Membukukan Naskah yang Berupa Potongan-Potongan Kisah

Gambar hanya sebagai ilustrasi. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Menulis naskah panjang itu problem dan tantangan tersendiri. Cara yang mudah adalah membuatnya menjadi bagian-bagian ringan/kecil/pendek yang gampang kita selesaikan. Jadilah banyak orang memiliki banyak sekali tulisan pendek dengan ragaman tema yang bermacam macam dan tidak sinkron. Lalu bisakah kita membukukannya sebagai satu naskah panjang yang layak jadi buku? Jawabannya, oh tentu bisa. Mari kita cek poin-poinnya.

  1. Punya naskah panjang itu tantangan tersendiri. Bikinnya lama dan sering menghabiskan energi. Karenanya ada banyak orang yang lebih senang menulis naskah yang pendek pendek. Semacam tips dan cerita pendek.
  2. Lalu bagaimana kalau naskah kita model begitu? Bukan satu dua siy, tapi banyak sekali dan beragam. Apa bisa dibukukan?
  3. Bisa lah. Yang jelas, satu buku 120-150 hlm standar itu wajib kita penuhi kalau mau bikin buku yang cukup untuk ditenteng dan bisa masuk toko toko buku besar dengan label “buku”.
  4. Langkah pertama yang mesti anda lakukan, sortir dan pilih pilih naskah pendek anda itu keseluruhannya. Mungkin anda punya seratusan naskah pendek, itu akan menyenangkan sekali.
  5. Lalu cari tema yang mayoritas banyak anda tulis; bisa sosial, makanan, resep, perjalanan, dll. Anda bebas menggolongkan tema dan ide pada saat ini ya. Ingat, berdasarkan naskah yang sudah ada. Biar anda tidak perlu bingung lagi mencari cari atau membuat yang baru.
  6. Kalau sudah ada tema yang terpilih, sortir kira kira 10-12 naskah untuk satu tema yang menarik. Anda bisa konsens pada 10-12 naskah pendek itu. Kalau total halamannya sudah 120-150 bagus sekali. Kalau tidak, sekaranglah anda mulai perlu bekerja keras.
  7. Coba buatlah setiap naskah itu menjadi 10-15 hlm, baik itu cerita atau artikel. Atau kalau anda memiliki banyak sekali tetapi kurang dari 10 atau 15 hlm, anda bisa memperbanyak judulnya.
  8. Di sini anda mesti konsisten pada tema tema yang diusung ya. Saya membuat model naskah yang seperti ini kalau tidak cukup energi untuk menulis naskah panjang. Dan menyenangkan juga. Anda bisa lihat di seri cinta, tahajud cinta, istikharah cinta, inspirasi cinta, jodoh cinta, lautan cinta, cahaya cinta, cahaya hidayah. Semuanya kisah pendek pendek. Sekali baca satu judul selesai.
  9. Bagaimanapun, menulis naskah pendek lebih gampang daripada naskah panjang. Anda hanya perlu konsisten dengan tema yang anda usung. Dan ini berlaku untuk semua jenis naskah, fiksi atau nonfiksi.
  10. Kalau tidak menyenangkan untuk menulis naskah pendek yang bisa sekali duduk anda selesaikan, sepertinya anda harus mengecek lagi motivasi anda untuk menulis. Mungkin anda tak serius ingin menulis.

Nah, jadi lebih mudah kan? Jadi menulis pendek-pendek sebenarnya adalah “menabung” untuk naskah panjang. Ya kali 300 apalagi 1000 hlm langsung sim salabim jadi. Itu siy Bandung Bondowoso bikin Candi Prambanan, eh Patung Roro Jonggrang siy….

Ari Kinoysan Wulandari

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *