
Pas saya ikut kelas etnofotografi dan foto kuliner, saya menemukan kesamaan pandangan: yang terpenting niatmu Masalah alat, keahlian, itu menyusul. Jadi kalau kamu memotret sesuatu mung nggo update status sosmed, yo hapemu itu
wes cukup.
Kecuali potret-potret untuk tujuan komersial, iklan produk, dll. Nah kuwi alatnya kudu memadai dan syukur-syukur ter-update. Printilan beragam alat pendukung untuk membuat fotonya layak, bagus, menarik tur memikat itu juga kudu disiapin. Tukang motretnya yo kudu paham prinsip-prinsip fotografi dan operasional penggunaan alat-alat beserta pendukungnya. Pokoke kudu tenanan yes.
Sama juga kan prinsipnya dengan menulis Kalau kamu menulis untuk sekedar hobi, yo ndak usah ngeyel mo produktif seperti penulis profesional. Itu jian cita-cita yang nggarahi mumet tur ngelu
Santai-santai ajalah, kalem bae. Bikin satu buku satu tahun wes cukup. Kamu masih bisa bekerja di bidangmu
dengan tenang, tur yo iso pamer duwe buku baru Wes bisa disebut penulis juga kan? Dan mereka yang begini ini, ya ampun bangga dan hebohnya bisa memenuhi jagat sosmed berhari-hari. Wes gakpapa, bagi saya pokmen menambah luas dunia literasi, itu oke saja.
Nah sekarang kamu sendirilah yang bisa milih dan nentuin masalah target penulisanmu. Bagi saya, apapun tujuanmu menulis; yang penting tetap semangat menulis sampai merampungkannya. Biar bisa terbit, bisa pamer, bisa narsis, bisa eksis Sekurangnya mulailah dengan menulis yang baik untuk update status di sosmedmu. Lha ya kan mumpung-mumpung sosmed di Indonesia ora bayar
Happy weekend dan happy writing
Ari Kinoysan Wulandari