National Journal adalah tulisan saya di jurnal-jurnal ilmiah nasional. Berikut ini di antaranya.
KAJIAN SEMANTIK PROTOTIPE TERHADAP ISTILAH “DESA WISATA”
Jurnal Sasdaya, FIB, UGM, SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities, Vol 4. No. 1, 2020
PANDANGAN PENUTUR BAHASA JAWA TERHADAP CACAR: KAJIAN ETNOLINGUISTIK
Jurnal Mozaik Humaniora, Vol 18, No. 1 (2018)
Abstract: Cacar merupakan salah satu penyakit dalam kehidupan orang Jawa. Cacar dianggap sebagai penyakit alamiah. Penderita diisolasi selama pengobatan dan diberikan obat-obatan sesuai dengan ramuan untuk obat cacar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan klasifikasi penyakit cacar dan pengobatan tradisionalnya. Berdasarkan klasifikasi dan pengobatan tradisional terhadap cacar akan diketahui cara pandang orang Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik dengan rancangan penelitian kualitatif. Istilah cacar yang dibahas sangat tergantung konteks cacar dalam bahasa Jawa. Pengumpulan data dengan cara partisipasi observasi dan wawancara. Bahasa Jawa memiliki setidaknya 13 leksikon cacar. Klasifikasi cacar dalam bahasa Jawa terdiri dari level 0 Unique Beginner, level 1 Life Form, level 2 Generic, level 3 Specific, dan level 4 Varietal. Klasifikasi dan pengobatan tradisional cacar oleh orang Jawa berasal dari pemikiran dan pandangannya. Orang Jawa memandang cacar berhubungan dengan kehidupan dan kematian seseorang, menganggap cacar sebagai masalah semua kalangan, nama cacar sesuai dengan cirinya agar mudah diingat, sakit bukan hal yang perlu dikeluhkan, dan setiap penyakit selalu ada obatnya. Hal itu disebabkan oleh karakter orang Jawa yang prêmati ‘teliti’, tanggon ‘teguh’, wêgig ‘mampu mengatasi masalah’, mugên ‘berkonsentrasi’, mumpuni ‘menguasai berbagai hal’, dan adaptif atau terbuka terhadap hal-hal baru.
Keywords: cacar, pandangan masyarakat, karakter, klasifikasi, pengobatan tradisional
Abstract: The metaphor is born because of the limitations of human language, while the human mind is unlimited. This research data is a metaphor in the Para Priyayi novel. This study uses a qualitative research design or research context. Metaphors are covered depends context of existing metaphors in the Para Priyayi novel. Metaphoric consists of nine patterns, namely (1) one sentence, one metaphor, (2) one sentence, two metaphors, (3) one sentence, three metaphors, (4) tenor at the front, the vehicle in the behind, (5) vehicle at the front, tenor in the behind, (6) noun – verb, (7) verb – noun, (8) noun – adjective, and (9) the frozen form. As there are four kinds of metaphor, namely (1) a metaphor of man, (2) a metaphor of animal, (3) a metaphor of plant, and (4) a metaphor of natural circumstances. The sphere of life that exists in the Para Priyayi novel metaphor includes five programs: (1) economics, (2) the family, (3) community, (4) the natural environment, and (5) of religion and belief. The values of local wisdom includes nine things, namely (1) character, (2) ethics, (3) chivalry, (4) the concept of Manunggaling Kawula kalawan Gusti, (5) education, (6) the attitude of the community, (7) moral education, (8) self-control, and (9) leadership. The research proves that metaphor in the Para Priyayi novel has certain forms and types, contains the realm of Javanese life, and the values of Java local wisdom.
Keywords: Metaphor, local wisdom, Para Priyayi novel, the realm of life
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tipe-tipe struktur dan hubungan antarklausa kalimat majemuk dalam bahasa Jawa ngoko. Kalimat majemuk adalah kalimat yang hubungan klausanya paralel, sama atau tidak memiliki klausa bawahan. Data diperoleh dari intuisi peneliti sebagai penutur bahasa Jawa serta menyimak percakapan yang berlangsung dalam bahasa Jawa. Data dianalisis menggunakan teknik distribusi untuk mengidentifikasi struktur dan teknik identitas untuk memperjelas konstituen. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pada kalimat majemuk terdapat dua hal yang utama, yang berdasarkan struktur terdiri atas empat jenis, yaitu: (1) Subyek Predikat (Obyek) (Pelengkap) (Keterangan) + SP(O) (Pel) (Ket) + SP(O)(Pel)(Ket), (2) SP1 + P2 + P3, (3) P1 + S1P2 (+ P3), and (4) S1P1 + S2. Sementara itu, yang berdasarkan hubungan klausa, terdiri dari lima jenis, yaitu: (1) hubungan penjumlahan, (2) hubungan pilihan, (3) hubungan perlawanan, (4) hubungan berlebihan, dan (5) hubungan yang terus menerus atau berkesinambungan.
Kata Kunci: hubungan klausa, kalimat majemuk, teknik distribusi, teknik identifikasi, bahasa Jawa ngoko
Full text bisa diakses di sini.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/4179