Ending

Arah Cerita

Dengan cerita yang akan anda buat, tanyakan pada diri sendiri apa hasil pencapaian karakter anda? Apakah mereka, khususnya protagonis, mencapai tujuannya? Akankah mereka memecahkan masalahnya?

Jika jawabannya tidak, maka novel anda akan jadi “tragedi”. Dalam menulis, penulis bisa memiliki “perasaan” tersendiri, bahwa novelnya akan berakhir “sedih” atau “bahagia”. Novel yang “bahagia” pun bisa menjadi “sedih” kalau anda menulisnya di saat hati sedih.

Jadi ya, mood, kondisi emosi, fisik, mental, lingkungan, semuanya berpengaruh pada hasil tulisan. Itu kenapa saya lebih senang menulis dalam kondisi bahagia dan gembira, agar tulisan pun menjadi “sangat membahagiakan”. Bukan berarti tidak boleh menulis yang sedih lho. Tiap penulis punya orientasi masing-masing.

Sekurangnya ending bisa dilakukan dengan lima cara:
Happy ending: akhir bahagia.
Sad ending: akhir sedih.
Hangover: akhir menggantung, terserah persepsi pembaca.
Tragi-comedy: akhir sedih (gagal), tetapi menjadi kebaikan.
Comi-tragedy: akhir bahagia (sukses), tapi menjadi keburukan.

Nah, bagaimana pilihan ending cerita anda? Anda sendiri yang menentukan. Seringkali penulis menuliskan ending cerita lebih dulu, baru menggarap lain-lainnya. Tips fiksi ini penting untuk anda perhatikan agar ending anda bukanlah cerita yang gampang ditebak.

Happy Writing, be a Good Writer
Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *