Pasar Tradisional
Ke China kok ke pasar tradisional? Iya, versi saya perlulah. Mosok jauh-
jauh nggak lihat “the real” kehidupan ekonomi masyarakat. Eh, tapi yang seperti ini harus keluyuran sendiri 😆. Biasanya hal sepele begitu, tidak ada dalam program tour. Termasuk kalau anda pingin pergi ke tempat-tempat tertentu atau melacak jejak si putri China yang suka berkeliaran 🤣
Pasar ini pasar sehari-hari, buka tiap malam. Isinya ya macam-macam, seperti kebutuhan sehari-hari. Ada daging bebek, sembilan bahan pokok, buah-buahan, sosis babi, hasil laut, beragam teh obat, dan hasil pertanian.
.
Semua ada di satu areal yang cukup luas. Beuh, tapi panasnya luar biasa. Malam hari berasa siang bolong. Mungkin saking banyak orang dan aktivitas benar benar seperti siang hari. Semua serba cepat-cepat.
Harga beragam. Dan layaknya pasar, ada yang harga pas, ada yang boleh tawar tawar. Nawar berapapun boleh, dan tidak marah mereka. Tapi kalau harga tidak cocok, tidak kasih 😃
Di satu sisi ada lapak memanjang penuh orang yang sibuk makan.
Serasa pesta makan dan rame sekali. No halal food 😂 Kecuali
anda memesan bebek atau hasil laut dimasak terpisah. Ikan hiu pun boleh dipesan di sini. Saya bersyukur kerudungan, mereka langsung bisa mengidentifikasi sebagai muslim. Saya tidak perlu beribet bertanya soal masakan 🤗
Cukup lama saya di sini, sebelum memutuskan membeli beragam teh yang berkhasiat obat. Ini jelas aman. Mengeringkan teh kan tidak perlu babi. Sesuatu yang njelimet bicara teh di China, karena jenisnya sangat banyak dan fungsinya pun berbeda-beda.
(Bersambung)
Ari Kinoysan Wulandari