Salah satu sisi di dalam Gua Jepang di Jogotirto, Berbah, Sleman. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.
Pas adik saya menyebut mau ke Gua Jepang, saya langsung bilang jauh; karena saya sudah pernah ke Gua Jepang di Kaliurang; yang jalan setapak menuju guanya menanjak dan sempit, kirinya jurang😁😅 Haish, pokmen bukan jenis wisata ramah kaki dan energi 😅😂
.
Dia bilang dekat Candi Abang, satu areal (cek catatan saya sebelumnya di FB). Jadilah begitu. Dari Candi Abang kami melipir ke Gua Jepang Jogotirto. Kalau ke sini, mobil parkir di warung bawah Candi Abang. Mobil kecil pun terlalu riskan untuk lewat jalan ini. Motoran bisa. Saya kurang tahu, kalau hari ramai pengunjung apakah tersedia ojek ke tkp atau tidak. Beneran sepi daerah ini. Jadi kalau kamu bawa mobil, dan nggak ada ojek yaa siap-siap kaki rada gempor; sekira 3 km pp ke gua dari tempat parkir. 😄😁 Nggak ada petugas, nggak ada tiket masuk.
.
Berarti di Jogja ada 4 Gua Jepang; Kaliurang, Berbah (ada 2 gua), dan Pundong. Silakan cek-cek datang ya 😀 Seperti Gua Jepang lainnya di Indonesia, gua ini juga terdiri dari 4 lorong (pintu); biasanya 3 atau 4 lorong. Sementara kedalaman atau panjang lorongnya berbeda-beda. Kalau yang di Jogotirto ini pendek saja lorongnya. Mungkin luasan areal muat untuk pasukan 1 kompi. Di dalam juga gelap, namanya saja gua. Jadi pastikan kalau masuk, kamu nggak ada phobia tempat gelap.
.
Kalau sampeyan sudah menengok gua-gua Jepang di Lhokseumawe, Bukittinggi, Tomohon, Ambon, Biak, dll kota besar di Indonesia; akan tahu efektifnya Jepang menguasai Indonesia dalam kurun 1941-1944 saja. Dalam waktu singkat mereka bisa membuat salah satu kelengkapan militer yang praktis fungsional di hampir seluruh Indonesia. Kerja rodi tentu saja. Sing nyambut gawe ya bangsa kita.
.
Jumlah Gua Jepang ada berapa? Ada banyak di seluruh Indonesia. Coba saja tengok, di kotamu ada atau enggak. Kalau kotamu termasuk kota kunci, kota besar, atau kota pusat di masalalu, biasanya ada Gua Jepang.
.
Selain yang di sini, ada juga Gua Jepang lain yang lebih kecil. Sebutannya Gua Sentanareja. Bukan riil bangunan Jepang, tapi saya catat nanti saja di cerita berikutnya. Waktunya nyambutgawe dulu 😀
.
Ari Kinoysan Wulandari