Catatan Saya Tentang Soul Reflection

Saya dengan Bunda Arsaningsih. Dokumentasi Ari Kinoysan Wulandari.

Bersih Hati, Bersih Jiwa 😍 Soul Reflection (SR). Program ini sekarang tidak terpisah ya untuk pelaksanaannya. Dijadikan satu dalam rangkaian workshop yang disebut Workshop Soul Meter (WSM). Jadi kalau Teman-teman ikut workshop Soul baru-baru ini, mungkin ceritanya akan beda dengan pengalaman saya.

Ini kisah saya pas ikut program SR
di Jogja. Semoga bermanfaat bagi
Teman-teman 😍 Sabtu pagi, 2 Feb 2019 saya ikut program SR di Jogja. Saya hanya pingin ikut. Karena pas di Belitung, ada sesi Bunda Arsaningsih mengajarkan gerakan singkat dan ringan untuk melemaskan bahu yang kaku pegal kalau kebanyakan duduk menulis.

Di program ini diberikan teori dasar dan implementasi SR. Saya jadi lebih memahami diri saya. Saya happy dan tenang. Menurut
ukur pikiran, dalam 13 detik otak saya sudah tenang, anteng, meditasi. Hitung kebahagiaan dalam rate 1-10 saya berada di 8. Bahagia 😃
Itu sebelum pembersihan lho 🤗 Jadi, hidup saya memang menyenangkan, happy, sehat, sejahtera, baik dengan sesama dan insyaallah taat pada Tuhan 😍😍

Pas sesi pembersihan, saya baru sadar ada banyak sekali kemarahan, kejengkelan, kesedihan, kekecewaan yang menumpuk sedari belia. Terhadap ayah ibu saya, saudara kandung, ipar ipar, keponakan hingga kakek nenek om tante bude pakde, sepupu, sahabat, teman, relasi, orang-orang yang saya kenali dalam berbagai urusan. Ya sudah saya memaafkan dan meminta maaf atas segala ketidaknyamanan itu. Berat banget dan berasa itu lho diangkatnya dari tubuh jiwa saya.

Yang paling sulit adalah sesi memaafkan dan minta maaf kepada orang terkasih, pasangan hidup, dan anak anak. Saya menolaknya. Saya sudah malas mengurusi soal pasangan hidup. Terlalu banyak luka, tidak percaya pada cinta. Bahkan 6 bulan terakhir, saya berlaku sangat menjengkelkan dan berusaha membuat marah orang yang baik sekali pada saya. Pokoknya ngeselin deh🙈 Biar dia nggak senang dan saya nggak sampe jatuh cinta berujung luka pedis😆😅

Pembersihan batin itu dipandu oleh Bunda Arsaningsih. Saya menolak memaafkan dan minta maaf. Lha kok, Bunda Arsaningsih
masih saja terus menyuruh minta maaf dan memaafkan. Mungkin dasar hati saya baik
juga 😎😍 jadi saya yo nggak mau menyusahkan orang. Dia baik tapi saya menjengkelkan tentu mengganggu hidupnya. Ya sudah, perlahan sekali saya meminta maaf dan memaafkan.

Saya merasa ada banyak lagi beban yang diangkat dari bahu jiwa saya. Masih ada beberapa jeda dalam sesi pembersihan, saya melihat cahaya yang terang dan kilasan masa depan saya 😍❤😇

Dan ketika membuka mata, saya limbung. Pusing banget. Dokter Rastho bilang, biasanya itu sebentar saja. Esok sudah pulih. Baiklah. Pulang saya merasa ngantuuk sekali, tapi masih sadar.

Sampai rumah saya menelpon orang yang sudah saya buat jengkel selama itu. Biasanya jangankan menelpon, dia telpon sj bisa ntar-ntar saya angkatnya, WA balasnya bisa 2×24 jam 😂🤣🙈 Kalau nggak saking sabarnya dia, mungkin sudah tidak peduli lagi sama saya😅

Eh tapi malam itu berubah lho, saya baik-baik saja. Tenang, nggak marah, nggak kesal. Kami bisa bercerita macam-macam, tertawa bersama. Lama sekali 😁 Saya sudah bisa menerima kehadirannya, tidak mengganggunya lagi dengan energi negatif. Tiba-tiba saya berdoa dia juga salah satu takdir baik untuk saya. 😍😍 *Dan ya ternyata bukan orang yang harus menetap di hidup saya 😃🙏

Ternyata pembersihan masih berlangsung. Bangun pagi karena adzan Shubuh, tubuh saya lemas luar biasa. Hari Minggu itu, saya buang air besar 12 atau 13 kali dengan range jarak 2 jam an. Terjawab sudah pertanyaan ke dokter, kenapa perut saya keras meski tidak ada pasokan makanan. Dokter bilang tidak apa, saya tidak sakit. Ya itu isinya kotoran membatu karena hati yang kaku. Sekarang perut saya sudah lunak seperti orang normal.

Hari Senin saya masih lemas. Pembersihan terus berlangsung. Saya ketakutan. Pas haid, darah tidak lagi merah. Tapi hitam bergumpal gumpal dan banyak sekali. Saking takutnya, saya menelpon dokter langganan dan dibilang kalau tidak sakit, tidak apa. Teringat hari Minggu, saya pikir ini juga kotoran tubuh menahun yang sedang dikeluarkan. Jadi lebih tenang.

Selasa sore Dokter Rastho memforward pesan-pesan dan saya bilang tubuh saya lemas 2 hari, tanpa cerita di atas. Lagi-lagi katanya tidak apa-apa dan malah menyarankan meditasi harian. Ya memang lebih ringan.

Rabu pagi, saya bangun dengan tubuh fresh dan jiwa yang lebih bugar. Nggak ada lagi keinginan marah, kesal, jengkel, atau sedih. Saya berdoa hidup saya lebih sehat, baik, happy, makmur, semakin bersyukur dan taat pada Tuhan 😍😍 Eh iya, sepanjang hari ini ada banyak sekali kabar baik. Alhamdulillah 😊🤗

Terimakasih Bunda Arsaningsih dkk Soul. 😍
Teman-teman coba ikut program WSM, meski hidup kelihatan baik baik saja. Soalnya beban hati dan jiwa itu nggak terdeteksi medis klinis dan baru ketahuan dengan metode Soul Meter (SM).

Hidup saya luarnya yo baik baik, tapi ternyata di dalam ada banyak beban hati dan jiwa yang perlu dilepaskan. Sekarang siy sudah lebih nyaman. Tubuh ringan banget dan berasa plong sekali 😍

Hidup di dunia memang penuh masalah, tapi kita harus bahagia untuk menemukan surga di kehidupan yang abadi.

Ari Kinoysan Wulandari
Be happy be productive.

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *