Motivasi adalah sesuatu yang membuat orang rela melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, tidak kenal waktu, menghabiskan banyak energi demi totalitas; bahkan meskipun tidak ada reward ataupun bayarannya.
Menulis adalah menuliskan sesuatu dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan aturan-aturan yang diikutinya.
MOTIVASI MENULIS adalah sesuatu yang membuat orang rela menulis sebaik-baiknya dengan totalitas bahkan bila tidak ada reward ataupun bayarannya.
Motivasi menulis tidak harus sesuatu yang besar. Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam menulis.
Bisa jadi uang, popularitas, sharing, menyampaikan fakta dan kebenaran, menyajikan pemikiran dan pendapat, memblow-up pemikiran massa, dan lain-lain.
Motivasi menulis harus dirumuskan dengan jelas agar kita tahu, kenapa sebenarnya kita menulis. Motivasi bisa dirumuskan sederhana seperti ini:
“Saya mau menulis cerpen karena saya yakin bisa menulis cerpen yang lebih bagus daripada cerpen yang ada di media remaja.”
Ini adalah motivasi saya menulis cerpen ketika saya masih belia; kalau urusan pede, saya cenderung ndableg, selalu pede. Bahkan ketika saya tidak tahu apa-apa soal menulis.
Mungkin ini karena pola didikan orang tua saya yang mengatakan pada anak-anaknya —bahwa kami selalu bisa melakukan apapun yang kami inginkan kalau mau berusaha.
Tak pelak 121 kali cerpen saya ditolak media, lebih dari 2 tahun saya hanya menulis dan menulis dan ditolak dan ditolak. Tapi yang saya pikir hanya saya bisa menulis cerpen lebih bagus daripada cerpen yang ada di media remaja. Hanya itu.
Setelah 2.5 tahun, saat cerpen saya pertama kali dimuat media di Kawanku “Makna Sesungguhnya” itu seperti membayar motivasi saya yang seolah sudah berabad-abad melekat di hati. Honornya waktu itu 80ribu saja, tapi itu besar sekali bagi anak SMP seperti saya yang sehari-hari dapat uang saku hanya 500 rupiah.
Lalu, saya vakum menulis. Kenapa? Ya karena motivasi saya hanya untuk memenuhi keinginan bisa menulis lebih bagus.
Ketika sudah dimuat itu, saya rasa keinginan sudah tercapai. Saya menulis dengan rumusan cerpen pertama saya, dan sejak itu hampir tidak pernah ditolak. Tapi saya hanya menulis kalau mood, kalau ada ide bagus. Tak ada niatan jadi penulis.
Motivasi saya lebih jadi pengusaha daripada jadi penulis. Sampai saat ayah saya bangkrut dan saya harus survive untuk kuliah; ya menulis lagi dan dari sana saya produktif menulis.
Sekarang…. sebelum anda memutuskan untuk menulis, baik menjadi penulis profesional atau sekedar hobi; pastikan anda memiliki MOTIVASI YANG BENAR.
Catat, rumuskan, taruh di depan meja tempat anda menulis. Itu yang bisa dorong anda menulis, seberapapun sulit dan lelahnya mendapatkan “tulisan pertama”.
Jangan cepat menyerah. Tuhan tidak mengharuskan kita sukses. Kita hanya diwajibkan berusaha terus menerus dan memperbaiki diri sebaik-baiknya. Jadi, benarlah berpikir, benarlah bertindak. Kesuksesan biasanya dampak dari usaha yang terus menerus dan tidak kenal menyerah.
.
Ari Kinoysan Wulandari
Griya Kinoysan University
Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!