Berjuang Mengatakan Tidak

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Sekarang ini kan komunikasi mudah banget.
Apa salahnya ngasih info jauh hari kalau mau datang? Apalagi kalau perjalanan jauh lintas negara.

Saya tentu senang kalau bertemu orang-orang dekat. Tapi mendadak datang, terus minta ditemui, ditemani; bukan hal yang bijak lagi. Wah, yang punya jadwal itu nggak cuma sampeyan, tapi juga saya 😂😅
.
Jadi jangan salahkan kalau kejutanmu malah jadi terkejut 😁 Maafkan, karena saya nggak bisa seenaknya mengganti jadwal; apalagi sudah diatur jauh hari, melibatkan banyak pihak, dan urgent untuk kehidupan saya jangka panjang.
.
“Menolak” dan mengatakan “tidak” adalah pembelajaran yang berat bagi saya. Terlebih ketika saya terbiasa mengatakan “ya” untuk semua permintaan dan tolong.
.
Seiring waktu, saya sadar kalau itu tidak baik dan merepotkan diri sendiri. Jadi saya harus berjuang mengatakan “tidak” untuk banyak hal yang mengganggu. Termasuk kepada orang orang dekat. Bahkan ada yang menganggap saya bukan kawan lagi; karena saya pernah menolaknya datang ke rumah.

Lha dia dari luar propinsi WA mau ke rumah saya dadakan. Dan saat itu, jam 21 an saya baru masuk ke rumah setelah sejak jam 3 pagi sudah ke lapangan. Ya ampun, jelas capeknya; daripada diajak ngobrol geje, pastilah saya memilih tidur.

Saya pun memberi alternatif hari lain, karena toh dia beberapa hari di Jogja. Tapi sampai sekarang tidak pernah WA lagi. 😁 Ya sudah, saya tidak mungkin menyenangkan semua orang, menuruti keinginannya.

Kalau mau datang jumpa, ya monggo aja. Tolonglah bekabar jeda waktu, agar bisa sinkron jumpa. Hidup sudah saya pikir simple aja, biar enteng menjalaninya ❤ Karena hidup saya, ada konsekuensi yang pasti tidak sama dengan hidupmu 😀

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *