Lava Bantal: Bantal-bantal Lava

Salah satu sisi Lava Bantal. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Kami nggak berencana ke Lava Bantal, tapi karena jalan pulang melewati tempat ini dan adik saya belum pernah ke sini; mampirlah sejenak. Ini hanya kisaran 10 km saja dari rumah saya. Cedhak banget. Biasanya saya ke sini kalau bersepeda. Biarpun 10 km saja, PP kalau naik sepeda pancal yo lumayan kakinya 😀
.
Lava Bantal ini termasuk artefak geologi yang konon umurnya wes 56 juta tahun. Terbentuk dari lava pijar yang bersentuhan air (bisa laut, danau, sungai) dengan tidak sempurna, lalu terbentuklah lava dingin, membeku, dan membatu. Karena bentuknya di sini mirip tumpukan bantal, disebutlah Lava Bantal.
.
Tempat ini strategis di pinggir jalan. Sarpras wisata wes komplit. Areal parkir luas. Warung jualan makan minum banyak. Ada joglo tempat untuk duduk-duduk atau sarasehan. Kalau akhir pekan, para pesepeda sering ngumpul di sini. Istirahat, makan makan, eksplorasi, foto-foto, dll. Banyak juga wisatawan lokal yang datang.
.
Tiket masuknya ada atau enggak, saya lupa. Pas kami datang siy, nggak ada petugasnya. Kayaknya nggak ada tiket masuk deh. Tapi kalau parkir sepeda 1rb, motor 2rb, mobil 5rb, bus 10rb. Harga makan minum ya biasa, sesuai harga di kampung malahan. Wes pokmen murah meriah. Siapkan fisik dan kakimu kalau mau eksplor sampai jauh di areal ini ya. 😀

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *