Biografi Rektor UNS (10)

Kesan Pribadi

Setelah pekerjaan menulis biografi ini selesai, saya sempat bertemu dengan Prof Jamal dan istri (Bu Budhie) di Jogja. Kami mengobrol dengan guyonan cukup lama. Menceritakan kisah ini itu yang terjadi semenjak tugas menulis saya selesai.

Boleh saya katakan ini salah satu penulisan yang saya tidak merasa bekerja, tahu-tahu rampung. Banyak wawancara saya dengan narsum yang isinya cerita lucu-lucu semasa mengenal Prof Jamal. Tentu tetap ada materi yang harus saya sampaikan.

Bu Budhie sangat senang dengan biografi suaminya ini. Beliau mengatakan, “Waktu Mbak Ari datang ke rumah, saya nggak merasa diwawancarai. Saya nggak melihat Mbak Ari merekam, mencatat. Tapi lho, yang saya alami dengan Bapak —suaminya, Prof Jamal; semuanya ada di buku. Enak lagi dibaca.”

Prof Jamal dan istri saat di Raja Ampat, Papua.

Tentu saja, saya tersenyum. Ya kali, saya wes bolak-balik nulis buku tidak merekam pembicaraan penting begitu. Saya pun sudah terbiasa wawancara dalam suasana ngobrol sehari-hari. Informan atau narsum akan lebih enteng bercerita, kalau kita pun santai dan tidak mendesaknya. Tapi tetap fokus, terarah, urgent materinya apa.

Dan rekaman —selain sudah terintegrasi dengan HP, tentu saja saya bersyukur Tuhan memberi saya ingatan yang baik. Jadi, begitu sampai di rumah dan beberes, maka tugas saya mencatat lagi point-point yang telah kami bicarakan. Wes, ndak bakalan ilang kalau begitu. Ada catatan ada rekaman. Ini hanya model kerja saja ya. Tiap penulis beda gaya menyimpan data dan merekamnya.

Saya pun bertanya pada Prof Jamal, mengapa percaya saja dengan saya. Beliau tidak kenal, tidak tahu saya dan ada banyak penulis lain yang mungkin lebih dekat. Saya juga meminta maaf karena tidak membuatkan kontrak penulisan. Beliau tersenyum saja. Tidak menjawab pertanyaan saya secara literal. Karena saya mendengar sebelumnya dari Pak Soni dan Mas Denny, ada banyak nama penulis disodorkan, tetapi kok ya diabaikan saja.

Lah pas dikirimkan biodata saya, beliau langsung bilang. Ini saja sepertinya cocok. Lalu itulah Mas Denny menelpon-nelpon dan saya cuekin. Termasuk Pak Soni, di awal-awal teleponnya yo saya abaikan. Pokoknya siapapun yang menelpon dan belum terecord, pasti nggak saya angkat. Silakan WA dulu, jadi saya tahu siapa yang berbicara. ๐Ÿ™‚

Sementara sang istri menimpali, bahwa pekerjaan saya dengan suaminya itu seperti saat mereka berdua membangun rumah di Solo. Tanahnya sudah ada. Sudah dirancangkan desainnya. Mereka berdua punya uang terbatas, dan sudah mengatakan kepada kontraktor membangun sampai sini saja. Seadanya uang. Lalu semua berjalan. Tidak ada kontrak. Tidak ada catatan janji. Tapi menurut sang kontraktor, dia dan suami klien yang paling tertib setor uang. Sampai rumah akhirnya jadi. Tidak ada kontrak apapun, selain komunikasi lisan yang baik.

Kesan saya terhadap suami istri ini, baik dan tidak mau membiarkan tamu pergi tanpa membawa oleh-oleh. Jumpa pertama saya dengan Prof Jamal, beliau menghadiahi saya kain batik tulis. Jumpa kedua saya dengan keluarga Prof Jamal, sang istri menjamu dan menghadiahi saya seperangkat batik tulis komplitย  (atasan bawahan selendang) dari brand batik tulis paling kondang mahalnya ๐Ÿ™‚

Saat jumpa di kampus dengan Prof Jamal, beliau tidak membiarkan tangan saya kosong; ada banyak oleh-oleh berbau civitas akademika UNS yang harus saya tenteng pulang. Pun di jumpa berikutnya dengan sang istri, beliau menghadiahi saya beberapa connector masker untuk kerudung yang diciptakan sendiri. Wes, mereka bener-bener tidak mau orang datang itu pulang menganggur.

 

Sederhana adalah prinsip hidup mereka berdua.

Saya bertanya pula, kenapa beliau berkenan saja mencantumkan foto-foto yang mungkin bagi pihak lain dianggap kurang bagus; silakan lihat di biografinya. Ada foto keseharian beliau yang sangat sederhana. Menurut beliau, ya itulah dirinya. Dengan segala kekurangan dan kelebihan. Beliau juga melibatkan seluruh orang kecil dalam kehidupannya; mulai OB, driver, penjaga binatang piaraan, dll orang yang mungkin bagi pihak lain tidak akan mungkin muncul dalam biografinya.

Apapun itu, alhamdulillah. Saya berdoa buku ini bisa memberi inspirasi bagi banyak orang. Terutama mereka yang berada di dunia pendidikan. Untuk terus berbagi maju untuk negeri dan mendidik anak bangsa sebaik-baiknya.

Bagi yang memerlukan bukunya, bisa wa.me/+6281380001149. Bukunya cukup tebal ada 466 hlm dan penuh foto-foto berwarna yang mungkin tidak anda temukan di ruang-ruang publik berkaitan dengan Prof Jamal Wiwoho. Plus dengan pengantar orang penting di negeri +62 dengan sederet testimoni yang menarik untuk dibaca.

Maturnuwun telah menyimak kisah di balik buku biografi Rektor UNS yang unik dan inovatif ini. Selamat berkarya. Selamat menyongsong tahun baru dengan karya-karya baru yang inspiratif.

Selesai alias tamat ๐Ÿ™‚

#dibalikbuku #biografirektoruns #arikinoysanwulandari #ariwulandari #happywriter #happylife #tahunbaru #bukubaru

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *