentilah menulis. Tuliskan ide baru itu dalam kertas/file kerja lainnya. Lalu kembalilah menulis sesuai outline.

7. Saat membuat outline, sebenarnya kita sudah diajak “merancang” keseluruhan kinerja kita.

Outline itu dapat meliputi kinerja intrinsik (judul, premis, opening, isi/konflik, dialog, karakter, setting, suspense, ending, dll) atau keseluruhan isi naskah maupun kinerja ekstrinsik (segmentasi, berapa lama dikerjakan, kemasan produk, dll).

8. Bagaimana cara mudah membuat outline?

Pakai rumus 5W dan 1H, what: apa ceritanya?; why: mengapa cerita/peristiwa itu terjadi?; where: di mana cerita berlangsung?; when: kapan cerita berlangsung?; who: siapa yang menjadi tokoh ceritanya?; how: bagaimana jalan ceritanya?; jawaban itulah yang menjadi rangkaian
cerita dalam novel.

9. Bolehkah saya menulis tanpa menggunakan outline?

Boleh, asal anda bisa menjaga konsistensi cerita secara keseluruhan. Ingat, dengan outline anda tak perlu mengingat-ingat keseluruhan cerita (semisal 200 halaman di otak anda), cukup menuliskannya sebagai outline dan bisa melihatnya kapan saja. Dengan outline kita juga mudah mengetahui kekurangan dan kelebihan format cerita kita.

10. Kenapa saya sudah pakai outline tapi tetap macet di tengah penulisan? Jawabannya macam-macam; bisa bosan, malas, materi kurang, tidak menguasai materi, dll. Tinggalkan meja kerja. Cari tahu masalah anda, lalu selesaikan. Kalau bosan, refreshing. Kalau malas, cari motivasi kenapa menulis. Kalau materi kurang, tambah lagi dengan browsing, baca, cari narasumber. Kalau tidak menguasai materi, carilah ahli sebagai pendamping.

Tahukah anda, menulis menggunakan outline ini merupakan salah satu tips produktif yang paling penting. Dengan outline anda memetakan kinerja anda secara keseluruhan dari awal.

Happy Writing. Be a Good Writer

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *