Ada Yang Rindu Tempat Ini?

SGPC legend di Jogja. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Saya surprise pas ditanya kang parkirnya, “Mbak, sudah lulus tahun berapa?”
.
Eh, wajah saya familiar ya; pikir saya. Atau mungkin suara saya yang khas banget, alto besar, sehingga orang mudah ingat kekhasan saya. Padahal saya wes gak inget orang ini. “Tahun 2016, Pak.”
.
“Oh, belum sepuluh tahun, masih baru. Monggo, selamat bernostalgia, Mbak.”
.
Hayaaah, kang parkirnya nggak tahu kalau saya tinggal di Jogja. Tahun 2016 itu tahun saya lulus S-3 UGM dan kayaknya terakhir mampir ke warung yang makanannya bukan favorit saya. Saya nggak suka makan sayur; termasuk pecel. Biasanya ke sini, mengantar kawan. Pun hari ini, ngeterke adik kesayangan saya yang doyan banget makan pecel.
.
Oh ya, di sini juga masih sama model bayarnya dari dulu kala. Pesan, diambilkan, makan minum dulu, baru bayar. Nggak dicatat lho. Pas saya tanya, ntar kalau saya lupa, kabur, bagaimana?”
.
“Kalau lupa besok pasti ke sini lagi, bayar dobel,” kata mase kasir sambil tersenyum.
.
Adik saya sampai memastikan itu. Karena di Jakarta kayaknya saya nggak nemu model beginian. Pesan, bayar, baru dilayani makan minum. Itu kebanyakan. Jogja memang beda. Jogja memang istimewa. Pun meski bukan asli Jogja, saya tetap merasa Jogja rumah saya.
.
Monggo yang kangen pecel istimewa ini, cuuus go to Jogja, yes…. ojo lali mampir jumpa saya 😍

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *