Setahunan: Selamatan Bayi 1 Tahun (420 Hari)

Artikel ini telah dimuat di nongkrong.co pada hari Sabtu, 2 Juli 2022 dengan link sebagai berikut.

https://www.nongkrong.co/lifestyle/pr-4313795701/setahunan-selamatan-bayi-1-tahun-420-hari

NONGKRONG.CO —Setahunan adalah selamatan bayi yang berumur 1 tahun (Jawa) atau 420 hari (12 x 35 hari). Bagi orang Jawa, selamatan setahunan ini tidak sepenting selamatan tedhak siten atau pitonan. Mereka biasanya menyelenggarakan selamatan setahunan dengan lebih sederhana dibandingkan dengan pitonan.

Pada saat acara setahunan ini, semua uborampe atau perlengkapan selamatan dapat dikatakan lebih kurang sama dengan acara selapanan atau telonan. Beberapa pihak bahkan mengatakan, untuk selamatan setahunan ini mereka tidak membuat nasi berkat secara tradisional. Acara selamatan setahunan-nya dibarengkan dengan acara ulang tahun ke-1 si anak. Biasanya hidangan makannya sesuai selera si pengundang dan tersedia kue-kue ulang tahun untuk anak-anak.

Bagi mereka yang masih membuat nasi berkat untuk acara selamatan setahunan ini, biasanya mereka mempersiapkannya untuk dibagi-bagikan. Pada acara ini uborampe yang harus disiapkan ada tujuh macam, yaitu (1) tumpeng, (2) sayur 7 macam, (3) telur ayam rebus 7 butir, (4) cabai, bawang merah, dan bawang putih, (5) nasi gudangan, (6) buah-buahan sebanyak 7 macam, dan (7) bubur merah putih 7 porsi. Setiap uborampe merupakan simbol sesuatu dan memiliki makna filosofis yang berbeda-beda.

Pertama, tumpeng.

Tumpeng adalah simbol hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan YME. Semakin baik dan tinggi tumpeng yang dibuat, menandakan harapan agar hubungan manusia dengan Tuhannya pun dari waktu ke waktu semakin baik.

Tumpeng yang dikelilingi oleh lauk pauk di bagian bawahnya merupakan simbol dari masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan dengan berpusat pada gunung (yang diyakini oleh orang Jawa di masa lampau sebagai tempat tinggalnya TuhanYang Maha Kuasa). Tanah-tanah di sekitar gunung dianggap sebagai tanah yang paling subur. Tanah subur menghasilkan panen pertanian yang melimpah. Berlimpahnya hasil panen akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Itulah pengertian dari tumpeng dalam pandangan sebagian besar orang Jawa.

Kedua, sayur 7 macam.

Jenis sayuran dalam selamatan setahunan ini bebas sesuai dengan selera penyelenggaranya. Dalam selamatan setahunan harus ada kangkung dan kacang panjang. Kangkung menjadi simbol permintaan agar si bayi terus jinangkung atau terjaga dalam pemeliharaan Tuhan.

Kacang panjang merupakan simbol permohonan agar si bayi panjang umur. Sayur 7 macam ini menyimbolkan agar kelak si bayi dapat hidup seperti sayur-sayuran itu. Mudah tumbuh, mudah membaur di segala situasi, dan bermanfaat bagi banyak orang.

Ketiga, telur ayam rebus 7 butir.

Telur yang masih mentah gampang rusak, jatuh pun langsung ambyar. Itulah sebabnya dalam selamatan setahunan, telur yang disediakan harus sudah direbus. Telur rebus lebih kuat, tidak gampang pecah, mudah dimakan, dan lebih mudah diberikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain. Telur rebus merupakan harapan agar si bayi menjadi orang yang berkepribadian baik dan tangguh.

Keempat, cabai, bawang merah, dan bawang putih.

Ketiga bumbu dasar dapur orang Jawa ini harus ada dalam selamatan setahunan. Dengan ketiga bumbu dasar ini, orang Jawa bisa memasak segala jenis masakan. Ini merupakan simbol agar si bayi kelak menjadi mandiri, tidak menjadi tanggungan orang lain, dan bermanfaat bagi sesamanya.

Kelima, nasi gudangan. 

Nasi gudangan berisi nasi dan sayur urap yang komplit. Filosofi penting dalam nasi gudangan ini adalah adanya urap yang berarti urip kudu urup. Seseorang harus bisa menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya agar dapat hidup dengan baik di tengah masyarakat.Orang Jawa pada prinsipnya memegang konsep kemandirian dalam kehidupan.

Keenam,  buah-buahan 7 macam.

Pada saat acara selamatan setahunan, buah-buahan 7 macam ini jenisnya bebas. Sesuka orang tua si bayi atau penyelenggarannya. Makna filosofis yang ada dalam pengadaan buah ini adalah harapan agar si bayi kelak menghasilkan “buah”. Si bayi kelak mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Ketujuh, bubur merah putih 7 porsi.

Sebagaimana selamatan lainnya, bubur merah putih pada selamatan setahunan ini melambangkan kehidupan dan kerukunan bersama. Adanya bubur merah putih diharapkan dapat menjadi pendorong bagi si bayi kelak agar dapat hidup rukun dengan keluarga, kerabat, tetangga, relasi, dan masyarakat luas; serta memberikan kontribusi yang banyak untuk bangsa, negara, dan agama.

Itulah ubarampe selamatan setahunan bayi. Setelah semua siap, semua akan dihajatkan oleh tetua atau pinisepuh di keluarga tersebut. Si bayi yang hendak diselamati setahunan biasanya ditempatkan di sekitar nasi berkat yang sudah disiapkan.

Pada saat selamatan setahunan, sebagian besar orang Jawa membacakan atau melakukan doa bersama untuk kesehatan, keselamatan, kebahagiaan, dan keberkahan si bayi dan keluarganya dalam bahasa Jawa. Namun sebagian ada yang membacakan doa dalam bahasa Arab. Biasanya doa yang dibaca dalam acara selamatan setahunan adalah sebagai berikut.

  1. Doa Mohon Keberkahan untuk si Bayi

Dalam hadist dikisahkan bahwa Abu Musa RA mengatakan, “Ketika anakku lahir, aku membawanya ke hadapan Nabi SAW (Muhammad SAW). Beliau memberi nama bayiku Ibrahim, dan mentahnik dengan kurma, lalu mendoakannya dengan keberkahan. Kemudian beliau kembalikan kepadaku.” (HR Bukhari 5467 dan Muslim 2145).

Berkaitan dengan doa keberkahan untuk si bayi, tidak ada doa yang khusus atau tertentu. Namun di kalangan orang Jawa, banyak di antara mereka yang membacakan doa ini.

Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii wa athil hayaatii ‘ala tho’atik wa ahsin ‘amalii wagh-fir lii.

Artinya:

“Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.”

  • Doa Meminta Perlindungan dari Godaan Setan

Doa ini diambil dari Surat Al Baqarah ayat 255 atau yang terkenal dengan sebutan ayat kursi berikut ini.

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim”.

Artinya:

“Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain  Dia yang hidup kekal, lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.

  • Doa agar Bayi Menjadi Anak Sholeh dan Sholeha

Pada acara setahunan, para undangan biasanya diajak juga untuk mendoakan banyak orang. Sekurangnya mereka akan Surat Al Fatihah untuk berbagai pihak. Pertama, membacakan Al Fatihah untuk Nabi Muhammad SAW. Kedua, membacakan Al Fatihah untuk para aulia dan ulama. Ketiga, membacakan Al Fatihah untuk seluruh nabi, aulia, ulama, syuhada, sholihin, dan seluruh umat islam. Keempat, membacakan Al Fatihah untuk seluruh leluhur keluarga. Kelima, membacakan Al Fatihah secara khusus untuk orang tertentu.

Berikut ini bacaan Surat Al Fatihah dan artinya:

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Alhamdu lillaahi Rabbil ‘aalamiin

2. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,

Ar-Rahmaanir-Rahiim

3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

Maaliki Yawmid-Diin

4. Pemilik hari pembalasan.

Iyyaaka na’budu wa lyyaaka nasta’iin

5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Ihdinas-Siraatal-Mustaqiim

6. Tunjukilah kami jalan yang lurus

Siraatal-laziina an’amta ‘alaihim ghayril-maghduubi ‘alaihim wa lad-daaalliin

7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Baru setelah kegiatan membacakan Al Fatihah untuk banyak orang ini selesai, akan dibacakan doa untuk si bayi.

Allahummaj ‘al awladana awladan sholihiin haafizhiina lil qur’ani wa sunnati fuqoha fid diin mubarokan hayatuhum fid dun-ya wal akhirah

Artinya: 

“Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami anak yang saleh salehah, orang-orang yang hafal Alquran dan sunah, orang-orang yang paham dalam agama dibarokahi kehidupan mereka didunia dan di akhirat.”

  • Doa Selamat Dunia Akhirat

Selamat sejahtera dunia akhirat adalah harapan setiap orang Jawa yang mempercayai keberadaan Tuhan sebagai penciptanya. Oleh karena itu, pada selamatan setahunan ini, biasanya dibacakan juga doa selamat dunia dan akhirat.

Allaahumma innaa nas aluka salaamatan fid diin, wa ‘aafiyatan fil jasad, wa ziyadatan fil ‘ilmi, wabarokatan dir rizqi, wa taubatan qoblal maut, warohmatan indal maut, wa maghfirotan ba’dal maut. Allaahumma hawwin ‘alainaa fii sakarootil maut, wan najaata minan naar, wal ‘afwa indal hisaab.”

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, tobat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut. Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab.”

Kegiatan pembacaan doa dilakukan setelah sesepuh melakukan pemberkatan atau memberikan doa pada semua uborampe perlengkapan selamatan yang telah dipersiapkan. Selanjutnya akan membaca semua doa tersebut.

Setelah doa bersama yang lebih panjang, bila dibandingkan pada acara selamatan brokohan, sepasaran, selapanan, telonan, tedhak siten; akan dilanjutkan dengan kenduri atau makan bersama. Kemudian ditutup dengan doa selamat dan keberkahan untuk semua pihak. Seterusnya semua tamu kembali ke rumah masing-masing dengan membawa nasi berkat yang telah dipersiapkan.

Seperti itulah selamatan setahunan bayi di lingkungan orang Jawa yang masih umum dilakukan. Ubarampe atau perlengkapan dari sega berkat dalam acara ini bisa beragam sesuai dengan adat daerah masing-masing. Secara umum orang Jawa masih dapat mengidentifikasi selamatan setahunan bagi bayi sesuai dengan uraian di atas.

Catatan:

Penulis adalah peneliti budaya Jawa dan dosen PBSI, FKIP, Universitas PGRI Yogyakarta. Web pribadi: arikinoysan.com

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *