Pilih Ngutang atau Nabung?

Pasir Timbul. Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Sekarang ini beragam utang begitu mudah, sangat gampang. Dari KPR, KKB, kredit haji, kredit umroh, kredit pendidikan, kredit usaha, kredit UMKM, penggunaan kartu kredit, paylater, pinjol, kredit koperasi, kredit BPR, kredit pegadaian, KTA, cicilan, angsuran, dll macem-macem istilah dan jenisnya.

Saking gampangnya, saya pun sering banget dapat tawaran utangan ini itu, dan tentu saja berbunga. Kadang saya bercanda, kenapa nggak nawarin ambil duit gratis aja siy; pasti saya langsung terbang ke TKP (bergerak cepat). Tapi hingga saat ini kok ya nggak ada tuh duit gratisan… hahaha…

Saya nggak alergi utang. Saya pun punya utang (pada tabungan sendiri) yang harus saya ganti kalau ingin hidup saya tetap aman, stabil dalam beragam situasi keuangan nggak menentu.

Riwayat panjang saya jadi generasi sandwich, membereskan utang orang tua; ketambahan biaya pendidikan saudara-saudara, dan tentu saja biaya hidup kami semua yang juga nggak ringan; membuat saya hati-hati dengan urusan uang.

Saya jadi terbiasa mengatur duit secermat mungkin. Hidup sederhana sesuai dengan kemampuan dan nggak kebanyakan gaya. Ingat makin besar gayamu, makin berat beban keuanganmu.

Nah, yuk kita ulik pilihan ngatur uang; apakah kita lebih baik ngutang atau nabung. Kedua pilihan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Saya menshare ini sebatas pengalaman saja. Kalau sampeyan tidak cocok, ya tidak harus memaksakan diri. Setiap orang atau keluarga punya aturan manajemen duit yang berbeda-beda.

Ngutang itu intinya meminjam sejumlah uang dari pihak lain, baik itu bank, lembaga keuangan, atau bahkan teman dan keluarga, dengan janji untuk mengembalikan di masa mendatang. Umumnya ngutang di lembaga pasti disertai dengan bunga atau biaya tambahan sebagai kompensasi atas penggunaan uang tersebut.

Nabung itu prinsipnya menyisihkan sebagian pendapatan untuk disimpan dan digunakan di masa depan. Menabung biasanya dilakukan di rekening bank, celengan, atau dalam bentuk investasi seperti deposito dan reksa dana.

Ngutang memungkinkan sampeyan mendapatkan dana dalam jumlah besar dalam waktu cepat, yang dapat digunakan untuk keperluan mendesak seperti biaya medis atau membeli rumah.

Kredit juga memungkinkan pembelian besar seperti rumah dan kendaraan yang sulit dilakukan hanya dengan menabung.

Jika utang dikelola dengan baik, hal ini dapat meningkatkan skor kredit sampeyan, yang berguna untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah di masa depan.

Utang biasanya disertai dengan bunga yang menjadi beban tambahan. Terlalu banyak utang dapat menyebabkan kesulitan keuangan dan mengarah pada kebangkrutan. Memiliki utang juga dapat menimbulkan stres karena tanggung jawab untuk membayar kembali dalam jangka waktu tertentu.

Sementara menabung dapat memberikan keamanan finansial, karena sampeyan memiliki dana cadangan untuk keperluan mendesak. Nggak seperti utang, menabung tidak melibatkan bunga atau biaya tambahan. Dengan menabung, sampeyan memiliki kendali penuh atas uang tanpa kewajiban kepada pihak lain.

Menabung memerlukan waktu yang lama untuk mengumpulkan dana dalam jumlah besar. Seringkali, untuk menunggu dana terkumpul itu, sampeyan bisa kehilangan peluang membeli rumah dengan harga yang lebih murah. Uang yang disimpan di tabungan juga bisa tergerus oleh inflasi, sehingga nilainya berkurang dari waktu ke waktu.

Dalam situasi darurat seperti kecelakaan atau kebutuhan medis, ngutang bisa jadi solusi. Untuk investasi besar seperti beli rumah atau memulai bisnis, ngutang sering kali menjadi pilihan yang lebih realistis. Jika sampeyan ingin membangun skor kredit, mengambil utang dan membayarnya tepat waktu bisa menjadi strategi yang efektif.

Untuk tujuan jangka panjang seperti pendidikan anak atau pensiun, menabung adalah pilihan yang lebih aman dan terencana. Untuk pembelian seperti gadget atau liburan, menabung memungkinkan sampeyan untuk membeli tanpa membayar bunga tambahan.

Nabung sangat penting untuk mempersiapkan dana darurat yang bisa digunakan kapan saja. Pertimbangkan apakah kebutuhan sampeyan bersifat mendesak atau bisa ditunda. Lihat seberapa besar kemampuan sampeyan untuk membayar utang atau menyisihkan uang untuk ditabung.

Jika sampeyan memutuskan untuk ngutang, perhitungkan bunga dan biaya lainnya agar tidak membebani keuangan di masa depan.
Baik ngutang maupun nabung memerlukan perencanaan anggaran yang baik untuk memastikan bahwa sampeyan nggak mengorbankan kebutuhan lain.

Dalam beberapa situasi, kombinasi antara ngutang dan nabung bisa menjadi solusi terbaik. Misalnya, sampeyan bisa menggunakan sebagian dana dari tabungan dan sisanya dengan utang untuk mencapai tujuan tertentu, seperti membeli rumah. Jadi, sampeyan dapat mengurangi jumlah utang yang diambil dan tetap memiliki dana cadangan.

Memilih antara ngutang atau nabung adalah keputusan yang harus disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan keuangan pribadi. Ngutang bisa menjadi solusi cepat untuk kebutuhan mendesak atau investasi besar, tetapi menabung memberikan keamanan finansial dan kebebasan dari beban bunga.

Penting banget untuk mengevaluasi kemampuan finansial dan tujuan sampeyan sebelum mengambil keputusan. Dengan perencanaan yang baik, baik ngutang maupun nabung dapat digunakan sebagai strategi yang efektif untuk mengelola keuangan pribadi.

Sebagai contoh; adik saya di Jogja memilih nabung dulu, alih-alih KPR untuk urusan rumahnya. Dia dan istrinya ngontrak rumah 8 tahun sambil nabung untuk beli tanah. Sudah ada tanah, nabung lagi untuk bangun pondasi, dst. Lebih kurang 5 tahunlah rumahnya jadi dan bisa ditempati.

Sementara adik saya yang di Tulungagung, memutuskan KPR saat dirasa cicilan ringan dan nggak mumet ngurusin bangun rumah. Uang mukanya diperbesar, sehingga cicilan ringan dan rumah pun bisa langsung ditempati, nggak perlu mikir bayar kontrakan.

Kalau saya? Cenderung memilih nabung dulu untuk beli apapun, termasuk untuk hal-hal besar, seperti rumah, mobil, sekolah tinggi, piknik jauh, umroh, haji, dll. Wegah mumet ribet. Ya memang lama tenan ini dengan penghasilan nggak menentu.

Cuman saya tahu diri, kalau sudah niat untuk beli sesuatu, ya fokus. Duit nggak boleh diutak-atik dengan alasan apapun. Kudu usaha terus cari kerja tambahan agar sejumlah duitnya segera terpenuhi.

Itu memang nggak mudah. Kalau nggak niat kukuh hati, wes amblas ke mana-mana duitnya. Apalagi dengan karakter saya yang impulsif di beberapa hal. Misalnya piknik, buku, film, kain-kain bagus, pernak pernik lucu, makan-makan enak, dll.

Sekarang ini, orang cenderung ngutang ya karena mudahnya akses utang. Ngapain nabung nunggu duit 20 juta untuk satu gadget terbaru, misalnya. Sementara dengan 1 juta aja, kita wes bisa menenteng pulang, pamer, narsis dengan gadget baru, senang dibilang paling update gadget; meskipun dengan sistem cicilan 12 bulan? Tentu saja, totalnya nggak lagi 19 juta (karena wes dibayar 1 juta), tapi berlipatan dengan bunganya.

Kalau saya mringis saja, nggak penting banget ya nggak usah beli. Atau cari merek yang sesuai budget dan kemampuan, tuku cash. Bayar, bawa pulang barangnya, nggak pikiran. Tapi jelas nggak bisa buat gaya-gayaan atau narsis di sosmed, hehe…

Mengelola keuangan pada dasarnya keterampilan yang membutuhkan disiplin dan pengetahuan. Baik ngutang maupun nabung memiliki tempat masing-masing dalam rencana keuangan yang sehat.

Dengan pertimbangan yang matang, sampeyan bisa memilih cara yang paling sesuai untuk mencapai tujuan finansial. Nggak perlu mengorbankan stabilitas keuangan jangka panjang.

Kalau memang harus ngutang, ya gpp, yang penting sesuai kebutuhan dan ada kemampuan untuk bayarnya. Kalau mo nabung, ya pastikan konsisten dan komitmen nya. Karena duit tabungan itu biasanya cair, kalau kita nggak tekad hati, gampang terpakai untuk hal-hal yang bukan tujuan awalnya.

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *