Biografi Rektor UNS (7)

Proses Penulisan dan Revisi Naskah

Setelah semua pemerolehan data dll kelengkapan wes komplet, tibalah saatnya saya fokus beneran menulis. Membaca ulang draft yang sudah saya tuliskan sepanjang proses pengumpulan data, dan meneruskan yang belum ditulis.

Alhamdulillah, selama proses penulisan ini; baik Prof Jamal, Pak Soni, Mas Denny, dkk tim kerja dari UNS bener-bener membiarkan saya sunyi bekerja mandiri. Menyelesaikan tulisan sesuai dengan jadwal tanpa gangguan dan keribetan apapun. Sesekali saja Pak Soni mengirimkan tambahan testimoni dari relasi Prof Jamal. Termasuk saya sering mengingatkan soal foto-foto yang mau digunakan.

Tapi beneran ini kerja sunyi saya, bahkan selama proses dari awal sampai buku rilis pun, saya nyaris tidak ada suara atau posting apapun di sosmed tentang penulisannya. Bukan apa-apa, hanya karena kosentrasi dan tidak ingin ditanyain ini itu untuk pekerjaan yang belum selesai. Saya termasuk orang yang tidak bicara sebelum semua jelas jadinya. Dan buku ini di antara banyak buku yang selalu begitu. Alhamdulillah.

Prof Jamal beserta istri dan ketiga putrinya saat pengukuhan guru besar.

Setelah berulang saya melakukan editing dan koreksi bersama kawan-kawan, akhirnya naskah lengkapnya selesai. Rampung wes sekitaran 350 hlm. Pak Soni waktu menerima langsung bertanya, “Bu Ari itu nanti jadi halamannya berapa ya?” Saya kalem menjawab, dengan foto-foto dan pengantar berikut testimoni ya sekitar 450 hlm, Pak.” Beliau mungkin sudah menghitung ntar biaya produksinya berapa.

Ternyata pas saya menyerahkan naskah lengkap itu, rupanya UNS sedang punya gawe menerima RI-1 dalam kegiatan Majelis Rektor PTN di Indonesia. Jadi baik Prof Jamal maupun Pak Soni, bener-bener tidak menyentuh naskah itu sampai selama sebulan. Syukur alhamdulillah, itu saya istirahat beneran. Tidak membuka file kerja tersebut, kecuali pekerjaan lain yang kecil-kecil.

Baru setelah hampir sebulan, Prof Jamal menelpon untuk meminta maaf karena belum sempat koreksi karena kesibukan. Masyaallah ini beliau kok rendah hati sekali. Lha saya santai bae. Hanya memang mengingatkan jadwal dan deadline. Begitulah, beliau memberitahu saya beberapa point yang harus dibuang dan diganti. Lalu bertanya pada saya, model revisinya seperti apa. Apakah beliau ke Pak Soni, lalu Pak Soni menyampaikan ke saya atau bagaimana. Saya mengatakan zoom saja bertiga biar tidak mengulang. Beliau mengatakan akan konfirmasi jadwal dengan Pak Soni.

Dan begitulah, kami membedah naskah dari awal sampai akhir tiga hari berturut-turut, selama 12 jam. Hari pertama dan kedua lebih kurang 3 jam-an, hari ketiga nonstop 6 jam. Detail perubahannya, tetapi bukan struktur dan koreksi data-data, nama, tempat, waktu, dll yang krusial. Termasuk penambahan bab baru untuk menggantikan bab yang didelete. Total revisi mungkin hanya 5% saja. Bener-bener wes jadi buku itu lho. Kurang memasukkan foto-foto, menyematkan pengantar, berikut testimoni dan selesai sudah.

Prof Jamal dan rombongan saat bertugas di Italia.

Proses yang lama, adalah foto-foto. Karena ternyata banyak yang masih versi WA sehingga ambyar alias pecah untuk format cetak. Terpaksa Pak Soni dkk tim ilustrasi mencari lagi versi aslinya. Dan ini agak lama. Selain itu ada beberapa kegiatan terbaru yang perlu dimasukkan dalam naskah. Nah ini, tantangannya.

Saya siy selow-selow bae. Biasa kerja marathon. Cuman kawan-kawan di bagian percetakan, wes mulai galau. Dan Prof Jamal mengatakan agak biasa itu, maksudnya masih ada waktu. Pak Soni bilang, saya manut penulisnya. Artinya semua tergantung saya. Lha saya akhirnya memutuskan untuk memfixkan naskah, sebelum ditempeli foto-foto yang mau digunakan; yang saat itu sebagian sudah fix, sebagian masih harus dicari versi asli atau yang resolusinya besar.

Yo wes, saya pun bekerja semaksimal dan taraaa…. beres sudah jam 01 dini hari, eeh jam 03 an sudah direspon oleh Pak Soni dan Prof Jamal. Lalu lanjutannya saya berhenti. Karena menunggu proses pracetak dll. Sebenarnya wes rampung tugas saya, tapi saya belum tenang kalau buku belum jadi. 🙂

#dibalikbuku #biografirektoruns #arikinoysanwulandari #ariwulandari #happywriter #happylife #revisi #penulisankreatif

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *