CINTA DI ANTARA KAMI
.
Saya 7 bersaudara, 4 laki-laki 3 perempuan.
2 saudara laki-laki saya telah berpulang. Jadi sekarang kami 5 bersaudara; ditambah dengan 4 ipar, jadilah kami 9 orang. Nanti bersepuluh kalau saya menikah.
.
Saya dan saudara kandung, seperti lazimnya bersaudara tak selamanya mulus akur-akur. Ada masanya juga ribet riwil gesekan tidak sehaluan. Tapi tetep juga namanya saudara, akhirnya akur lagi
.
Apalagi setelah kami mulai berjauhan, rasanya wes jarang benturan. Lha ketemu aja sesekali. Saya dan 1 saudara di Jogja. 1 lagi di Jakarta. 1 yang lain di Balikpapan. 1 lainnya di Tulungagung/Surabaya. Ketemu jarang mosok mau ribut
.
Sungguh saya berterimakasih pada Bapak Ibu yang telah membesarkan dan mendidik kami sebaik-baiknya. Jatuh bangun perjuangan kami untuk bisa sekolah sampai sarjana, saat Bapak sudah berpulang 16 tahun yang lalu dan Ibu hanya IRT yang tidak bekerja; menjadikan kami bersaudara berasa satu sepenanggungan. Berpegangan tangan kuat saling membantu, demi semua bisa lulus sarjana. Karena kalau sarjana –sekurangnya kami bisa bekerja di ranah kerja formal dengan lebih baik, lebih terjamin secara ekonomi.
.
Dan waktu berlalu, mungkin di antara kami bersaudara sekarang –sayalah yang paling tidak kuat atau tidak jelas ekonominya Freelance writer memang tidak pernah pasti rezekinya. Kadang kecil, sering tidak ada, sering besar pula. Alhamdulillah
.
Dan itu terasa waktu pemerintah merilis pengumuman pandemi Maret 2020 yang bikin saya sempat “menahan nafas” bersaat-saat. Lha piye, toko buku tutup, semua jadwal kerja saya direschedule tanpa batas waktu. Artinya, penghasilan saya berasa tutup tanpa batas waktu.
.
Karena pandemi tidak mungkin 2 minggu, paling cepat 2 tahun. Bisa pulih total 5-7 tahun. Itu yang saya baca dari buku-buku sejarah. Dan betul sampai sekarang pun kita masih pandemi setelah hampir 3 tahun berjalan.
.
Saat itu saya wes berpikir, cukup enggak tabungan untuk hidup 2 tahun dengan anak-anak (asuh)? Cukup. Ya wes, saya tidak terlalu pikiran. Bekerja dengan penyesuaian pandemi, merampungkan yang bisa dibereskan dari rumah. Pendapatan? Yo tetap ada, lewat jalur- jalur yang justru tidak terpikirkan.
.
Bukan bus mudik lebaran.
Tapi saudara-saudara saya yang bekerja menetap gajian itu wes mengkhawatirkan saya. Karena mereka tahu, saya tidak akan berkeluhkesah. Mensyukuri saja yang ada dan berusaha sebisanya. Alhamdulillah, saya dan anak-anak (asuh) baik-baik saja. Saya tetap bekerja. Punya penghasilan. Tidak berhutang dan tidak menggunakan tabungan.
.
Semenjak pandemi, perhatian dan cinta saudara-saudara saya itu, terasa membesarkan hati. Banyak yang di luar dugaan. Adik saya tetiba berpesan mengirim token pulsa listrik dan membayari bpjs saya. Ipar saya tetiba mengirim uang tanpa saya minta, katanya untuk tambahan belanja. Adik dan ipar yang di Jogja bahkan mengirim beras dll sembako, khawatir kalau saya nggak makan —astaga Adik yang jauh di Balikpapan memesankan ini itu dikirim ke rumah, yang sempat mau saya tolak —karena nggak merasa pesan Adik yang di Jakarta berulang datang, untuk memastikan bahwa saya baik-baik saja
.
Saya pun sejak lama terbiasa mengirimkan ini itu kepada mereka. Pokok saya merasa dapat rezeki, ya saya berbagi juga dengan mereka. Mereka pun begitu ke saya. Tapi pandemi dengan situasi ekonomi tak terduga/tak menentu, semua terasa berbeda. Ternyata kami memang begitu sayang dan peduli satu sama lain
.
Itu semua jadi terasa menghangatkan hati. Mengikatkan bahwa kami bersaudara, meski berjauhan tinggal Saya bersyukur punya saudara dan ipar-ipar yang baik-baik Alhamdulillah.
.
Jadi ya begitu cinta di antara kami semua. Jarang kami berbilang urusan sayang, tapi semua terbentuk tindakan riil untuk saling peduli dan saling menguatkan. Karena sungguh ikatan yang tidak terputus ruang waktu adalah ikatan darah.
.
Jadi baik-baiklah pada saudaramu. Mereka bisa jadi benteng paling tangguh dalam beragam situasi tak terduga.
*Pict ini bukan bus untuk mudik lebaran
Yang sedang bagi bagi THR, ojo lali kirim ke saya juga yes Kalau ndak tahu norek nya, japri aja… nanti saya kirimi… hehehe…
Happy Ramadhan, Happy Lebaran
.
Please follow and like us: