Candi Nusantara: Candi Sanggrahan

Candi Sanggrahan. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.


Di antara candi-candi yang ada di Tulungagung, barangkali Candi Sanggrahan inilah yang paling populer. Mungkin karena namanya yang gampang diingat, mungkin juga karena kisah di balik candi ini yang penuh cerita dari kalangan orang-orang besar Majapahit.

Sesuai namanya Sanggrahan –yang pernah disebut dalam Kitab Negara Kertagama, Sanggraha yang berarti tempat peristirahatan di daerah Ngrowo –nama kota Tulungagung di masa Majapahit, karena berawa-rawa sering banjir kalau musim penghujan; candi ini secara umum dikenali sebagai tempat peristirahatan para pembesar Majapahit yang berkunjung ke daerah ini. Tempat ini juga merupakan tempat istirahat para pengusung jenazah Gayatri Rajapatni (istri Raden Wijaya) yang akan diperabukan di Boyolangu, Tulungagung.

Namun Candi Sanggrahan ini bukan sekedar tempat peristirahatan. Karena dari bangunan yang ada, terdapat jejak tempat pemujaan, saluran air, ruang-ruang, patung-patung Budha, jejak perabuan; yang semuanya itu mengidentifikasikan tempat ini semacam “rest area” yang lengkap.

Candi yang terletak di desa Sanggrahan, Boyolangu, Tulungagung ini dibangun pada masa Majapahit, sekitar tahun 1350 Masehi. Bagi mereka yang berkunjung ke sini tahunan silam, candi yang sekarang sudah bagus karena pemugaran.

Proses pemugaran candi di Indonesia memang tidak mudah. Selain masalah dana, mencari bentuk asli candi pun tidak gampang. Terlebih bila batu dan arca pendukung sudah banyak yang hilang. Pemugaran Candi Sanggrahan termasuk yang “sulit”.

Bila data masih tertera dalam catatan sejarah, mungkin lebih mudah. Toh kitab-kitab kuno tidak selalu detail menggambarkan bentuk asli candi di Indonesia yang jumlahnya ratusan itu 🤩 Sungguh mahakarya leluhur yang luar biasa.

Candi ini secara umum bersih, baik secara fisik maupun energinya. Keberadaannya terletak di areal terbuka, akses ke lokasi pun mudah. Kalaupun ada jejak perabuan jenazah, tidak tercatat kisah buruk yang memberi energi negatif. Warga sekitar juga tidak pernah menceritakan atau mendengar kisah mistis di areal candi ini. Ya karena fungsinya sebagai rest area, orang datang dan pergi. Tidak ada beban energi buruk di sini.

Bagi saya pribadi, datang ke sini biasa saja. Berkunjung ke Candi Gayatri terasa lebih horor. Pamor kebesaran seorang Ratu Agung Majapahit, tetap memiliki energi besar yang bikin rakyat biasa pun merinding. Yach, itu versi saya siy. Tiap orang berbeda tingkat kepekaan energinya. 😃🙏

Nah kalau kamu ke Tulungagung, wisata Candi Sanggrahan ini hanya salah satu daya tarik. Ada banyak wisata lainnya; seperti pantai-pantai, situs-situs, museum Wajakensis, kuliner, kerajinan marmer, tekstil, pabrik cokelat, kacang sanghai, dll. Kota ini di masa Majapahit adalah kota “spiritual”. Semua pembesar Majapahit yang beragama Budha ya harus beribadah di kota ini. Apalagi kalau naik pangkat, harus sowan ke sini. Karena sesepuh Majapahit, Sang Ratu Gayatri berdiam di kota ini.

Tidak heran kalau banyak jejak sejarah Majapahit di negeri asal marmer-marmer dan batu pualam yang supercantik ini. Pun tidak heran kalau kota ini masih punya banyak dukun, paranormal, sesepuh, kyai dll sebutan untuk beragam ahli spiritual yang tidak lepas dari dunia klenik dan mistik orang Jawa 😀

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *